Di Bawah Bayangan Kelud - PDF Free Download (2025)

Majalah Internal triwulan

Volume: 011 | Th-III. Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Bioetanol

Menjajaki Pasar Luar Negeri Lomba Karya Tulis Internal PTPN X 2014

Rangsang Karyawan agar Melahirkan Ide baru Rakor Gula

Empat Jurus Benahi Gula 2014

Menuju Giling tahun 2014

Di Bawah Bayangan Kelud

VISI Menjadi perusahaan agroindustri terkemuka yang berwawasan lingkungan.

MISI Berkomitmen menghasilkan produk berbasis bahan baku tebu dan tembakau yang berdaya saing tinggi untuk pasar domestik dan internasional dan berwawasan lingkungan. Berkomitmen menjaga pertumbuhan dan kelangsungan usaha melalui optimalisasi dan efisiensi di segala bidang. Mendedikasikan diri untuk selalu meningkatkan nilai-nilai perusahaan bagi kepuasan stakeholder melalui kepemimpinan, inovasi dan kerjasama tim serta organisasi yang profesional.

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

emplasemen

[ salam redaksi ]

Semangat Pembaharuan

T

ak terasa, tahun telah berganti. Lembar­ an 2013sudah kita lalui dengan suka duka akibat anomali iklim yang berkepanjangan. Meskipun fenomena iklim tersebut senyata­ nya tetap menurunkan kapasitas produksi akibat kualitas rendeman yang juga menurun, namun hal itu tak menyurutkan kinerja dan performa perusa­ haan yang tetap semangat dan sehat. Alhamdulillah, meskipun perdagangan gula tahun 2013 tak semoncer tahun2012, kita patut ber­ syukur PT Perkebunan Nusantara X (Persero) masih mampu mengukuhkan posisi sebagai pemimpin pasar di industri pergulaan nasional. Produksi gula PTPN X di tahun 2013 mencapai 485.239 ton dari sebelas PG yang dimiliki. Rendemen yang dibubuhkan PTPN X sendiri mencapai 7,21 persen. Paling membanggakan, em­ pat pabrik gula milik PTPN X masuk dalam jajaran 10 besar PG dengan rendemen terbaik se-Indonesia. Itulah yang harus menjadi pelecut untuk mengo­ barkan semangat yang lebih besar di tahun yang baru ini. Dengan menerapkan inovasi dan kerja keras, dampak negatif anoma­ li iklim dapat diminimalisir secara apik. Untuk mening­katkan produktivitas di tahun 2014 ini, telah dilakukan berbagai langkah. Sebagian evaluasi 2013 dan rencana 2014 terpapar dalam PTPN X Magz volume 11 ini, berikut dengan segala kemungkinan yang terjadi.Terutama menghadapi anomali iklim dan fenomena bencana alam, seperti halnya letusan gunung Kelud, yang beberapa waktu lalu melanda wilayah Kediri, Blitar, Tulungagung, dan Jombang. Kami juga sampaikan beberapa PG yang memi­ liki prestasi dalam pengelolaan sisa giling, dan juga pengelolaan performa pabrik. Tak kalah penting,

kami beritakan juga tentang pengembangan unit usaha bioetanol yang sudah mulai beroperasi. Kami juga memuat beberapa artikel hasil lomba karyawan PTPN X yang kami anggap sangat layak untuk kita baca dan elaborasi bersama. Selaras dengan semangat pembaharuan, di tahun baru ini kami juga sedikit melakukan perubahanperubahan dalam hal redaksional dan rubrikasi. Kami merubah nama rubrikasi dengan istilah yang lebih khas dan mencerminkan isi dari rubrikasi itu sendiri. Antara lain, untuk Laporan Utama menjadi Sukrosa yang merupakan kandungan utama dari gula – komoditas utama PTPN X, ruang Keseha­ tan yang kami ubah namanya menjadi Ste­ toskop, serta halaman Buritan yang biasa membahas isu-isu aktual dan fenom­ enal sebagai bagian anti-klimaks telah berganti nama menjadi Kristalisasi. Perubahan perwajahan juga kami lakukan agar per­ forma majalah PTPN X lebih enak dibaca dan makin elegan. Tentu semua upaya ini adalah un­ tuk memberikan layanan yang terbaik bagi pembaca sekalian. Hal ini tampak­ nya sejalan dengan harapan dari Direktur Utama PTPN X saat peringatan tahun baru 2014 Januari lalu, agar semua lini kerja melakukan inovasi. Di tahun ini ia berharap, agar pencapaian atau prestasi yang sudah ditorehkan menjadi semangat untuk menapaki tahun 2014 lebih baik lagi, sehingga PTPN X terus tetap mengukuh­ kan prestasi sebagai BUMN gula nomor satu di Indonesia. Akhirnya kami sampaikan selamat membaca. Salam Redaksi

Penanggung Jawab: Subiyono | Pemimpin Umum: Dhimam Abror Djuraid | Wakil Pemimpin Umum: Mochammad Cholidi | Pemimpin Redaksi: Cipto Budiono | Redaktur Pelaksana: Siska Prestiwati Wibisono | Dewan Redaksi: Hera Hertantina, Ayu Firdayanti Suraida, Okta Prima Indahsari | Sekretaris Redaksi: Endang Sri Juwita Riastuti | Redaktur: R Giryadi | Reporter: SAP Jayanti, Sekar Arum Catur Murti | Fotografer: Dery Ardiansyah | Artistik: Demetrius Angger P | Iklan: Iwan Tuasela, Suprapti | Sirkulasi/Produksi: Suryanto | Keuangan: Lestariningsih | Alamat Redaksi, Iklan, Sirkulasi: Jl. Jembatan Merah No. 3-11, Surabaya 60175. Telepon: (031) 3523143 | Fax: (031) 3557574 | email: [emailprotected] cover: Gunung kelud setelah hujan abu | foto:

1

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

sajian

volume.11

ptpnx-Magz dapat juga diakses dalam bentuk e-magazine di: http://www.ptpn10.co.id

sukrosa  Menuju Musim Giling 2014

”Di Bawah Bayangan Kelud” Anomali iklim dan letusan gunung Kelud, membayangi musim giling 2014. Namun PT Perkebunan Nusantara X (Persero) sudah menyiapkan jurus antisipasi.

Lomba Karya Tulis (LKT) Internal PT Perkebunan Nusantara X (Persero) kembali digelar. Ada beberapa pembaruan pada LKTI tahun ini.

Merenungkan 2013, Memapak Optimistis 2014 | 43  Rakor Gula

Empat Jurus Benahi Gula 2014 | 45  Kelompok Kelancaran Pasokan Tebu

 Salam | 3

varietas  Biokompos PTPN X Siap

Hijaukan Masjid | 04

 Lomba Karya Tulis Internal II

Ed0

tebu

 Manajemen maintenance alsin

 Bioetanol

 Ribuan Pohon untuk Generasi

Pasar Internasional sebagai Alternatif | 24

 Tjeppy D Soedjana

 Cara Jitu PG

Penerus | 06

Purna Tugas Sang Inspirator | 08  Resolusi Tahun Baru

Tetap Unggul di Tengah Anomali Iklim | 10

Modjopanggoong Terapkan Manajemen Ampas | 26

 Manajemen k3

Bukan Biaya Tapi Investasi | 28

Bawa Pesan Damai di Lingkungan Kerja | 12  Peringatan Maulid Nabi PTPN X

Meneladani Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW | 14  Peduli Bencana

Karyawan PTPN X Salurkan Rp150 Juta | 16  PTPN X Terima Bendera K3 | 18

Harta Kekayaan ke KPK | 20

2

Historical Information untuk Ketepatan Perawatan | 54 Ampas Tak Lagi Pas-pasan | 56  Sumber Daya Manusia

Langsing, Lincah, dan Kompeten | 58 Awal Musim Kemarau Diprediksi Normal | 60  Akselerasi Pengembangan Tebu Madura

 Pasar Telur Ayam Terbuka

Pengembangan lahan di Madura untuk mendukung pembangunan pabrik gula baru di Pulau Garam menghadapi sejumlah kendala. Strategi dijalankan agar target pembangunan PG dua tahun lagi bisa terwujud

rendemen  Peningkatan Kompetensi Kepemimpinan

Dongkrak Kinerja SDM PTPN X | 32

 Pelatihan Tingkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

SDM Berkualitas Siap Songsong IPO | 34  Kehumasan di Era Keterbukaan

Informasi Publik | 35

 Kehumasan  Cegah Korupsi, Laporkan

PTPN X Terapkan Sistem Kluster | 50

besno Lebar | 30

 Peringatan Natal PTPN X

Optimalkan Produktivitas Tanaman | 47

Menggali Ide yang Inovatif dan Konstruktif | 22

Membangun Citra Positif Perusahaan | 36

Dua Strategi Uber Target Bangun PG | 61

38

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Untuk informasi iklan dan berlangganan, hubungi kami di: Jl. Jembatan Merah No. 3-11, Surabaya 60175. Telepon: 081xxx (Prapti) | Fax: (031) 3557574 | email: [emailprotected]

filter  Borong Juara, PG Meritjan

Tak Berpuas Diri | 63

okra

nira

 Segitiga Bermuda Pulau Garam, Kunci

 Masakan Pedas, Pedaaasss, Puuuueedasss! | 72

Sukses Industrialisasi Gula | 65

 Jurus Tandur Pabrik Gula di Madura | 67

- Enam Manfaat Makanan Pedas - 10 Kuliner Paling Pedas di Dunia

 Menggali Potensi Tersembunyi di Pulau

sbagasse

waring

 Piala Dunia 2014 Siapa Juaranya!? | 76

 Sehatkan Jiwa dengan Bahasa Hati | 72

dekblad

Madura | 70

Surabaya identik sebagai gudangnya makanan enak-enak dan pedas. Enaknya tak tergambarkan, pedasnya ruuuaaarr biassaaaa..!

Paket Hemat ke Tembok China | 76

Komunikasi yang baik antara sesama maupun dengan anggota keluarga, ternyata bisa menyehatkan jiwa.

prof-it

 PG Djombang Baru Juara Lomba

Manajemen Administrasi | 74

 IIKB Adakan Sosialisasi

BPJS di PTPN X | 75

stetoskop  BPJS

Menjamin Kesehatan Seluruh Warga Negara | 76

 satelit

Berwisata ke luar negeri bersama keluarga menjadi impian banyak orang. Sayang, faktor biaya selalu menjadi kendala. Tetapi, kalau cermat dan cerdik mencari paket tur yang bagus, kita bisa ngelencer ke luar negeri bersama keluarga dengan “pahe” alias paket hemat.

Memantau Bumi dari Tepi Langit | 76

kristalisasi 

Si Botol [Catatan dari China] | 76

lori

98

3

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

varietas

[ variasi kegiatan perusahaan ]

Biokompos PTPN X Siap Hijaukan Masjid

 Wujud kepedulian lingkungan karyawan PTPN X (Persero) dengan penghijauan di areal Masjid Al Akbar Surabaya.

PT Perkebunan Nusantara X (Persero) melalui Pabrik Gula Watoetoelis, menyiapkan biokompos untuk penghijauan masjid. Bantuan ini guna mendukung gerakan ‘Komitmen Penghijauan Lingkungan Masjid. Satu Milyar Pohon’. 4

„„laporan: SAP Jayanti

Kementerian Kehutanan bersa­ ma Dewan Masjid Indonesia serta Mas­ jid Nasional Al Akbar dan Universi­tas Wijaya Kusuma Surabaya, menginisia­ si gerakan penghijauan masjid. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Jawa Timur, Dr. H. M. Ro­ziqi MM mengatakan gerakan ini di­ awali dengan adanya perjanjian kerja­ sama antara DMI dengan Kementerian Kehutanan yang ditandatangani perte­ ngahan tahun 2013 lalu. Masjid Nasio­

foto:Dery Ardiansyah

nal Al Akbar yang ada di Surabaya men­ jadi penanda dimulainya gerakan ini. Gerakan ini menurut Roziqi bertu­ juan untuk mengurangi polusi udara di area sekitar masjid. Juga sebagai sim­ bol bahwa masjid tak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah. Lebih dari itu, masjid juga turut serta dalam manaje­ men lingkungan hidup. Setidaknya se­ telah ditanami berbagai macam pohon, lingkungan masjid bisa lebih asri, se­ juk dan hijau sehingga umat pun bisa beribadah dengan lebih khusyuk. Penanaman pohon yang sudah di­

varietas

lakukan di Masjid Al Akbar diharap­ kan juga bisa menjadi percontohan lingkungan masjid yang bagus di Jawa Timur. ”Masjid Al Akbar juga sudah dinobatkan sebagai masjid paripurna tingkat nasional,” ujar Roziqi. Ia menambahkan, penghijauan di lingkungan masjid tidak hanya ber­ henti di Masjid Al Akbar saja. Seluruh masjid yang memiliki lahan untuk di­ tanami pohon bisa mengajukan untuk ditanami ke Dinas Kehutanan di ma­ sing-masing kota atau kabupaten. ”Dalam menjalankan gerakan ini kami tentu bekerjasama dengan forum komunikasi masyarakat yang ada di daerah. Kami juga sudah memberikan surat edaran koordinasi dengan Dinas Kehutanan di daerah,” tuturnya. Direktur Masjid Al Akbar, Endro Siswantoro mengatakan masjid yang terletak di kawasan Gayungsari Sura­ baya tersebut memiliki lahan seluas 7 hektar dengan luas bangunan 1,2 hek­ tar dan saat ini sudah ditanami 850 pohon dari 23 jenis pohon berbeda. Beberapa dari tanaman yang sudah di­ tanam memiliki kegunaan lain. Bukan hanya sebagai penyejuk teta­ pi juga menahan deru suara kendaraan

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

yang melintas di jalan depan masjid. Pohon-pohon yang ditanam nantinya juga bisa digunakan sebagai bahan penelitian dan pengembangan biologi, pertanian dan laboratorium bagi pela­ jar dan mahasiswa. Beberapa jenis pohon yang ditanam juga merupakan tanaman buah, yaitu mangga. ”Biasanya kami sampai panen mangga. Tapi entah kenapa tahun ini sedikit sekali buahnya,” kata Endro. Selain bantuan pupuk, pada ke­ sempatan tersebut Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur juga menyum­ bangkan 1.018 bibit pohon. Bibit-bib­ it pohon tersebut akan dibagi ke 99 masjid yang ada di sekitar Masjid Al Akbar. Penerimaan bibit pohon diwa­ kili secara simbolis oleh tiga masjid yaitu Masjid Al Wahyu, Masjid Al Huda dan Masjid An Nur. Sedianya, seribu bibit tersebut ren­ cananya tak hanya akan ditanam di lingkungan Masjid Al-Akbar, namun juga dibagikan ke 99 masjid sekitar, antara lain Masjid Al-Huda, Masjid AlWahyu, dan Masjid An-Nur. Sementara itu, Sekretaris Perusa­ haan PTPN X, Ir. Moch Cholidi me­ ngatakan, PG Watoetoelis berperan

dalam gerakan Satu Milyar Pohon de­ ngan menyumbangkan 30 ton biokom­ pos. ”Kami berharap bisa mendukung gerak­an penghijauan ini dan yang lain­ nya,” kata Cholidi. Bantuan biokompos, tambah Cho­ lidi, tidak hanya tersentralisir di Sura­ baya saja tetapi juga tersebar di kabu­ paten/kota di Jawa Timur. Masjid yang juga ingin mendapatkan biokompos tersebut bisa mengajukan ke Pabrik Gula terdekat. Kegiatan ini sendiri memiliki ke­ sama­an dengan visi PTPN X sebagai perusahaan agrobinis yang berwawasan lingkungan. Melalui masjid sebagai peng­geraknya, penyadaran ma­syarakat mengenai pentingnya menjaga kondisi lingkungan bisa dilakukan melalui as­ pek religius. Apalagi lingkungan meru­ pakan amanah dari Tuhan yang harus dijaga untuk bisa diwariskan ke anak cucu mendatang. Cholidi menuturkan, pupuk bio­ kompos yang disumbangkan meng­ andung nutrisi tinggi. Tidak hanya NPK-nya yang lengkap, nutrisi mikro­ nya juga lengkap. Bahkan biokompos tersebut sudah mengandung bakteri pengurai sekaligus.

foto:Dery Ardiansyah

 PG Watoetoelis berperan dalam gerakan Satu Milyar Pohon dengan menyumbangkan 30 ton biokompos.

 Sekretaris Perusahaan PTPN X, M. Cholidi menanam pohon di Masjid Al Akbar Surabaya sebagai titik awal dimulainya gerakan satu miliar pohon ini foto:Dery Ardiansyah

5

varietas

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Ribuan Pohon untuk Generasi Penerus Untuk menjaga keseimbangan alam, PT Perkebunan Nusantara X (Persero) menggelar Pekan Penghijauan melalui PG Pesantren Baru, Kediri. 13.520 batang pohon ditanam di Desa Jambangan Wates, area Pusat Penelitian (Puslit) Djengkol. „„laporan: siska prestiwati

PG Pesantren Baru, Kediri, melakukan penanaman ribuan pohon di waduk Jambangan bersama Pemerintah Dae­ rah (Pemda) Kediri, (14/12/2013). Ke­ giatan dengan tema “Wariskan Hijau yang lebih baik bagi Generasi Penerus“ ini, bertujuan menghijaukan wilayah waduk dari kerusakan alam. General Manager PG Pesantren Ba­ ru, Drs. H. Arifin, MM mengatakan aksi tanam pohon ini adalah bagian dari upaya perusahaan memberikan manfaat bagi alam dan masyarakat se­ kitarnya. Arifin menyebutkan dalam kegiatan penanaman pohon tersebut, pihaknya

menanam 13.520 batang pohon yang terdiri dari 12 ribu batang Pohon Sir­ sat, 500 batang Pohon Cangkring, 300 batang Pohon Pule, 300 batang Po­ hon Trembesi, 150 batang Pohon Ser­ peh, 250 batang Kepuh,dan 20 batang tanam­an Biola Cantik. Selain itu ia berharap, kehadiran pabrik gula juga bisa memberi dampak ekonomi dalam hal pemberdayaan pe­ tani tebu dan penyerapan tenaga kerja. Setiap tiba musim giling, pabrik gula bisa mempekerjakan total 3.500 orang dan jumlah petani binaan mencapai 2.600 orang. Bila satu pekerja mempu­ nyai tanggungan 3 orang maka kurang lebih 14.000 orang yang mendapatkan hasil dari PG Pesantren Baru.

“Kami selaku pimpinan di pabrik gu­la akan selalu berusaha menjalan­ kan perusahaan ini dengan pemerin­ tah setempat atau instansi terkait juga dengan masyarakat sekitar dengan se­baik baiknya sesuai peraturan yang ada. Tidak terkecuali dengan kegiatan penanaman pohon kali ini,” kata Ari­ fin. Di tempat yang sama, Direktur Pro­ duksi PTPN X Ir. T Tarsisius Sutaryan­to mengatakan kegiatan penanaman po­ hon sudah menjadi tradisi di lingkung­ an pabrik gula. Dimana, komitmen untuk menjaga lingkungan sudah ter­ padu dengan kegiatan-kegiat­an lain. Misalnya, kegiatan penebaran benih ikan, kegiatan normalisasi salur­an

 Direktur Produksi PTPN X (Persero), Tarsisius Sutaryanto menyerahkan pohon kepada Bupati Kediri, Hj Haryanti

6

foto:Dery Ardiansyah

varietas

air pedesaan hingga kegiatan edukasi lingkungan ke generasi muda. “Selama tiga tahun terakhir, PTPN X telah menanam puluhan ribu pohon khusunya di lingkungan sekitar pabrik gula di Jawa Timur,” ungkapnya. Tarsisius menyebutkan pada tahun 2011, PTPN X menanam 33.000 po­ hon di sekitar pabrik gula dan Jem­ batan Surabaya-Madura (Suramadu), Tahun 2012 menanam 20.000 pohon di berbagai wilayah kerja unit dan ta­ hun 2013, pihaknya kembali menanam 25.500 pohon di sekitar pabrik gula dan kegiatan kali ini, PG Pesantren Baru menanam 13.520 pohon. Pria yang pernah menjabat sebagai Administratur PG Gempolkrep ini me­ negaskan PTPN X akan terus men­jaga sekaligus memastikan bahwa pengelola­ an lingkungan di semua pabrik gula berjalan dengan baik. Dengan diben­ tuknya tim penilai Inhouse Keeping maupun House Keeping di lingkungan kerja pabrik gula PTPN X, diharap­ kan pengelolaan operasional pabrik gula berjalan lancar dengan memini­ malisir dampak yang kurang baik bagi lingkung­an, termasuk me­mas­tikan pe­ ngelolaan limbah selalu terkontrol de­ ngan baik dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. “Kepedulian lingkungan harus men­ jadi komitmen bersama seluruh ele­ men baik itu pemerintah, dunia usaha dan masyarakat luas,” tegasnya. Masih menurut Tarsisius, dari ha­ ri ke hari dunia harus menghadapi tan­tang­an di bidang lingkungan yang tidak mudah untuk diatasi dan ber­ dampak nyata pada kegiatan bisnis. Misalnya, persoalan penyempitan lah­ an tebu kare­na perkembangan industri perumahan, penurunan kualitas udara karena semakin minimnya lahan hijau, banjir bahkan tanah longsor. “Tantangan ini adalah tantangan ki­ ta bersama,” ungkap pria berkacama­ta ini. Menjaga lingkungan, sambung Tar­ si­sius, merupakan kepentingan semua pihak. PTPN X yakin bahwa bisnis akan terus berkembang dengan tata kelola lingkungan yang berkualitas demi terciptanya bisnis yang berkelanjutan berbasis profit, planet and people. “Karena bisnis kami berkaitan erat dengan kualitas lingkungan, dalam hal

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

ini adalah kepentingan kami menjaga lahan-lahan tebu,” pungkasnya. Sementara itu, Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno mengungkapkan untuk menjaga kelestarian lingkung­ an, Pemerintah Kabupaten Kediri te­ ngah gencar melakukan penanaman ribuan bibit tanaman di daerah-dae­ rah rawan. Kepedulian perusahaan, seperti yang dilakukan oleh Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru menimbul­ kan kekagum­an tersendiri baginya. “Untuk menjaga kelestarian ling­ kung­an memang harus dilakukan se­ mua pihak, bukan hanya pemerintah tetap juga pihak swasta dan masya­ rakat,” kata Hj. Hariyanti di sela-sela acara Pekan Penghijauan PTPN X ber­ tema ‘Wariskan Hijau yang Lebih Baik untuk Generasi Penerus’ ini. Orang nomor satu di Kabupaten Kediri ini menambahkan, beberapa waktu lalu, warga sudah menanam 7.000 bibit pohon sirsat dan Dinas Perkebunan Pemerintah Kabupaten Kediri juga telah menanam 13.500 bi­ bit pohon di sepanjang Tahun 2013. Pemkab Kediri sangat berterima kasih kepada PG Pesantren Baru yang juga menanam 1.520 bibit pohon. “Di sini (Waduk Jambangan, red.), sudah pernah dilakukan penghijauan tetapi ada penebangan oleh masyara­ kat. Kami sangat kagum akan kepedu­ lian PG Pesantren Baru yang menanam 500 bibit Pohon Cangkring,” ungkap dia. Perempuan berjilbab ini menjelas­ kan, jenis Pohon Cangkring dari PG Pesantren Baru ini sangat cocok un­ tuk ditanam di daerah sekitar mata air Waduk Jambangan, Djengkol Kediri. Sebab, baik hewan maupun manusia tidak akan tertarik untuk memotong atau mengonsumsinya. “Pohon Cangkring tidak memiliki daya jual. Sehingga, manusia tidak akan memotongnya. Kami sangat ber­ terima kasih kepada PG Pesantren Baru atas kepeduliannya terhadap penghijauan,” imbuhnya. Sebelum mengakhiri sambutannya, Hariyanti mengingatkan akan pen­ tingnya merawat ribuan bibit pohon yang sudah ditanam. Sehingga harap­ an untuk mewariskan bumi yang hijau kepada anak cucu bisa benar-benar terwujud.

“Untuk menjaga kelestarian lingkungan memang harus dilakukan semua pihak, bukan hanya pemerintah tetapi juga swasta dan masyarakat,”  dr. Hj. Haryanti Sutrisno Bupati Kediri

7

varietas

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Tjeppy D Soedjana Tjeppy D Soedjana dikenal memiliki ide-ide cemerlang. Dia juga dikenal sebagai sosok pekerja keras, berdedikasi, loyalis, dan inspirator. „„laporan: Sekar Arum

Purna Tugas Sang

Tanpa terasa Komisaris PT. Perkebun­ an Nusantara X (Persero), Tjeppy D Soedjana telah menyelesaikan tugasnya di perusahaan gula milik negara ini se­ lama kurun waktu 5 tahun terakhir. Ba­ nyak kenangan dan nasehat yang diting­ galkan, khususnya bagi para direksi dan rekannya di jajaran komisaris PTPN X. Di mata jajaran komisaris, direksi, dan karyawan, Tjeppy, dipandang se­ bagai sosok yang berdedikasi, loyal, dan visioner. Hal itu seperti diungkapkan, Direktur Utama PTPN X Ir. Subiyono, MMA dalam acara ‘Pisah Sambut Komis­ aris’ yang di helat pada 2 Januari 2014. “Beliau sosok yang sangat baik, ki­prah­ nya tak usah diragukan lagi, dedikasinya selama ini kepada PT Perkebun­an Nu­ santara X (Persero) patut diapresiasi,” urainya saat memberi sambutan pada acara yang didedikasikan pada Tjeppy tersebut. Mantan Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur ini mengungkap­ kan, sebagai sosok yang visioner, Tjeppy banyak memberikan inspirasi kepada direksi bagaimana strategi mengelola perusahaan agar semakin bagus dan te­ rus berkembang. Dengan nada sendu, Tjeppy D Soe­ djana, mengutarakan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh keluarga besar PTPN X baik jajaran direksi ataupun komisaris atas kerjasa­ manya selama ini dalam membangun PTPN X sebagai BUMN gula nomor satu di Indonesia. “Kami titip PTPN X ini agar lebih maju di masa yang akan datang, mohon kami masih tetap dicatat se­bagai keluarga besar PTPN X. Mohon maaf pula atas segala kekurangan dan ke­lemahan, baik secara pri­ ba­di maupun di lingkungan kerja,” ujar Tjeppy , didam­ pingi istrinya.

Inspirator 8 8 foto:Dery Ardiansyah

varietas

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

“Saya merasa sangat beruntung karena di PTPN X, saya banyak menemui orang-orang yang penuh dengan inspirasi. PTPN X adalah gudangnya para inspirator,” Tjeppy

Ditambahkan Tjeppy, bahwa dirinya sangat bersyukur sudah dapat mendarm­ abaktikan diri di PTPN X. Ia berharap, dengan pergantian jajaran komisaris yang baru, produktifitas PTPN X jauh lebih baik lagi. Meski tidak selalu sama, tetapi banyak persoalan akhirnya dapat diselesaikan dengan ubaik, hal inilah yang makin membuatnya bangga bisa mengabdikan kinerjanya di PTPN X. “Saya merasa sangat beruntung ka­ rena di PTPN X, saya banyak menemui orang-orang yang penuh dengan in­ spirasi. PTPN X adalah gudangnya para inspirator,” tegas Tjeppy. Selain kepada Ir. Subiyono, MMA, Di­ rektur Utama yang tanpa kenal lelah terus mengabdikan diri dan menelurkan ide brilian untuk kepentingan perusahaan, Tjeppy mengaku kagum dengan dedikasi para general manager, satuan SPI, berba­ gai divisi yang ada di kantor direksi dan seluruh karyawan PTPN X. Menurutnya, mereka penuh dengan kreativitas dan se­ mangat untuk semakin mengembangkan dan meningkatkan kinerjanya. Selama lima tahun ini, sambungnya, ia pernah bekerjasama dengan tiga orang komisaris utama. Yang pertama adalah HS Dillon, yang kedua adalah Sjafrie Sjamsuddin, ketiga dan masih menjabat adalah Prof. Dr. Ir. H. Rudi Wibowo, MS serta anggota komisaris lainnya. “Saya dan keluarga hanya bisa meng­ ucapkan banyak terima kasih atas ker­ jasama yang selama ini terjalin dengan

sangat apik. Tidak ada lagi kata yang pantas saya ungkapkan selain terima kasih kepada seluruh PTPN X beserta anak perusahaannya yang telah memberi saya kesempatan untuk menjadi bagian dari keluarga besar ini,”pungkasnya. Kekaguman atas sosok seorang Tjeppy D Soedjana juga terlontar dari Komi­saris Utama PTPN X, Prof. Dr. Ir. H. Rudi Wibowo, MS. Mengenal sosok Tjeppy sedari muda membuat Rudi sela­ lu kagum terhadap kinerja dan ide krea­ tif yang selalu dilontarkan. “Saya sudah mengenal sosok pak Tjeppy sedari muda, beliau adalah se­ orang inspirator sejati. Menjadi lulusan terbaik di salah satu universitas, dan se­ lalu berdedikasi dengan pekerjaan mem­ buat pak Tjeppy selalu mendapat tempat khusus di hati siapa saja yang mengenal­ nya, hal inilah yang patut untuk diapre­ siasi,” urai pria yang piawai memetik gitar ini. Tak hanya itu saja, menurut Rudi, be­ kerja sama selama hampir kurang lebih lima tahun di PTPN X juga membawa kesan tersendiri, baik dari profesionali­ tasnya, kedisiplinan, ataupun berbagai ide membanggakan untuk keberhasilan PTPN X. Sementara itu masih ditemui pada acara yang sama, Djoko Moeljono seba­ gai pengganti Tjeppy D Soedjana sekali­ gus menjabat komisaris yang baru ikut serta memperkenalkan sosoknya kepada seluruh karyawan PTPN X yang meng­

hadiri acara tersebut. “Perkenalkan nama saya Djoko Moeljono, saya alumni Universitas Air­ langga Surabaya. Dunia perkebunan adalah dunia yang tak asing lagi saya bergabung dengan PTPN yang dulunya PTPN 27 di tahun 1980 sebagai seorang staf pemasaran,” jelasnya disambut so­ rak sorai tepuk tangan dari para karya­ wan yang menghadiri acara tersebut. Ditambahkannya, kebanggan serta ke­bahagiaan menghinggapinya karena dapat tergabung di keluarga besar PTPN X sebagai BUMN gula nomor satu di In­ donesia, ia pun berharap agar ke depan ia juga dapat menyesuaikan diri dan memberikan kinerja terbaiknya kepada PTPN X. “Di tahun 1998 saat saya masih di­ tugaskan di Direktorat BUMN, kinerja pabrik gula di naungan PTPN I-XIV menunjukkan performa yang maksimal yakni dengan pencapaian rendemen sebesar 11 persen. Saya pun berharap hal tersebut bisa terjadi kembali terutama di PTPN X, meskipun saat ini keterbatasan bahan baku dan anomali iklim menjadi persoalan tersendiri namun saya yakin dengan kerja keras, inovasi dan diversi­ fikasi usaha yang sedang dirintis PTPN X dapat menjadi sarana untuk menjadi­ kan atau mempertahankan PTPN X se­ bagai BUMN gula nomor satu di Indone­ sia. Terlebih dengan rencana Go Public PTPN X di tahun 2015 yang akan disong­ song ,” pungkasnya.

 Prof. Tjeppy dan Istri di tengah dewan komisaris PTPN X.

9 foto:Dery Ardiansyah

varietas

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Resolusi Tahun Baru

Tetap Unggul di Tengah Anomali Iklim

image: google

„„laporan: Sekar Arum

10

Pergantian tahun 2014, diper­ ingati istimewa oleh PT Perkebunan Nusantara X (Persero), ruang Hall Ser­baguna Kantor Direksi disulap ber­beda dari biasanya.Nuansa hijau ma­sih kental terasa di gelaran BUMN perkebunan gula nomor wahid di In­ do­nesia tersebut. Dentuman alunan musik yang menggelegar kian me­ nambah hidupnya suasana pada, aca­ ra yang digelar Kamis, 2 Januari yang lalu dengan tajuk ’Menyambut Tahun Baru 2014’PTPN X (Persero). Resolusi tahun baru dan refleksi ta­ hun lalu memang menjadi pedoman PTPN X untuk melangkah mengarungi tahun 2014 dengan jauh lebih baik.

Hal inilah satu diantara yang tertuang dalam sambutan Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara X (Persero), Ir. Subiyono, MMA ditahun baru ini. “Sepanjang tahun 2013 yang lalu, bukan tahun yang mudah untuk dila­ lui. Industri pergulaan tanah air meng­ alami pergolakan yang cukup serius terkait anomali iklim,” kata Subiyanto, dalam kata sambutannya. Dijabarkannya, tahun 2013 yang lalu merupakan tahun yang cukup su­ lit bagi industri pergulaan nasional. Musim penghujan yang berlangsung lama membuat kinerja budidaya tebu tidak bisa mencapai hasil optimal. Tak hanya itu tingginya curah hujan juga membuat pasokan tebu ke PG menu­ run. Karena tebu yang dipanen pun

tidak dalam kualitas prima karena ba­ nyak terjadi pemanenan dini. “Dalam situasi hujan berkepanjang­ an, kriteria tebu yang baik yaitu manis, bersih, dan segar pun sulit dipenuhi. Secara otomatis, tingginya intensitas hujan akan membuat kadar rendemen merosot karena proses pembentukan gula di batang tebu menjadi terham­ bat,” ujar dia. Meskipun perdagangan gula tahun 2013 tak semoncer tahun 2012, tam­ bah Subiyono, kita patut bersyukur PT Perkebunan Nusantara X (Persero) masih mampu mengukuhkan posisi sebagai pemimpin pasar di industri pergulaan nasional. “Produksi gula PTPN X di tahun 2013 mencapai 485.239 ton dari sebelas

varietas

pabrik gula (PG) yang dimiliki. Rende­ men yang dibubuhkan PTPN X sendiri mencapai 7,21 persen,” paparnya. Sementara itu, sambung Subiyono, dari sisi produktivitas, PTPN X juga masih yang terbaik. Dengan jumlah tebu digiling 6.737.552 ton, produktivi­ tas lahan sebesar 86,53 ton tebu per hektar dan produktivitas hablur 6,23 ton per hektar adalah yang terbaik di antara BUMN pergulaan lainnya. “Angka ini merupakan yang terbaik di antara rata-rata rendemen BUMN pergulaan lainnya, bahkan mampu meng­ungguli beberapa perusahaan pergulaan milik swasta,” katanya. Paling membanggakan, tambah Subiyono, empat pabrik gula milik PTPN X masuk dalam jajaran 10 be­ sar PG dengan rendemen terbaik se Indonesia. Hal ini memang harus di­ syukuri. Namun ia berharap, hal ini bukan menjadikan semuanya terus berpangku tangan, tetapi justru men­ jadi pelecut untuk mengobarkan se­ mangat yang lebih besar di tahun yang baru ini. Subiyono kembali menegaskan, de­ ngan menerapkan inovasi dan kerja keras, dampak negatif anomali iklim dapat diminimalisir secara apik. Ia pun sangat bersyukur berkat semangat kerja keras dan terus berinovasi, ta­ hun ini, semua bisa melewati dengan membanggakan. Menurut Subiyono tentu hal ini erat kaitannya dengan berbagai inova­si yang diterapkan PTPN X terutama dari sisi produksi. Meskipun ada penurun­an produksi, namun penurunan­nya tidak­ lah berarti. Produksi 2012, dari sebe­ las PG di Jawa Timur, PTPN X mem­ produksi gula sekitar 494.000 ton, dan tahun ini sebesar 485.239 ton. “Penurunannya hanya sekitar 2 per­ sen. Ini artinya mitigasi kita terhadap anomali iklim berhasil, karena produk­ si turun tidak signifikan,” tegasnya. Selain iklim, industri gula tanah air juga tergoyang oleh harga gula. Harga lelang pada tahun 2012 lalu menembus angka di atas Rp 11.000 per kilogram, sedang tahun 2013 hanya bertengger di kisaran Rp 9.000 per kilogram. “Banyak faktor yang mempengaru­ hi harga lelang gula, termasuk faktor distri­busi gula rafinasi yang merembes ke pasar rumah tangga,” imbuhnya. Mantan Kepala Dinas Perkebun­an

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Provinsi Jawa Timur inipun menam­ bahkan, untuk meningkatkan produk­ tivitas di tahun 2014 ini, berbagai lang­kah dilakukan oleh PTPN X. Pi­ haknya pun langsung merapatkan ba­ris­an dengan mengumpulkan se­ mua pejabat puncak, general mana­ ger selu­ruh PG, dan pimpinan anak usaha un­tuk berkonsolidasi melaku­ kan evalua­si dan segera menerapkan rencana-renca­na bisnis 2014 yang te­ lah disepakati menjelang tutup tahun 2013 lalu. “Tak hanya anomali iklim atau mero­ sotnya harga gula, yang menjadi pelecut semangat para karyawan. Berbagai langkah hari ini sangat mempenga­ruhi

kan sayap. Semisal, anak perusahaan di bidang bisnis jasa kesehatan PT NMU yang sedang menyesuaikan diri dengan berbagai kebijakan pemerin­ tah diantaranya adalah sistem jaminan kesehatan yang telah ditetapkan. “PTPN X pun menyambut hal terse­ but dengan suka cita, dan menjadi pio­ner sebagai BUMN perkebunan gula yang telah menerapkan kebijakan BPJS ,” paparnya kembali. Tak hanya itu PT Enero yang berge­ rak di bidang produksi bioetanol dan PT Dasaplast yang bergerak di bidang produksi plastik, juga sedang menja­ jaki pasar-pasar potensial baik lokal maupun internasional guna me­rang­

foto:Dery Ardiansyah

 Tetap Kompak, Direktur Utama PTPN X (Persero) Ir. Subiyono dan Komisaris Utama.

kedepan, termasuk per­saingan pasar bebas dan mengucurnya gula rafinasi di pasar domestik harus menjadi acu­ an kita untuk menentukan kebijakan di hari depang. Untuk itu dalam acara ta­ hun baru ini kami menggelar konsoli­ dasi, kumpul bersama awal tahun agar siap langsung kerja di tahun 2014,” jelas ketua Ikagi tersebut. Selain industri gula, PTPN X juga memiliki beberapa unit usaha dan anak perusahaan yang juga terus menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan. Hal ini tentu mem­ buat bangga, anak perusahan dan unit usaha yang berada di naungan PTPN X terus menunjukkan perkembangan signifikan. Namun Subiyono juga mengakui, masih ada beberapa anak perusahaan yang sedang mengepak­

kul pasar yang lebih besar lagi. Tem­ bakau pun tak mau ketinggalan, se­ bagai unit usaha juga menunjukkan hasil yang cukup memuaskan di tahun 2013, meng­gaet pasar terbaru yakni China. Temba­kau milik PTPN X cukup menda­pat perhatian dari publik inter­ nasional. Dan yang paling membang­ gakan ada­lah dalam waktu dekat per­ seroan akan ikut menyertakan saham di PT Mitratani Dua Tujuh sepenuhnya milik PTPN X. “Di tahun 2014 ini saya berharap, agar pencapaian atau prestasi yang su­­dah ditorehkan menjadi sema­ ngat untuk menapaki tahun 2014 le­ bih baik lagi. Sehingga PTPN X terus tetap mengu­kuhkan prestasi sebagai BUMN gula nomor satu di Indonesia,” tutupnya.

11

varietas

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

 Ratusan karyawan dan keluarga PTPN X (Persero) bersuka cita merayakan Natal di Graha Bumimoro Surabaya.

foto:Dery Ardiansyah

Peringatan Natal Keluaga Besar PTPN X

Bawa Pesan Damai di Lingkungan Kerja Keluarga besar PTPN X merayakan natal di Graha Bumimoro Surabaya (4/1/14). Pendeta Yosia M. Manullang dalam khotbah natalnya menekankan pentingnya melayani dengan suka cita agar menjadi berkat antar sesama. „„laporan: sekar arum

12

Perayaan Natal bersama keluarga besar PTPN X ini, kali ini mengang­ kat tema ‘Datang­lah, Ya Raja Damai’ dengan sub tema “Damai Natal Mem­

bawa Sukacita Dalam Melayani untuk Menjadi Berkat Bagi Peserta dan Peru­ sahaan “. Acara penuh kehidmatan tersebut, juga dihadiri Direktur Utama PT Per­ kebunan Nusantara X (Persero), Ir.

Subiyono, MMA. Dalam acara terse­ but Mantan Kepala Dinas Perkebunan tersebut mengucapkan Selamat Natal dan Tahun baru bagi seluruh Keluarga Besar PTPN X yang merayakan. Dalam sambutannya, Subiyono me­ nambahkan, tema natal kali ini harus bisa diimplementasikan, bukan hanya kepada karyawan PTPN X tetapi juga kepada sesama pada setiap kesempat­ an, seperti yang dilakukan Yesus Kristus sepanjang hidupnya sehingga keberadaan kita didunia ini menjadi

varietas

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

’Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.’ (Mazmur 23:4)

berkat bagi semua orang. “Saya berharap agar saudara-sau­ dara umat Kristen di lingkungan PT Perkebunan Nusantara X (Persero) memaknai kelahiran Yesus Kristus dengan kian mempertebal keyakin­ an beragama maupun dalam bentuk sikap dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, serta membawa damai ke dalam lingkungan kerja dan keluarga masih-masing sehingga membawa kemajuan bagi perusahaan yang kita cintai,” ungkap Subiyono. Selain Direktur Utama hadir pula dalam perayaan Natal Keluarga besar Karyawan-karyawati PTPN X ada­ lah Direktur Perencanaan dan Pe­ ngembang­an M. Sulton, Direktur SDM Djoko Santoso serta sejumlah pejabat lain­nya, baik yang ada di kantor direk­ si, maupun semua unit usaha PTPN X, yakni 11 pabrik gula di Jawa Timur dan tiga pabrik gula di Sulawesi Sela­ tan, tiga Kebun Tembakau, PT Nusan­ tara Medika Utama (PT NMU) yang membawahkan tiga rumah sakit (Ru­ mah Sakit Toeloengredjo Pare, Rumah Sakit Gatoel Mojokerto dan Rumah Sakit Perkebunan Jember), PT Enero serta PT Dasaplast Nusantara. Tarsisius Sutaryanto, Direktur Pro­ duksi PTPN X sekaligus Pembina Rum­ pun Nasrani PTPN X dalam kesempat­ an yang sama mengucapkan selamat

Natal 2013 dan Tahun Baru 2014. “Semoga Damai Natal dan Berkat Tuhan kita Yesus Kristus selalu beser­ ta kita di mana pun kita berada. Saya sangat senang karena saat ini keluarga besar Rumpun Nasrani PTPN X bisa berkumpul untuk merayakan secara bersama hari kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus,” urai pria yang kerap disapa Pak T ini. Menurutnya, perayaan Natal kali ini juga bisa dijadikan refleksi diri menuju kedamaian seperti yang dia­ jarkan oleh Tuhan. Damai mempunyai banyak makna, diantaranya kita be­ rani memperjuangkan perdamaian itu sendiri, seperti tertulis dalam alkitab, ’Sekalipun aku berjalan dalam lem­ bah kekelaman, aku tidak takut ba­ haya, sebab Engkau besertaku; ga­ da-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. (Mazmur 23:4). Hal inilah yang harus diapli­kasikan da­ lam kehidupan sehari-hari kita, yakni damai untuk diri sendiri, keluarga, lingkung­an kerja maupun lingkungan sosial. Ia juga berharap, perayaan Natal bisa membawa semangat perdamaian dan cinta kasih antar umat manusia. Kita mungkin tahu, damai menjadi sangat penting mengingat peperangan masih terjadi akibat konflik berkepan­ jangan, misalnya peperangan di Timur

Tengah atau pun perkembangan za­ man yang ikut mengubah gaya hidup sese­orang sehingga mempengaruhi mereka ke arah yang negatif. “Saya ingin bicara damai di bumi sebab damai di langit sudah pasti ka­ rena itu berasal dari Tuhan pencipta alam semesta,” tekannya. Di zaman sekarang ini, menurut Tar­sisius, pesan damai begitu penting untuk diserukan. Hal ini untuk mem­ berikan penyadaran tentang makna kehidupan sebagai manusia. Damai menjadi obat penawar untuk segala konflik yang ada, meskipun kadang­ kala itu berat untuk dilakukan, apalagi oleh manusia yang tidak sempurna. Dalam acara yang dimeriahkan oleh lantunan suara emas bintang tamu Tesa Sister dari Surabaya dan Lita Zen dari Jakarta ini, General Manager PG Gempolkrep, Budi Ari Wibowo selaku ketua panitia mengungkapkan syukur yang luar biasa atas keberhasilan aca­ ra peringatan Natal kali ini. Acara pe­ ringatan kelahiran Sang Juru Selamat tersebut berlangsung dengat khidmat. “Puji Tuhan, acara perayaan Natal tahun ini berlangsung penuh khidmat. Perayaan yang diadakan di Bumimoro Surabaya ini dapat diselenggarakan dengan penuh kebersamaan dengan seluruh keluarga besar PTPN X,” ung­ kapnya.

foto:Dery Ardiansyah

 Direktur Produksi PTPN X (Persero), Ir. Tarsisius Sutaryanto menyalakan lilin sebagai simbol dimulainya peringatan Natal.

 Penyanyi, Lita Zein turut menyemarakkan pesta Natal

13

varietas

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Peringatan Maulid Nabi PTPN X

Meneladani Kepemimpinan Nabi Muhammad SAW Nabi Muhammad Saw banyak memberikan keteladanan. Sebagai pemimpin Nabi memberikan keteladanan menjadi pemimpin yang shiddiq (integrity), amanah (trust), fathonah (smart) dan tabligh (openly).

14

 Ratusan karyawan khidmat mendengarkan sambutan Direktur Utama PTPN

„„laporan: sekar arum

Alunan ayat suci Al’Quran yang dibacakan Ust. H. Zulfikar, membuat suasana di Hall Kantor Direksi PTPN X hening. Peringatan Maulid Nabi Mu­ hammad SAW 1435 Hijriah berlang­ sung khidmat. Bertemakan ’Bersihkan Diri Suci­ kan Hati, Langkah Pasti Menuju Ridho Illa­hi’ acara yang diadakan 20 Februari 2014 lalu, diikuti oleh jajaran direksi, pejabat puncak, para karyawan kantor direksi dan perwakilan unit dan anak perusahaan PTPN X. Dalam sambutannya, Direktur Utama PTPN X, Ir. Subiyono, MMA, menegaskan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW membawa hikmah tersendiri, bagi nilai spiritual, keiman­ an dan ketaqwaan, dan bisa menjadi

landasan lahirnya pribadi yang ber­ moral, beretos kerja tinggi serta ulet. Bahkan dalam kondisi ekonomi yang berat. Inilah yang harus menjadi pe­ lecut sikap seluruh jajaran PTPN X, sehingga tetap menjadi yang terdepan dalam industri gula di Indonesia. “Nabi Muhmamad SAW merupa­ kan sosok yang dikenal memiliki sikap Istiqomah, sikap yang teguh dalam pendirian dan selalu konsekuen atas dasar keimanan, inilah yang harus ditiru,” urainya. Akhlak Nabi Muhammad yang begi­ tu mulia, tambah Subiyono, telah me­ nun­jukkan secara gamblang bahwa pe­ngembangan sumber daya manusia yang beriman sangat penting dilaku­ kan untuk mengatasi berbagai masalah bangsa yang sedang dihadapi saat ini. Beratus-ratus tahun yang lalu Nabi

varietas

Muhammad SAW telah menunjukkan jalan bahwa negara yang maju dan jaya hanya akan lahir bila sumber daya manusianya berkualitas yang ditandai dengan dua parameter yaitu iman dan taqwa. “Kualitas itu bukan sekadar pe­ nguasa­an teknologi, akan tetapi lebih fun­damental yaitu kualitas iman dan taqwa, sehingga mampu bermoral, ju­ jur, adil, pandai bersyukur, dan ulet atau tidak mudah putus asa. Selain itu pada hari ini, kita patut bersyukur kare­ na masih diberikan kesempatan untuk berkumpul bersama. Tentunya kegiatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan ukhuwah islamaiyah, serta mempere­ rat silahturahim baik dengan karyawan maupun kita semua,” tegasnya. Tak lupa ia pun mengingatkan, se­ mangat memperingati Maulid Nabi harus mampu diimplementasikan da­ lam lingkup perusahaan, lewat nilainilai perjuangan Rasulullah. Untuk itu ia mengajak untuk meneladani apa yang sudah dicontohkan oleh Nabi. Subiyono memaparkan, saat ini pe­ rusahaan sedang dihadapkan ber­­bagai perubahan seperti renca­na IPO dan ber­ bagai diversifikasi yang dimiliki. Ia ber­ harap PTPN X memiliki karyawan yang sifat-sifat kepemimpinannya seperti Nabi Muhammad, antara lain shiddiq (integrity), amanah (trust), fathonah (smart) dan tabligh (openly), yang

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

mampu mengilhami tanpa mengindok­ trinasi, menyadarkan tanpa menyakiti, membangkitkan tanpa memaksa dan mengajak tanpa memerintah. Menurut Subiyono, dengan melak­ sanakan ajaran Rasulullah, perusa­ haan akan menjadi lebih maju dan se­ jahtera. Ia pun mengajak membangun dan mengembangkan perusahaan di atas fondasi keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, juga dengan ke­ bersihan jiwa dan kesucian nurani, sebagaimana yang diajarkan oleh Ra­ sulullah. Sementara itu dalam ceramahnya, KH. Wahid Harun, menguraikan, bu­ lan Maulid yaitu bulan dilahirkannya Rasul akhir zaman, Muhammad SAW. Banyak hal yang biasa dilakukan oleh umat Islam sebagai bentuk kecintaan­ nya kepada sang kekasih Allah. “Mencintai dalam makna yang lu­ as, yakni mencintai keluarganya, akhlak­nya dan turut serta bergembira atas kelahirannya, sebab kehadiran Rasulul­lah adalah rahmat bagi semua alam semesta,” katanya. Wahid menegaskan, sejak kela­ hiran­nya, Nabi Muhammad telah memberikan tanda-tanda kebesaran­ nya. Kelahirannya membawa berkah bagi Makkah karena saat itu pasukan bergajah pimpinan Abrahah gagal menyerang Makkah. Kelahirannya di Makkah menjadikan Makkah sebagai

foto:Dery Ardiansyah

pusat peradaban Islam. Menurut Wahid, salah satu episode terbaik yang biasa diungkapkan untuk memperlihatkan kedamaian Makkah dengan keberadaan Nabi Muhammad Saw, saat kepala suku saling bere­ but dan berkonflik untuk meletakkan kembali Hajar Aswad diposisinya di dinding Ka’bah. Nabi Muhammad Saw datang menghamparkan sorban­ nya dan meletakkan Hajar Aswad di tengahnya lalu meminta para kepala suku memegang setiap bagian ping­ gir sorbannya untuk mengangkat Batu Suci itu. Sehingga, semuanya merasa sama-sama mengangkat dan mengem­ balikan Hajar Aswad itu ke posisinya. Dan mereka pun berdamai. “Nilai-nilai kebijaksanaan, ketela­ dan­an dan kepemimpinan seperti dalam kisah di atas yang menjadikan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw patut dilestarikan, walau telah berlalu sekitar 1500 tahun lalu. Dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, umat Islam bukan hanya bersa­ ma-sama dalam satu kesatuan meng­ ungkapkan kecintaannya pada Nabi dalam berbagai ekspresi. Namun, da­ lam peringatan itu, kita sedang ditun­ tun mengingat kembali episode demi episode dari kehidupan Nabi Saw,” urainya. Di akhir ceramahnya, Wahid me­ nekankan, dalam setiap episode ke­ hidupan Nabi, mengandung ketela­ danan, kebijaksanaan dan nilai-nilai kepemimpinan yang patut diteladani dan dipraktikkan dalam diri dan kehi­ dupan. Keteladanan Muhammad Saw sebagai sosok manusia yang telah sukses membangun peradaban umat manusia dengan nilai-nilai kebijaksa­ naan dan kepemimpinan menjadikan upaya mempelajari dan memperingati setiap episode kehidupannya tak lagi hanya diminati oleh umat Islam. “Tetapi, peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw, tak berhenti pada ritual semata. Namun, merefleksi­ kan dan mempelajari keteladanannya guna menjadi panduan bagi dalam mengaru­ngi samudera kehidupan ini. Oleh karena hakekat dari perayaan Maulid adalah luapan rasa syukur ser­ ta penghormatan kepada Rasulullah SAW, dan tidak seharusnya peringat­ an Maulid digunakan untuk saling provokasi antar kelompok Islam yang berujung pada kekerasan antar kelom­ pok,” pungkasnya. 

15

varietas

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Peduli Bencana

Karyawan PTPN X Salurkan Rp150 Juta „„laporan: Siska Prestiwati

Di awal tahun Kuda Kayu ini, In­ donesia dihujani dengan berbagai bencana. Tidak hanya bencana ban­ jir, namun juga tanah longsor bah­ kan meletusnya dua gunung berapi di Jawa Timur dan di Sumatera Utara yang merenggut puluhan jiwa. Ben­ cana yang bertubi-tubi melanda bumi pertiwi ini menggugah empati seluruh karyawan PT Perkebunan Nusantara X (Persero) untuk membantu korban bencana di tanah air. Hanya dalam hitungan kurang da­­ri 24 jam, Serikat Pekerja (SP) per­seroan milik negara ini berha­ sil mengumpulkan uang sebesar Rp. 167.000.000,- dari seluruh karyawan. Sebagai pelaksana mandat dari selu­ ruh karyawan, Serikat Pekerja PTPN X menyalurkannya ke para korban dan pengungsian bencana alam sebesar Rp 150.250.000,-. Ketua Serikat Pekerja PTPN X, J Si­

tumorang mengatakan, atas kesadar­ an sendiri, seluruh karyawan PTPN X melalui serikat pekerja menyisihkan sebagian penghasilannya untuk mem­ bantu saudara-saudara di tanah air yang sedang dilanda kesusahan. “Di awal tahun, tepatnya tanggal 8 Januari 2014, kami menyalurkan dana sebesar Rp 80 juta rupiah un­ tuk korban bencana tanah longsor di Dusun Kopen Desa Ngrimpi Kecamat­ an Bareng, Jombang dan pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Sumatera Utara,” kata Situmorang. Situmorang mengungkapkan bantu­ an dana sebesar Rp 50 juta rupiah untuk para pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo diserah­ kan melalui Serikat Pekerja Perkebun­ an. Di hari yang sama, perwakilan pengurus serikat pekerja unit usaha se-PTPN X berkumpul di PG Tjoekir untuk bersama-sama melihat lang­ sung kondisi enam rumah yang hancur di Jombang diterjang tanah longsor.

Sumbangan Peduli Bencana PTPN X

“Sesuai dengan arahan dari perang­ kat desa setempat, kami memberikan bantuan dalam bentuk uang tunai sebesar Rp 30 juta rupiah,” imbuhnya. Situmorang menjelaskan berdasar­ kan penjelasan dari perangkat desa,

PG Modjopanggoong

Rp

PG Ngadiredjo

Rp

PG Pesantren Baru

Rp

PG Meritjan PG Lestari PG Djombang Baru

11.115.000,13.290.000,15.350.000,8.640.000,-

Rp

10.115.000,-

Rp

9.760.000,-

Rp

PG Tjoekir

Rp

PG Gempolkrep

Rp

10.400.000,11.000.000,-

PG Watoetoelis

Rp

PG Kremboong

Rp

PG Toelangan

Rp

Kebun Tembakau Kertosari

Rp

Kebun Tembakau Ajong

Rp

Kebun Tembakau Klaten

Rp

8.860.000,8.360.000,7.270.000,5.365.000,5.485.000,5.495.000,-

Puslit Tembakau Jember HGU Djengkol Kantor Direksi

16 foto:Dery Ardiansyah

875.000,-

Rp

1.100.000,-

Rp

40.775.000,-

Rp

varietas

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

foto:Dery Ardiansyah

bantuan berupa barang baik sembako maupun selimut sudah berlebih. Yang lebih dibutuhkan adalah yang tu­ nai yang bisa dipergunakan oleh para korban selamat atau ahli waris untuk keperluan sesuai dengan kebutuhan mereka. “Kami memberikan bantuan kepa­ da enam kepala keluarga masing-ma­ sing sebesar Rp 5 juta. Bila dilihat dari besarannya, memang jumlah tersebut tidaklah seberapa. Namun, itu ben­ tuk ketulusan kami untuk membantu saudara-saudara kami yang sedang di­ landa kesulitan,” papar Situmorang. Situmorang menambahkan, penya­ luran bantuan dari karyawan PTPN X tidak diserahkan untuk satu korban bencana. Namun, sengaja disisihkan

untuk diberikan ke tempat lain, me­ ngingat di awal Januari, Gunung Ke­ lud sudah dinyatakan ke status siaga. “Bantuan untuk pengungsi erup­ si gunung Kelud mencapai Rp 70. 250.000,” sebut dia. Khusus untuk pengungsi erupsi gunung Kelud, sambung Situmorang, diberikan secara bertahap. Tahap pertama, diberikan pada tanggal 15 Februari 2014 sebesar Rp 25 juta dan diwujudkan dalam bentuk makanan. Seperti mie instan, air mineral, susu, kopi, teh, roti dan beberapa kebutuh­ an bayi. Tahap kedua diberikan pada tanggal 21 Februari 2014, namun tidak dalam bentuk bahan makanan melain­ kan dalam bentuk terpal. “Kita belikan terpal karena per­

mintaan pengungsi untuk melindungi barang-barang di dalam rumah dari guyuran hujan karena atap rumah me­ reka rusak,” jelasnya. Masih menurut Situmorang, bantu­ an berupa terpal diserahkan ke Pabrik Gula (PG) Pesantren Baru yang untuk kali pertama dijadikan tempat penam­ pungan bagi ribuan pengungsi. Pada tahap ketiga, bantuan kembal dikucur­ kan dalam bentuk bahan makanan dan terpal sebesar Rp 19.250.000,- . “Dari total sumbangan sebesar Rp 167.770.000,- sudah disalur­ kan kepada saudara-saudara kita yang sedang dalam kesulitan sebe­ sar Rp 150.250.000,- dan tinggal Rp 17.250.000 yang masih disimpan oleh serikat pekerja,” ungkapnya.

”Kami memberikan bantuan kepada enam kepala keluarga masing-masing sebesar Rp 5 juta. Bila dilihat dari besarannya, memang jumlah tersebut tidaklah seberapa. Namun, itu bentuk ketulusan kami untuk membantu saudara-saudara kami yang sedang dilanda kesulitan,”  J Situmorang

Ketua Serikat Pekerja PTPN X

17

varietas

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

PTPN X Terima Bendera K3

„„laporan: sekar arum

Upaya meningkatkan kualitas Kese­ hat­an dan Keselamatan Kerja (K3) terus menjadi komitmen kuat PTPN X, di berbagai lini sektor unit usaha yang dimiliki, mendapat apresiasi dari Disna­kertrans Provinsi Jawa Timur. PTPN X mendapat kehormatan se­ bagai penerima Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pertama di tahun 2014. Bendera diserahkan oleh Plt Kadisnakertrans Provinsi Jawa Timur, Dr. Edi Purwinarto, M.Si kepa­ da Drs. Legimin, Asisten Urusan Divisi Teknik sebagai perwakilan dari PTPN X pada peringatan hari K3 yang jatuh pada tanggal 12 Januari setiap tahun­ nya. Selain diperuntukkan untuk me­ ning­katkan produktivitas, penerap­ an K3 juga dapat menekan Penyakit Akibat Kerja (PAK), Kecelakaan Ker­ ja (KK) dan meningkatkan efisiensi kerja. Penilaian atas prestasi tersebut berdasarkan survey yang dilakukan Disnakertrans Provinsi kepada sebelas pabrik gula milik PTPN X yang terse­ bar di berbagai wilayah di Jawa Timur selama masa giling bulan September – Oktober 2013. Tim penilai bekerja berdasar­ kan klasifikasi jumlah karyawan dan penca­paian jam kerja orang. Adapun penilaian meliputi alat kerja (bejana tekan, ketel uap, evaporator, vacuum, dll), alat pelindung diri, serta limbah dalam pabrik. Peringatan hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada tanggal 12 Januari 2014 yang lalu merupakan tahun kelima bagi bangsa Indonesia untuk berjuang, berperan aktif, dan bekerja secara kolektif dalam penca­ paian visi K3 Nasional, yaitu Indone­ sia Berbudaya K3 tahun 2015, sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep. 372 Men/ Xl/2009 tentang Petunjuk Pelaksana­ an Bulan K3 Nasional Tahun 2010 2014. Plt Kadisnakertransduk Prov. Ja­ tim, Dr. Edi Purwinarto, Msi menyam­ paikan, pentingnya dibentuk kelem­ bagaan K3 agar budaya kerja tak hanya menjadi tugas pekerja saja tetapi men­ jadi tanggungjawab institusi dan peru­ sahaan. “Secara umum definsi K3 merupa­

Bendera Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang diberikan oleh Disnakertrans ini wujud peningkatan kualitas K3 di berbagai lini sektor unit usaha yang dimiliki PTPN X.

18

 Plt. Kadisnaker Provinsi Jawa TImur, Dr. Edi Purwinarto, M.Si memberikan bendera K3 sebagai simbol penghargaan foto:Dery Ardiansyah

varietas

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

 Komitmen bersama seluruh karyawan PTPN X dalam mewujudkan K3 di seluruh unit kerja PTPN X.

kan salah satu aspek perlindungan ketenagakerjaan dan merupakan hak dasar dari setiap tenaga kerja yang ruang lingkupnya telah berkembang sampai kepada keselamatan dan ke­ sehatan masyarakat secara nasional,” urainya. Oleh karena itu, tambah Edi, da­ lam kondisi apapun K3 wajib untuk dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standar yang berlaku baik standar nasional maupun internasional, terlebih di era global standar K3 menjadi salah satu aspek penting untuk memenangkan persaing­an. Selanjutnya untuk mendukung ter­ laksananya K3 secara seragam dan serentak dalam rangka menjamin ke­ selamatan tenaga kerja dan lingkung­ annya, pengoperasian peralatan secara aman dan efisien menjadi kunci stra­ tegis bagi seluruh perusahaan, agar terwujud gerakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Jawa Timur. Sementara dalam penerapan bulan K3 di Jatim tambah Edi, selain akan di­ adakan seminar/lokakarya, talkshow juga akan dilakukan penilaian terha­ dap penerapan SMK3 diperusahaan atas pencapaian zero accident (nihil kecelakaan), sesuai Permenakertrans RI No. Per 01/MEN/I/2007 tentang pedoman Pemberian Penghargaan Ke­ selamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Penilaiannya dikelompokkan da­ lam perusahaan, besar dengan jumlah

karya­wan lebih 100 orang, perusaha­ an sedang dengan jumlah karyawan 50-100 orang dan perusahaan kecil dengan jumlah karyawan kurang 50 orang. Selanjutnya, pencapaian Jam Kerja Orang (JKO) sesuai dengan Permenakertrans yaitu dikelompok­ kan ber­dasarkan sector atau sub sec­ tor dari KLUI (Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia) dengan memperha­ tikan jumlah tenaga kerja atau telah mencapai masa 3 tahun berturut-turut meski­pun belum mencapai jam kerja yang ditentukan. Perolehan jam kerja akan bertam­ bah secara kumulatif sesuai jumlah jam kerja yang telah dicapai setiap tahun­ nya. Apabila terjadi kecelakaan kerja, maka akan membatalkan penilaian terutama kecelakaan yang menyebab­ kan pekerja tidak dapat melakukan pekerjaannya 2 x 24 jam atau tidak da­ pat bekerja pada shift berikutnya. “Untuk mewujudkan cita-cita terse­ but, diharapkan semua potensi bangsa baik organisasi profesi, asosiasi, per­ guruan tinggi, lembaga-lembaga K3 dan pemerintah berkonsentrasi penuh, bekerja lebih baik dan bermanfaat me­ ngarah pada satu tujuan yaitu mencip­ takan setiap individu bangsa Indonesia yang berperilaku dan bertindak aman dalam setiap aktivitasnya,” katanya kem­bali. Dalam hal ini, implementasi K3 di PTPN X linier dengan target nasional Menakertrans RI yang mengajak selu­

foto:Dery Ardiansyah

ruh stakeholder dan perusahaan un­ tuk menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) dan menjadikan Indonesia berbudaya K3 di tahun 2015. Perwakilan PTPN X, Drs. Legimin, yang ditemui di lokasi menyampai­ kan, sebagai komitmen tinggi dari pe­ rusahaan, pihaknya terus melakukan pembenahan K3 di tiap-tiap pabrik gula. Antara lain dengan melakukan pelatihan-pelatihan sertifikasi K3 yang berkaitan dengan proses produksi, mi­ salnya sertifikasi K3 listrik, sertifikasi K3 umum, dan lain-lain. “Untuk meningkatkan kualitas K3 di tubuh PTPN X, kami terus melaku­ kan sosialisasi K3 di beberapa unit usaha yang dimiliki oleh PTPN X,” te­ gas Legimin. Ditambahkannya, upaya meningkat­ kan kualitas K3 dilakukan antara lain dengan mengontrol permesin­ an, memas­tikan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai, meningkatkan in-house keeping, bebas pencemaran lingkungan, dan terus melakukan edu­ kasi ke seluruh tenaga kerja. Tak hanya itu sistem manajemen K3 adalah bagian dari sistem manaje­ men secara keseluruhan yang meliputi stuktur organisasi, perencanaan, tang­ gung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuh­ kan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeli­ haraan kebijakan keselamatan dan ke­ sehatan kerja.

19

varietas

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Cegah Korupsi, Laporkan Harta Kekayaan ke KPK Kementerian BUMN mewajibkan direksi dan pejabat dua tingkat di bawah direksi, melaporkan harta kekayaannya ke KPK. „„laporan: SAP JAYANTI

dokumen-dokumen pendukung yang harus disertakan. Dengan diberikannya panduan dari KPK RI, pada tahun ini disepakati pengum­pulan LHKPN dibatasi hanya dua minggu sejak diberikannya pan­ duan pada awal Februari 2014 lalu. Pengisian dan penyerahan LHKPN secara tepat waktu dianggap penting karena menyatu dengan SKI (Sasaran Kerja Individu) dan HPK (Hasil Peni­ laian Kerja) sekaligus menjadi salah satu syarat menuju BUMN Bersih. Sementara itu, Harun Hidayat, dari Direktorat Pendaftaran dan Peme­ riksaan LHKPN KPK RI mengatakan LHKPN merupakan salah satu sarana pencegahan tindak pidana korupsi. Hal ini sejalan dengan amanat UU no­ mor 28 tahun 1999 tentang penyelang­ gara negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Selain itu juga diatur mengenai Ke­ wajiban Penyelenggara Negara untuk melaporkan harta kekayaan diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Ta­ hun 1999 tentang Penyelenggara Ne­ gara Yang Bersih dan Bebas Korupsi,

foto:Dery Ardiansyah

PT Perkebunan Nusantara X (Persero) mendukung pemerintah mencegah tindakan korupsi melalui pengisian Laporan Harta Kekayaan Pejabat Ne­ gara (LHKPN). Sekitar 160 orang pe­ jabat puncak dan manajer di PTPN X, hadir mengikuti sosialisasi program tersebut. Pengisian LHKPN sebenarnya bukan barang baru. Sebagian peja­ bat puncak di PTPN X sudah pernah mengisi dan menyerahkan LHKPN pada tahun sebelumnya. Namun ka­ rena adanya aturan baru dari Kemen­ terian BUMN yang mewajibkan peja­ bat dua tingkat di bawah direksi harus

ikut mengisi LHKPN, maka sosialisasi perlu kembali dilakukan. Untuk memperlancar program ter­ sebut, dua narasumber dari Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan LHKPN Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memaparkan tentang bagaimana tips mengisi LHKPN. Acara Sosialisasi dan Panduan dalam Pengisian Formulir LHKPN yang ber­ langsung di Hall Kantor Direksi PTPN X (tanggal/bulan/tahun) diikuti oleh kepala divisi, general manager pabrik gula, kepala urusan dan mana­ger. ”Bagi karyawan yang dua level di bawah direksi, ini adalah yang petama kali mengisi LHKPN. Periode sebelum­ nya hanya satu level di bawah direksi,” kata Direktur SDM dan Umum, Ir. Djoko Santoso. Djoko menuturkan, panduan pengi­ sian LHKPN sangat penting. Pada saat pertama kali mengisi LHKPN beberapa tahun lalu, banyak pejabat puncak yang mengeluh kesulitan. Bahkan hingga waktu satu bulan pengisian formulir LHKPN belum juga bisa diselesaikan. Kendala tersulit adalah pengumpulan

20

 Puluhan karyawan antusias mengikuti paparan mengenai cara pelaporan harta kekayaan

varietas

PTPN X Magz

foto:Dery Ardiansyah

volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

 Harun Hidayat, dari Direktorat Pendaftaran dan Pemeriksaan LHKPN KPK RI berbincang dengan Direksi PTPN X.

Kolusi Dan Nepotisme; Undang-Un­ dang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pin­ dana Korupsi; dan Keputusan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor: KEP. 07/KPK/02/2005 tentang Tata Cara Pendaftaran, Pemeriksaan dan Pengu­ muman Laporan Harta Kekayaan Pe­ nyelenggara Negara. “Dalam ketentuan itu diatur, pe­ nyelenggara negara wajib melaporkan harta kekayaannya sebelum menjabat dan sesudah menjabat,” tegas Harun. Harun menekankan, seluruh Peja­ bat Puncak dan jajarannya yang be­ lum melaporkan harta kekayaannya diharapkan untuk segera melapork­ annya kepada Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Indonesia (KPK-RI) sesuai Inpres nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi. Menurutnya, ada persepsi yang harus diubah mengenai LHKPN. Se­ belumnya tidak sedikit pejabat penye­ lenggara negara yang enggan melapor­ kan harta kekayaannya karena takut disangka korupsi. ”LHKPN memiliki beberapa man­ faat yaitu penanaman sifat keterbu­ kaan dan tanggung jawab, penyediaan sarana kontrol masyarakat, kerapih­ an administrasi dokumen harta dan menghindari fitnah,” tutur Harun. Hal yang masuk dalam muatan LH­ KPN adalah lembar tanggal pelaporan, data pribadi dan keluarga, harta keka­

yaan, hutang, piutang, penghasilan, pengeluaran, surat pernyataan dan su­ rat kuasa. Harun menjelaskan kategori asal usul kekayaan yang wajib dilapor­ kan meliputi kekayaan penyelenggara negara, istri atau suami, termasuk anak-anak yang masih menjadi tang­ gungan secara finansial. Mulai dari ha­ sil sendiri, warisan, hibah atau hadiah, hingga kombinasi keempatnya. “Kekayaan yang wajib dilaporkan meliputi harta bergerak, harta tidak bergerak, surat berharga, kas, piutang dan hutang, hingga penghasilan sua­ mi/istri,” tegas Harun. Karena ada beberapa pejabat pun­ cak yang baru pertama kali mengisi formulir LHKPN, Harun menyampai­ kan LHKPN terbagi menjadi dua yaitu formulir model KPK A bagi yang baru pertama kali menyampaikan LHKPN dan formulir KPK-B bagi wajib LH­ KPN yang sebelumnya telah menyam­ paikan LHKPN model KPK-A. Ia pun membeberkan tips pengisian LHKPN. Pertama adalah mengum­ pulkan semua dokumen pendukung atau bukti pemilikan harta, isi LHKPN secara jujur, benar dan lengkap serta susun dokumen pendukung sesuai de­ ngan susunan formulir LHKPN. Kemu­ dian satukan formulir dan dokumen pendukung menggunakan clip binder, jangan dijilid atau distapler dan tips terakhir, copy formulir dan dokumen pendukung untuk arsip, sebagai dasar pengisian formulir selanjutnya.

Kekayaan yang wajib dilaporkan meliputi harta bergerak, harta tidak bergerak, surat berharga, kas, piutang dan hutang, hingga penghasilan suami/istri,”

21

varietas

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Lomba Karya Tulis Internal II

Menggali Ide yang Inovatif dan Konstruktif Lomba Karya Tulis (LKT) Internal PT Perkebunan Nusantara X (Persero) kembali digelar. Ada beberapa pembaruan pada LKTI tahun ini. „„Laporan: Sap Jayanti - Siswa P

22

Pada LKT internal tahun 2013 lalu, ada enam tema yang bisa dipilih. Ta­ hun ini tema lomba berganti menjadi tiga tema. Perubahan lainnya, mengu­ sung konsep paperless. Pada LKT in­ ternal pertama, peserta masih dihar­ uskan mengirimkan tulisannya dalam bentuk cetak dan pengiriman melalui pos. Namun tahun ini, peserta cukup mengirimkan tulisannya melalui web­ site perusahaan yaitu ptpn10.co.id dan email panitia lomba. Ketua Panitia LKT Internal Ir. Moch Cholidi saat Penjelasan Teknis Lomba Karya Tulis Internal mema­ parkan, konsep paperless mulai digu­ nakan tahun ini untuk meminimalisir pengguna­an kertas. Hal tersebut se­ jalan juga dengan program cinta ling­ kungan dan efisiensi perusahaan. Tiga tema yang bisa dipilih tahun ini yaitu Industrialisasi Gula di Madu­ ra, Surat untuk Direksi dan Membidik Pasar Korporasi. Dari tema pertama bisa dikupas konsep dari sisi on farm, off farm, non farm serta dukungan stakeholder yang diharapkan bisa mendukung percepatan pembangunan pabrik gula di Madura. Tema kedua bisa berisi ide, saran, aspirasi yang bersifat inovatif dan konstruktif yang dapat menjadi ba­ han pertimbangan bagi direksi untuk menetapkan kebijakan atau keputus­ an korporasi dalam mendukungan ke­ tahan­an pangan dan energi nasional. Sedangkan tema ketiga yaitu membidik pasar korporasi berkaitan dengan upa­

foto:Dery Ardiansyah

ya ekspansi sebagai wujud keseriusan korporasi dalam menerapkan strategi penetrasi pasar. Cholidi berharap, dari LKT internal ini akan muncul ide-ide atau gagas­an segar dari karyawan utamanya mem­­ persiapkan perusahaan dalam per­­saing­ an yang semakin kompleks dari banyak sisi. Gula yang selama ini menja­di an­ dalan harus dipikirkan pengembangan­ nya. Begitu juga kondisi tembakau yang semakin berat tapi juga memiliki pe­ luang menjanjikan. Dalam lomba kali ini, hadiah yang disiapkan juga lebih menarik. Jika pada lomba pertama hanya ada dela­ pan pemenang dengan total hadiah Rp 23 juta, maka kali ini hadiah yang di­ siapkan meningkat hampir dua kali li­ pat. Sebesar Rp 51 juta untuk 18 orang pemenang. Pada kesempatan tersebut, calon peserta juga mendapat ilmu penulisan dari Redaktur Opini dan Politik Jawa Pos, Tomy C. Gutomo.Yang pertama, Tomy menegaskan bahwa menulis ti­ dak sulit. Untuk bisa membuat satu tu­ lisan, yang perlu dilakukan hanya tiga hal yaitu menulis, menulis dan menu­ lis. Yang membuat seseorang sulit un­ tuk memulai menulis biasanya terkait dengan hal teknis. Padahal, menulis ti­ dak ubahnya seperti belajar naik sepe­ da. Ada proses belajar dan kebiasaan.

Proses menulis dimulai dari ide atau gagasan. Kemudian baru dilanjut­ kan pengumpulan materi yang sesu­ ai, penulisan kemudian baru editing. Gaya penulisan sendiri ada beberapa macam yang bisa dipakai dalam mem­ buat tulisan populer. ”Tulisan populer berbeda dengan berita. Sistematika penulisannya lebih bebas,” kata Tomy. LKT dinilai oleh tiga juri yang terdi­ri atas Ir. Cipto Budiono – Staf Ahli Direksi PTPN X, Drs. Ec. Ahmad Zafrul­lah – Dosen Ekonomi Ubaya dan Staf Ahli DPRD Propinsi Jatim, dan Agnes Swetta Pandia – Kepala Biro Harian Kompas Jawa Timur. Tidak mudah bagi ketiga juri un­ tuk menentukan 55 naskah yang layak menjadi juara. Kepala Biro Harian Kompas Jawa Timur, Agnes Swetta Pan­dia menilai sense of belonging kar­yawan perseroan milik negara ini cukup tinggi. Hal itu dilihat dari bebera­pa naskah dari peserta dapat menguraikan tentang industri gula meskipun penulisnya bukan bertugas di pabrik gula. “Ada beberapa naskah yang dapat menulis tentang industri gula dengan sangat detail. Saat saya tanyakan ke panitia, ternyata penulisnya bukan karyawan pabrik gula bahkan ada yang berprofesi dokter,” ungkap Eta 

varietas

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Tentang Lomba Karya Tulis Internal PTPN X 2014 Merupakan acara tahunan yang diselenggarakan untuk kedua kalinya oleh Urusan Humas – Sekretaris Perusahaan guna menampung aspirasi, menyalurkan bakat dan menyuarakan ide dari para karyawan dan keluarga besar PTPN X untuk perusahaan. Dengan mengusung semangat EDO (Efisiensi, Diversifikasi, dan Optimalisasi), lomba tahun ini diadakan menggunakan konsep paperless di mana selain diwajibkan menyebarluaskan hasil karya melalui akun sosial media dan blog pribadi, peserta hanya diperbolehkan untuk mengirimkan karya dalam bentuk sof copy melalui email kepanitiaan lomba. Tema tahun ini ditentukan dengan lebih spesifik namun tetap fleksibel, dengan harapan semua entitas bisnis PTPN X dapat lebih berpartisipasi secara aktif. Hal ini terbukti dari para peserta yang menulis naskah dari lintas unit usaha, sebagai contoh: karyawan unit usaha tembakau menulis tentang bisnis pergulaan. Tentunya hal ini menunjukkan sense of belonging yang tinggi dari karyawan PTPN X. Tema yang diangkat untuk Lomba Karya Tulis Internal 2014 ini yaitu:

mengenai ketahanan pangan dan energi nasional & langkah-langkah strategis menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean tahun 2015.  MEMBIDIK PASAR KORPORASI Upaya ekspansi sebagai wujud serius korporasi dalam menerapkan strategi penetrasi pasar. Adapun kriteria penilaian dalam lomba kali ini adalah: - Kesesuaian karya dengan salah satu tema - Sistematika penyajian - Pemilihan gaya bahasa - Kemudahan untuk dipahami

- Sumber data atau literatur - Potensi penerapan ide/usulan dalam karya (applicable) - Dampak kemanfaatan (advantages) dari ide dan sudut pandang penulis dalam karya - Orisinalitas karya Setelah melalui proses penjurian yang cukup alot, akhirnya Dewan Juri yang terdiri dari Ir. Cipto Budiono – Staf Ahli Direksi PTPN X, Drs. Ec. Ahmad Zafrullah – Dosen Ekonomi Ubaya dan Staf Ahli DPRD Propinsi Jatim, dan Agnes Swetta Pandia – Kepala Harian Kompas Biro Jawa Timur menetapkan nama-nama berikut sebagai pemenang:

Nominasi

Nama

Unit Usaha / Divisi

Juara I

Budiyarto

Litbang Tembakau Jember

Juara II

Bayu Setiawan

PT Nusantara Medika Utama – RS Perkebunan Jember

Juara III

Dany Pratama Putra

PG Djombang Baru

Harapan

M. Kafi Rois

PG Gempolkrep

 INDUSTRIALISASI GULA DI MADURA Konsep dari sisi on farm, off farm, non farm serta dukungan stakeholder yang diharapkan untuk percepatan pembangunan PG di Madura

Harapan

Affandi

PG Gempolkrep

Harapan

dr. Wahjoe Harijanto

PT Nusantara Medika Utama – RS Gatoel

 SURAT UNTUK DIREKSI Ide, saran, aspirasi yang bersifat inovatif dan konstruktif yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi direksi dalam menetapkan kebijakan/ keputusan demi kemajuan PTPN X, khususnya

Favorit Tema I

M. Syaiful Rizal

Sekretaris Perusahaan – IT

Favorit Tema II

Dendy Setiawan

PG Lestari

Favorit Tema III

dr. Ricky Septafianty

PT Nusantara Medika Utama – RS Perkebunan Jember

Judul Karya Segitiga Bermuda Pulau Garam, Kunci Sukses Industrialisasi Madura Jurus Tandur Pabrik Gula Madura Menggali Potensi Tersembunyi di Pulau Madura Aspirasiku untuk Direksi PTPN X: Menaikkan Harga Gula dengan Kemasan Retail Surat untuk Direksi: Sebuah Gagasan sebagai Bahan Perenungan Kebijakan Pemasaran Gula Analisa Modus Kegagalan dan Dampaknya (AMKD) untuk Menurunkan Jam Berhenti Giling dan Persiapan Pabrik Gula Baru Romantisme Madura Media Jejaring Sosial sebagai Gerbang Informasi Perusahaan Promosi Kesehatan untuk Kelas Menengah

Semakin Menunjukkan Kualitasnya „„Laporan: Sekar Arum

 Cipto Budiono foto:Dery Ardiansyah

Meski sedikit berbeda dengan penyelengga­ra­ an lomba karya tulis internal di tahun sebelumnya, Lomba Karya Tulis (LKT) yang diselenggarakan oleh PTPN X (persero) di tahun 2014 rupanya meninggalkan kesan tersendiri bagi salah satu juri, Cipto Budiono. Menurutnya, penyelenggaraan lomba karya tulis ilmiah pada tahun ini menunjukkan perkembang­ an yang luar biasa. Baik dari segi content ataupun kualitas penulisan dari para peserta. Sudah tentu hal ini menjadi prestasi tersendiri, pasalnya para karyawan di tubuh PTPN X (Persero) jauh lebih interaktif dengan menyalurkan berbagai apresiasi yang menjadi pemikiran atau uneg-unegnya selama ini. “Ada beberapa tulisan dan gaya penulisan yang di luar ekspektasi saya, karena banyak dari para peserta yang mengirimkan tulisan dengan content di luar tugasnya sehari-hari. Semisal peserta yang berasal dari anak perusahaan, PT NMU yang

bergerak di bidang kesehatan, ternyata banyak dari mereka yang memilih topik di luar tugasnya seperti inovasi pabrik gula atau yang lainnya. Ini tentu sangat menggembirakan,” papar pria berkacamata ini. Pada LKT ini pun, antusias para karyawan nampak jelas terlihat. Berbagai unit dan anak perusahaan semakin antusias mengirimkan perwakilan­nya untuk lomba karya tulis yang memasuki ta­hun ke dua. “Saya rasa lomba karya tulis internal ini sudah mendapatkan tempat tersendiri bagi para karyawan PTPN X. Kesadaran mereka untuk berpartisipasi dalam lomba karya tulis ilmiah bisa dibilang relatif cukup besar,” paparnya kembali. Ke depan, ia berharap, lomba karya tulis internal ini dapat lebih baik lagi, baik dari content ataupun teknik penulisannnya, dimana perlu disertakan unsur solusi terhadap permasalahan yang mungkin sedang dihadapi oleh PTPN X sehingga dapat menjadi masukan bagi manajemen. Tak hanya itu menurutnya para peserta atau karyawan perlu mendapatkan stimulus provokatif sehingga dapat mengeluarkan ide-ide yang cemerlang. 

23

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

tebu

[ potensi badan usaha ]

Bioetanol

Pasar Internasional sebagai Alternatif Pabrik bioethanol PTPN X telah beroperasai sejak bulan Februari 2014. Pasar luar negeri mulai digarap untuk mengimbangi penyerapan pasar lokal yang masih rendah. „„laporan: SAP Jayanti

General Affair Pabrik Bioethanol PTPN X, Ariel Hidayat, ketika dikonfir­ masi kesiapan pabrik bioethanol, me­ nyatakan optimistisnya pada produksi bioethanol yang dimulai tahun ini.

Ditemui di ruang kerjanya, Ariel me­ maparkan ke­siapan pabrik bioethanol, terutama pengembangan ke pasar luar negeri. Menurut Ariel, pabrik bioethanol PT Perkebunan Nusantara X (Persero) su­ dah mulai beroperasi sejak pertengah­ an Februari lalu. Pabrik bioethanol berbahan baku molasses pertama milik BUMN ini juga tidak lupa menggarap produk turunannya berupa pupuk cair dan listrik. “Pemrosesan produk turunan di­ lakukan bersama rekanan. Bersamaan dengan itu pemasaran juga tidak ke­ tinggalan digarap serius,” katanya de­ ngan nada optimistis. Ia menambahkan, syarat dan keleng­ kapan izin pabrik bioethanol PTPN X

sudah dipenuhi. Nomor Pokok Produ­ sen Barang Kena Cukai (NPPBKC) su­ dah digenggam sejak awal Februari dan menunjukkan pabrik ini sudah siap ber0perasi. Izin tambahan yaitu pem­ bebasan cukai sebagai kelengkap­an pemasaran secara domestik juga sudah diajukan. “Begitu juga dengan tera yang bera­ da di flow meter juga ditargetkan sudah selesai pada awal Maret, katanya. Penyelesaian perizinan tersebut di­ lakukan berbarengan dengan penjajak­ an pasar. Pabrik bioethanol PTPN X saat ini sudah menjalin perjanjian ker­ jasama dengan PT Pertami­na (Persero) untuk menjual bioethanol yang dipro­ duksinya. Diperkirakan bioethanol yang digunakan untuk campuran bahan

foto:Dery Ardiansyah

24

 Petugas laboratorium Pabrik Bioetanol menyiapkan alat untuk proses produksi bioetanol.

tebu

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Melihat masih rendahnya penyerap­an bioetanol di dalam negeri, pemasaran ke luar negeri tentu tidak bisa ditinggalkan. Alcotra berminat menyerap semua produksi bioetanol milik PTPN X selama spesifikasinya memenuhi persyaratan yang mereka tetapkan.

bakar akan mulai diserap Pertam­ ina pada April atau Mei 2014 di area Jakarta dan Surabaya. Daya serap PT Pertamina ter­ hadap bioethanol fuel grade me­ mang masih kecil, hanya 7.000 Kilo Liter (KL) per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan­nya, Per­ tamina menggandeng tiga penya­ lur diantaranya Molindo Raya Industrial dan pabrik bioethanol PTPN X. Padahal, pabrik bioetha­ nol milik PTPN X yang berlokasi di Desa Gedeg, Gempolkrep, Mo­ jokerto ini sanggup menghasilkan 30.000 KL bioethanol fuel grade per tahun. Artinya masih ada banyak hasil produksi yang belum terserap. ”Untuk pasar domestik, saat ini kami juga sedang melakukan penjajak­an re­ kanan dengan Shell dan AKR,” ujarnya. Kebutuhan Shell terhadap bioethanol, tambah Ariel, lebih rendah dibanding­ kan Pertamina. Hanya sekitar 2.5003.000 KL per tahun. Melihat penyerap­an bioethanol di pasar dalam negeri masih belum begitu bergairah, maka pasar internasional bisa saja dilirik sebagai alternatif. Salah satunya melalui trader asing yang ada di Singapura, Alcotra. Tidak menye­ butkan kebutuhan­nya secara spesifik, Alcotra nampaknya berminat menye­ rap produksi bioethanol milik PTPN X selama spesifikasinya memenuhi per­ syaratan yang mereka tetapkan. “Pasar luar negeri lainnya yang se­ka­ rang juga melirik kita adalah Be­lan­da. Sama seperti Alcotra, pembeli dari Be­ landa ini pun bersedia menyerap bio­ ethanol yang dihasilkan,” terang Ariel. Mobilisasi Peralatan Seiring dengan produksi yang mulai berjalan, persiapan pengolahan produk turunan bioethanol berupa listrik dari biogas dan pupuk organik cair juga di­ lakukan. Untuk listrik, PT Multico GE Malaysia sebagai subkontraktor dari PT Multifabrindo Gemilang yang men­ jadi rekanan PTPN X sudah menyiap­ kan Detail Engeneering Design (DED). Multico bertugas menyuplai infrastruk­ tur dan peralatan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas. Pekerjaan berikutnya yang akan di­ lakukan adalah mobilisasi peralatan ke lokasi dan penyiapan civil work seperti fondasi untuk gas engine dan berlanjut

persiapan peranti lainnya. Pengerjaan konstruksi seperti fondasi umumnya membutuhkan waktu sekitar 20 hari hingga 1 bulan. Manajer Maintenance Pabrik Bio­ ethanol PTPN X, Ibrahim Kariadi me­ nga­takan gas methane yang ditangkap oleh gas engine bisa menghasilkan listrik hingga 2,05 MWe. ”Listrik yang dihasilkan nanti akan digunakan un­ tuk menyuplai kebutuhan listrik pabrik bioethanol sendiri,” kata Ibrahim. Kon­ traktor akan membangun dua gas engi­ ne yang masing-masing menghasilkan 1,025 MWe listrik yang dihasilkan dari pengolahan limbah cair hasil main procces. Listrik yang dihasilkan nantinya akan dibeli sendiri oleh pabrik dengan harga Rp 930 per kwh. Harga tersebut sebenarnya tidak lebih murah diban­ dingkan dengan harga beli listrik dari PLN. ”Tapi selama ini listrik dari PLN masih sering padam. Padahal ada be­ berapa instalasi yang sambungan lis­ triknya tidak boleh terputus. Karena itu setidaknya ada jaminan pasokan listrik meskipun tidak full,” ujar Ibrahim. Kebutuhan listrik pabrik bioethanol milik PTPN X mencapai 3,6 MW se­ dangkan yang mampu dipenuhi sendiri hanya 2,05 MW. Sehingga masih ada sekitar 1,65MW kebutuhan listriknya yang masih menggunakan listrik dari PLN. Jaminan kehandalan pasokan listrik sangat penting terutama jika produksi sudah optimal. Beban yang kontinyu membutuhkan listrik seperti chiller un­ tuk fermentasi dan propagasi, pompapompa evaporasi, cooling water dan lain-lain. Aliran listrik untuk chiller sangat penting karena jika terputus maka untuk mencapai ke kondisi ideal

dibutuhkan waktu hingga empat jam dan itu berarti terjadi jam berhenti. Ibrahim menambahkan, kelan­ caran produksi bioethanol dan listrik yang nantinya dihasilkan akan saling terkait. Jika konstruk­ si dan pemasangan peralat­an bisa sesuai dengan jadwal maka pada Mei mendatang pabrik bioethanol milik PTPN X ditargetkan sudah bisa menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Produk turunan lainnya yang dihasilkan adalah Pupuk Organik Cair (POC). POC bisa dihasil­ kan melalui dua proses yaitu melalui pemrosesan biogas maupun langsung. ”Karena biogas belum berjalan, seka­ rang limbah hasil pemrosesan lang­ sung diambil oleh rekanan kita, PT Ra­ jawali menjadi pupuk cair. Sebenarnya dengan adanya biogas bisa membantu meningkatkan kualitas POC,” tutur Process Engineer Pabrik Bioethanol PTPN X, Dimas Eko Prasetyo. Dikatakan Dimas, tidak ada limbah bioethanol yang terbuang. Semua lim­ bah hasil proses yaitu 1.200 meter ku­ bik per hari pada saat full capacity akan dise­rap biogas. Setelah diproses men­ jadi listrik, limbah dalam jumlah yang sama pula yang akan dialirkan untuk diolah menjadi POC. Nantinya akan dibangun plant dari kontraktor untuk mengonversi biogas menjadi pupuk cair. Setelah produksi mulai berjalan pada 12 Februari lalu, rasio bahan baku menjadi etanol dinilai sudah cukup efisien dan mencapai angka ideal. Dari angka ideal 4 kg tetes menjadi 1 liter etanol, sekarang bisa diperoleh 3,8 kg tetes menjadi 1 liter etanol. Bahkan jika efisiensi diperketat, angka 3,75 kg tetes menjadi 1 liter etanol bisa tercapai. Untuk mencapai angka tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bahan baku, kestabilan proses dan utilitas yang stabil. Bahan baku etanol yang bagus adalah tebu yang kandun­ gan gulanya di atas 50 persen. Pada sisi proses, cara yang dilaku­ kan diantaranya mengurangi kehi­ langan pada proses pemurnian dan optimasi proses untuk mengurangi kehilangan. Selain itu juga meningkat­ kan konsentrasi gula menjadi etanol di fermentasi.

25

tebu

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

foto:Dery Ardiansyah

 Ampas PG Modjopanggong yang melimpah merupakan contoh pabrik gula melakukan efisiensi.

Cara Jitu PG Modjopanggoong Terapkan Manajemen Ampas Di musim giling tahun 2013 lalu, beberapa pabrik gula di bawah naungan PTPN X memiliki persediaan ampas yang berlebih. Pabrik Gula (PG) Modjopanggoong salah satunya. Bagaimana caranya? „„laporan: sekar arum

26

Ampas tebu merupakan limbah pa­ dat produk stasiun gilingan di dalam pabrik gula. Ampas tebu juga bisa dikatakan sebagai produk pendam­ ping, karena sebagian besar dipakai oleh pabrik gula sebagai bahan bakar ketel untuk memproduksi energi seba­ gai keperluan proses gilingan. Pabrik Gula (PG) Modjopanggoong saja misalnya, tercatat hingga tang­ gal 20 Desember 2013 ampas tebu (bagasse) yang dihasilkan mencapai 5.110,2 ton. Kelebihan bagasse terse­ but dikirim pada pabrik gula sesaudara yang kekurangan bagasse sebagai ba­ han bakar. Dan juga untuk menyuplai bahan baku ke etanol sebesar 1.000

ton dan pengambilan sudah dimulai sejak 19 Februari silam. Tetapi untuk memperoleh bagasse yang berlimpah tidak mudah. Karena tanaman tebu merupakan tanaman se­ musim, dan tidak dipanen sepanjang tahun. Tentu hal ini akan mempenga­ ruhi kapasitas produksi dan mutu ba­ gasse tersebut. Untuk menjamin mutu dan kualitas­ nya maka diperlukan tempat penyim­ panan yang cukup luas. Kendalanya adalah bagasse bersifat kamba (bulky), sehingga memerlukan biaya transpor­ tasi dan penggudangan yang mahal se­ lain itu apabila dalam keadaan kering bagasse juga mudah terbakar. Untuk meminimalisir kendala terse­ but, PG Modjopanggoong, mempersiap­

kan manajemen kelebih­an am­­pas di tahun 2014 ini. Hal ini se­per­­ti ditu­ turkan General Manager PG Modjo­­ panggoong, Ir. H. Abdul Munib, saat PTPN X Magz berkunjung, (24/2). Ia mengungkapkan, selain rende­ men yang melebihi target Rencana Ker­ ja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), pada musim giling tahun 2013 lalu PG Modjopanggong juga bisa melakukan efisiensi sehingga ampas yang dihasil­ kan melimpah. “Hingga tanggal 20 Oktober 2013, data kami mencatat jumlah yang di­ hasilkan untuk ampas awur ada 181 ton sedangkan ampas bal 197.150 bal atau 3.066 ton,” sebutnya. Tak hanya itu per tanggal 19 Febru­ ari silam, ampas mengalami penyusut­

tebu

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

an 40 persen karena berkurangnya ka­ dar air yang terkandung dalam ampas, sehingga total ampas persediaan PG Modjopanggoong menjadi 3.066 ton. Ditambahkannya, untuk kebutuhan awal giling tahun 2014 sendiri kami memperkirakan total kebutuhan am­ pas tebu awal giling sebanyak 2000 ton dengan penjabaran slow firing sebesar 100 ton, steam test 600 ton, start gi­ ling 400 ton, dan defisit dua periode awal giling sebesar 900 ton. Terkait penyimpanan ampas di PG Modjopanggoong, diterangkan Mu­ nib, ada dua tahap penyimpanan yang ia terapkan antara lain dalam bentuk pressball dan dalam bentuk awur. Untuk pressball sendiri ampas dalam bentuk bal disimpan di gudang ampas dimana gudang tersebut tidak beratap, hanya ditutupi oleh terpaulin. ”Untuk satu tumpukan ampas bal kira-kira berjumlah 13.000 bal, de­ ngan ukuran terpaulin yang diguna­ kan untuk menutupi yaitu 27 meter x 16,5 meter,” tandas pria berkacamata tersebut. Sementara untuk ampas dalam ben­ tuk awur sendiri, disimpan di gudang awur dan sebagian disimpan pada gu­ dang yang juga tidak beratap. Pada gu­ dang yang tidak beratap penyim­pan­ annya juga ditutup dengan terpaulin.

Masih ditemui pada tempat yang sama, Manajer Instalansi PG Modjo­ panggoong M. Kholiq berujar bah­ wa akan ada perubahan yang ter­ jadi terkait manajemen ampas di PG Modjo­panggong pada tahun 2014 di­ bandingkan pada tahun 2013. ”Untuk tahun 2013 lalu, beberapa upaya sudah dilakukan diantaranya dengan menurunkan uap persen tebu, meningkatkan zat kering ampas dan meningkatkan efisiensi ketel,” jelas­ nya. Untuk program kerja yang sudah terlaksana pada tahun 2013 sendiri, tambah Kholiq, diantaranya meng­ ganti penggerak IDF JTA dari turbin uap menjadi motor listrik, mengganti penggerak FDF JTA dari turbin uap menjadi motor listrik, memperbaiki isolasi perpipaan dan bejana uap di se­ mua stasiun, memanfaatkan uap nira dari BP-1 untuk bleeding di masakan dan juice heater, optimalisasi setelan gilingan, operasional nira mentah persen tebu > 100 persen full di A3, menjaga suhu air imbisi 85 derajat cel­ cius, memperbaiki isolasi perpipaan di ketel,dan pembersihan sisi luar dan dalam pipa ketel. “Dengan upaya dan program kerja yang sudah diterapkan pada tahun 2013 lalu, di tahun ini juga kami target­

kan upaya dan memrogram kinerja de­ngan lebih baik lagi dari pada tahun sebelumnya,” urainya. Beberapa upaya dan targetpun menja­di program yang sudah direnca­ na­kan oleh PG Modjopanggoong ke depan. Upaya yang akan dilakukan adalah me­nurunkan uap persen tebu dengan target tahun 2014 sebesar 49 persen dari realisasi tahun sebelum­ nya yaitu 50,16 persen. Meningkatkan zat kering ampas sebesar 49 persen dari realisasi tahun 2013 sebesar 48,92 persen, dan meningkatkan efisiensi ketel sebesar 70 persen dengan real­ isasi tahun 2013 sebesar 64,57 persen. Untuk itu pihaknya akan melakukan beberapa perubahan untuk mengejar target di tahun yang baru ini, antara lain menambah jumlah bleeding di juiceheater yang dulu hanya 2 unit, tahun 2014 akan bertambah menjadi 3 unit. Hal ini diperuntukkan untuk memenuhi uap di badan evapora­ tor pertama 0,6 kg/cm persegi secara kontinyu,begitu pula dengan masakan sebanyak 3 unit. “Selain itu kami juga akan mengop­ ti­malisasi setelan gilingan, pe­ma­ kai­an air pengisi ketel full con­den­ sate,perbaikan saluran gas buang (cassing IDF), dan menerapkan opera­ sional SOP,” pungkasnya.

Ampas PG Modjopanggoong 2009

2010

2011

127.992,9

110.336,5

108.663,7

124.522

141.309,38

Persediaan

1.290

9.586

1.195,8

1.896

2.668,2

Pemakaian

126.702,9

100.750,5

107.467,9

122.626

138.641,18

Produksi

2012

2013

”Untuk tahun 2013 lalu, beberapa upaya sudah dilakukan diantaranya dengan menurunkan uap persen tebu, meningkatkan zat kering ampas dan meningkatkan efisiensi ketel,” M. Kholiq Manajer Instalansi PG Modjopanggoong

 Ir. H Abdul Munib menunjukkan ampas yang dikelola PG

27 foto:Dery Ardiansyah

tebu

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja

Bukan Biaya Tapi Investasi Penerapan SMK3 syarat utama yang berpengaruh besar terhadap nilai investasi, kualitas dan kuantitas produk, kelangsungan usaha serta daya saing perusahaan. „„laporan: siska prestiwati

Hanya dalam hitungan bulan, setiap pabrik gula harus menerapkan Sistem Manejemen Keselamatan dan Kese­ hatan Kerja (SMK3) pada tahun 2015 mendatang. Selain untuk melaksana­ kan Peraturan Pemerintah nomor 50

28

tahun 2012 tentang penerapan SMK3, pelaksanakaan SMK3 juga menjadi sebuah keharusan untuk menghadapi persaingan perdagangan bebas. Hal ini seperti disampaikan, Direk­ tur Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PNK3), Kemen­ terian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(Kemenakertrans) RI, Ir. Amri, AK, MM. Ia mengatakan, memasuki era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk kompetitif dan memili­ ki daya saing tinggi baik dengan peru­ sahaan di dalam negeri maupun dunia bisnis dunia. Salah satu tuntutan di era globalisasi adalah jaminan Keselamat­ an dan Kesehatan Kerja (K3). “Saat ini, kita dituntut untuk mene­ rapkan Hak Asasi Manusia (HAM). Salah satu koridornya adalah harus mampu memberikan jaminan K3 baik untuk karyawan maupun masyarakat sekitar.

 Direktur Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PNK3), Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans)

tebu

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

“Karena perdagangan global, maka sudah bukan waktunya lagi bagi perusahaan untuk santai-santai. Memang di awal cost dibutuhkan untuk menerapkan K3, namun K3 sebenarnya adalah investasi di masa depan,”

Persoalannya, Tahun 2015 hanya tinggal 10 bulan lagi,” papar Amri dalam acara Dialog K3 bersama Kemenakertans ber­ tajuk “Pabrik Gula di Jatim Siap Men­ dukung Program Nasional Indonesia Berbudaya K3 Tahun 2015 Menuju Zero Accident (SMK3),” di Pabrik Gula (PG) Gempolkrep, Sabtu (15/02) Pada kesempatan tersebut, Amri menambahkan, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap pabrik gula bisa menjangkau visi misi kemen­ terian sebagai bagian dari pembinaan ketenagakerjaan. Sehingga pada tahun

2015, semua pabrik gula sudah bisa berbudaya K3. “Ini adalah tantangan yang tidak bisa dilihat dengan sebelah mata,” te­ gas pria yang sudah 23 tahun berkecim­ pung di dunia K3 ini. Amri menegaskan masalah K3 ini sudah tidak bisa lagi dibicarakan da­ lam format konsep-konsep tetapi perlu diterapkan. Banyak pertanyaan yang berkaitan dengan K3 dengan kelang­ sungan usaha bagi perusahaan. Dima­ na, tidak ada satu perusahaan pun yang menginginkan produktivitasnya ren­

foto:Dery Ardiansyah

dah. “Agar pelaksanaan K3 bisa diterap­ kan, maka seluruh komponen perusa­ haan mulai dari jajaran top manaje­ men hingga ke jajaran paling bawah harus memahami K3,” tegasnya. Masih menurut Amri, mengapa K3 ini sangat penting untuk diterapkan? Yang pertama, K3 merupakan kebu­ tuhan dan hak tenaga kerja dalam perlindungan K3 untuk mewujudkan kesejahteraan. Yang kedua, penerapan K3 untuk mengurangi kerugian akibat kecelakaan kerja oleh menajemen. Ala­ san yang ketiga adalah saat ini, K3 su­ dah menjadi persyaratan perdagangan global dan alasan yang keempat adalah K3 menciptakan tempat kerja yang se­ hat, aman dan produktif sedang alasan yang terakhir adalah K3 telah menjadi komitmen global. “Karena perdagangan global, maka sudah bukan waktunya lagi bagi peru­ sahaan untuk enjoy-enjoy. Memang di awal cost dibutuhkan untuk menerap­ kan K3, namun K3 sebenarnya adalah investasi di masa depan,” ujarnya. Amri menjelaskan bila kondisi tem­ pat kerja tidak nyaman, aman dan sehat bagi karyawan. Maka akan ada karyawan yang sakit. Bila karyawan banyak yang sakit maka otomatis pro­ duktivitas perusahaan akan rendah dan tentunya hal itu akan merugikan perusahaan sendiri. Belum lagi bila ditinjau dari sisi lingkungan, kondisi ruang kerja yang tidak sehat, aman dan nyaman bisa berdampak pada pencemaran lingkungan yang saat ini segala macam tindakan pencemaran lingkungan akan dikenakan sanksi yang cukup berat. “Kalau suatu perusahaan cuek de­ ngan K3, itu artinya perusahaan terse­ but tidak butuh dengan globalisasi yang artinya perusahaan tersebut tidak akan besar. Begitu persoalan global­ isasi ini masuk ke pabrik gula, bila K3 tidak diterapkan maka akan berakibat besar pada kelangsungan pabrik gula itu sendiri,” pungkasnya. 

29

tebu

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

besno

[ business opportunity ]

Pasar Telur Ayam Terbuka Lebar Bisnis ayam petelur sangat menjanjikan. Sayang, para pebisnis ayam petelur kerap kesulitan dana. PTPN X melalui PT DAS mengucurkan pinjaman lunak. Hasilnya, bisnis ayam petelur pun menggeliat. „„laporan: siska prestiwati

Pasir muntahan Gunung Kelud masih menggunung di sisi kanan-kiri jalanan di Kabupaten Kediri. Bahkan, sak-sak berisi pasir tampak bertumpuk dibentuk melingkar untuk melindungi tumpukan pasir agar tidak tersapu air hujan yang turun setiap hari. Tidak terkecuali dengan salah satu rumah di Desa Deyeng, Kecamatan Sambi yang

 Managing Direktur PT Dian Aryo Sandhika (DAS), Ir. Yoyok Sisiyanto.

30

letaknya 10 km dari Puncak Gunung Kelud. Pemandangan jauh berubah, saat memasuki halaman rumah bercat putih tersebut. Bila di luar terlihat tumpukan pasir, baru beberapa kali melangkah masuk ke dalam teras samping rumah. Bau khas kandang ayam menyapa hidung. Setelah mele­ wati sebuah bangunan yang menjadi gudang pakan dan telur, tampak kan­ dang ayam petelur terbuat dari bambu berukuran 8 x 25 meter dengan tinggi kurang lebih satu meter. Kandang itu berisi kurang lebih 3.000 ekor ayam berwarna coklat ke­ merah-merahan berjajar rapi di dalam petak berukuran 25 cm X 35 cm, tinggi belakang 28 cm dan tinggi depan 35 cm di sisi kiri dan kanan. Di tengah-ten­ gah ada jalan berukuran kurang lebih 1 meter untuk memberi makan, minum dan mengambil telurtelur ayam. Tampak seorang laki-laki sambil membawa etre (tempat telur ayam) yang be­ lum penuh dengan telur ayam, tampak sedang mengambil telurtelur di bawah

kepala ayam-ayam tersebut. “Dalam sehari, 1 flag bisa meng­ hasilkan 30 etre dimana satu etre beri­ si 24 butir telur,” jawab pria tersebut kepada PTPN X Magz, Sabtu (08/03). Puas melihat lokasi kandang ayam petelur, salah seorang karyawan meng­ ajak PTPN X Magz bertemu dengan Managing Director PT Dian Aryo Sandhika (DAS), Ir. Yoyok Sisbiyanto, perusahaan avalis yang mengucurkan dana pinjaman dari PKBL PT Perke­ bunan Nusantara X (Persero) kepada 100 orang peternak ayam di wilayah Kediri. “Selama tiga tahun yaitu tahun 2010 hingga 2013 dana pinjaman yang terkucur sudah mencapai Rp 4,5 mili­ ar,” sebut Yoyok. Yoyok menambahkan hingga 2013 sudah ada 100 orang peternak yang sudah mendapatkan pinjaman lunak dari PTPN X. Padahal, permintaan pinjaman mencapai 400 orang peter­ nak, sayangnya pada pertengahan ta­ hun 2013, program kemitraan sempat mandek. Meskipun pada 2014 ini su­ dah dikembalikan lagi seperti di awal tahun 2013 lalu. “Satu orang peternak mendapatkan bantuan bukan berupa uang tunai, karena orang Indonesia masih berpe­

tebu

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

foto:Dery Ardiansyah

rilaku konsumtif. Sehingga uang pin­ jaman akan habis hanya dalam waktu singkat dan bukan untuk pengembang­ an agribisnis perunggasan,” jelas dia. Untuk itu, sambung Yoyok, pihak memberikan pinjaman lunak tersebut dalam bentuk 500 ekor ayam pullet atau ayam siap telur dengan usia 20 hingga 22 minggu, pakan ternak se­ lama dua bulan dan pendampingan untuk memantau kesehatan ayam. Ti­ dak hanya memberikan pinjaman, PT DAS juga akan membeli telur-telur yang dihasilkan oleh para peternak. Hal ini dilakukan agar minat masya­ rakat untuk beternak ayam petelur terus tinggi sebab mereka tidak perlu dipusingkan dengan pemasaran pro­ duksi mereka. Masih menurut Yoyok, agar men­ dapatkan pinjaman lunak, ada syarat yang harus dipenuhi oleh calon pene­ rima pinjaman. Salah satunya, dalam satu kepala keluarga (KK) minimal ha­ rus memiliki 5.000 ekor ayam, memi­ liki kandang, berpengalaman dalam beternak ayam. Yoyok menekankan, pinjaman lu­ nak yang dikucurkan melalui PT DAS tidak akan terus menerus diberikan ke peternak yang itu-itu aja. Artinya, setelah mendapatkan pinjaman seba­

nyak dua periode ternak dimana satu periode adalah 1,5 tahun, PT DAS akan diarahkan untuk bisa mendapatkan bantuan dari pihak perbankan atau bankable. “Para peternak yang mendapatkan kucuran pinjaman lunak dari PT DAS belum bankable sehingga sulit untuk mendapatkan pinjaman dari bank,” katanya. Saat disinggung berapa pendapatan dari usaha ternak ayam petelur, Yoyok mengungkapkan rata-rata pendapatan bersih peternak yang memiliki 5.000 ekor ayam dalam satu bulan akan men­ dapatkan Rp 2,5 juta dengan asumsi harga jual telur seharga Rp 13.000/ kg. Yoyok menjelaskan ayam akan ber­ produksi sejak usia 20 minggu hingga 80 minggu dan untuk ayam afkir atau ayam yang sudah tidak bertelur meru­ pakan hak peternak. Biasanya ayam afkir akan dijual untuk dipotong dan biasanya digunakan untuk soto ayam. “Puncak produksi ayam ada umur 22 hingga 40 tahun dan peternak break event point (BEP) 10 bulan atau 55 hingga 60 persen produksi,” ujarnya. Terkait ancaman virus flu burung, Yoyok menjelaskan sebenarnya flu burung bisa diantisipasi dengan pe­

meliharaan ayam yang baik dengan sanitasi, bio security dan kebersihan kandang. Dimana, bila semua itu di­ lakukan dengan baik dan benar, maka tidak akan ada ayam yang sakit dan produktivitas akan tinggi. “Sebenarnya virus flu burung itu hanya ulah media yang terlalu membe­ sar-besarkan, padahal hal tersebut tidak berbahaya. Kalau memang ber­ bahaya maka Blitar dan Kediri seba­ gai sentra ayam petelur banyak yang meninggal. Namun, hingga saat ini ke­ jadian itu tidak ada,” papar dia. Yoyok menjelaskan potensi pasar untuk telur ayam di dalam negeri masih sangat besar. Bahkan, dalam satu hari PT DAS harus mengirim 74.500 ton telur ayam ke Jakarta, sementara pro­ duksi peternak ayam petelur di Kediri hanya 10 persen saja. “Sebenarnya agribisnis perunggas­ an ini merupakan salah satu jalan untuk menguatkan ekonomi kerakya­ tan. Sangat disayangkan bila program pinjam­an lunak ini dihentikan, pada­ hal masih banyak masyarakat yang membutuhkannya,” jelasnya. Untuk diketahui, agribisnis per­ ung­gasan memiliki peranan penting da­lam menggerakkan perekonomian nasional. Dirjen Peternakan dan Kes­ wan Syukur Iwantoro mengungkapkan bahwa sektor perunggasan menyerap investasi Rp 1,68 triliun (60%) dari investasi di bidang peternakan sebesar Rp 2,8 triliun. Tahun 2012, produksi telur menca­ pai 24 miliar butir dengan nilai tran­ saksi Rp 24 hingga Rp 25 triliun. Pada sisi produksi, industri ayam pedaging memberikan kontribusi sebesar 1,27 juta ton (63,3%) dari total produksi daging nasional 2,47 juta ton, semen­ tara kontribusi telur ayam ras men­ capai 0,97 juta ton (69,2%) dari total produksi telur nasional 1,43 juta ton. Dengan memperhatikan tren pro­ duksi beberapa tahun terakhir, agri­ bisnis perunggasan diperkirakan da­ pat tumbuh sebesar 5-7 persen pada tahun 2013 dan akan terus meningkat di tahun-tahun mendatang. Fakta-fakta tersebut membuktikan bahwa agribisnis ayam ras telah ber­ peran nyata dalam mendorong per­ tumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan, menciptakan lapangan pekerjaan, dan memperkuat ketahan­ an pangan.

31

rendemen

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

rendemen

[ rencana & ide untuk manajemen ]

Peningkatan Kompetensi Kepemimpinan

Dongkrak Kinerja SDM PTPN X Kompetensi sumber daya manusia dalam perusahaan harus dioptimalkan. Melalui pelatihan dan pengembangan karyawan yang berbasis kompetensi, diharap mampu mendongkrak kinerja karyawan.

„„laporan: sekar arum

Untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja karyawan, PT Perkebunan Nusantara X (Persero) menyelengga­ rakan Diklat Peningkatan Kompetensi Kepemimpinan Bagi Manager & Kepala Urusan Lingkup PTPN X secara bergu­ lir di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Lawang, Malang. Kegiatan yang diselenggarakan 1822 Februari 2014, diharapkan membe­

rikan dampak positif pada SDM yang berkompetensi di bidangnya. Kompe­ tensi ini diharapkan mampu membawa keberhasilan pribadinya pada pening­ katan kinerja serta memberikan kua­ litas dan kemampuan kerja yang akan berdampak pada peningkatan mutu dan kualitas perusahaan. Direktur Utama PTPN X (Persero), Ir. Subiyono MMA, saat membuka dik­ lat mengutarakan, keberadaan sumber daya manusia dalam ruang ling­kup PTPN X(Persero) merupakan aset yang berharga bagi perusahaan. Keberhasil­ an suatu perusahaan tentu ditentukan dari kualitas orang-orang yang berada di dalamnya. “SDM akan bekerja secara optimal ji­ka perusahaan dapat mendukung ke­ majuan karir mereka dengan melihat apa sebenarnya kompetensi mere­ka,” kata Subiyono. Subiyono berharap, dengan adanya pengembangan SDM berbasis kompe­ ten­si yang dilakukan saat ini, akan mem­pertinggi produktivitas karya­ wan sehingga kualitas kerja pun lebih

tinggi pula dan berujung pada puasnya produktivitas perusahaan. Lebih lanjut Subiyanto menegas­ kan, ada empat point penting yang harus diingat bagi tiap individu, untuk meraih kesuseksessan yang diingin­ kan oleh perusahaan. Empat point itu antara lain, pertama, menjungkirba­ likkan kearifan lokal yang konvensio­ nal, kedua, menerapkan rekayasa tek­nologi secara berkesinambungan di berbagai bidang yang dimiliki oleh PTPN X, ketiga, melakukan berbagai diversifikasi untuk menyiapkan berba­ gai tantangan kompetitif kedepan, dan keempat, mempersiapkan managemen secara relevan. Sementara itu pada kesempatan ter­sebut, kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian(BBPP) Ketindan, Lawang, Ma­lang, Adang Warya, menuturkan, dengan adanya diklat atau pelatihan tersebut dapat menciptakan kader ber­ kualitas di tubuh PTPN X. “Kami sangat bangga karena PTPN X memilih BBPP sebagai ruju­ kan diklat peningkatan kompetensi

 DIrektur Utama PTPN X (Persero), Ir. Subiyono mengkalungkan ID Card sebagai simbol dimulainya diklat.

32 foto:Dery Ardiansyah

rendemen

kepemimpin­an. Tingkat kompetensi me­mang sangat dibutuhkan agar da­ pat mengetahui tingkat kinerja yang diharapkan untuk kategori baik atau rata-rata,” kata Adang. Penentuan ambang kompetensi yang dibutuhkan, lanjut Adang, akan dapat dijadikan dasar bagi proses se­ leksi, suksesi perencanaan, evaluasi kinerja dan pengembangan SDM. Untuk melahirkan hal tersebut, tam­bahnya, maka kompetensi yang di­­bu­tuhkan menjadi sangat urgent un­tuk dipandang pada setiap level ma­najemen dengan penekanan yang spe­sifik, yakni level eksekutif, manajer atau pimpinan dan karyawan. Hal ini di­perlukan sebagai upaya menghadapi era kompetisi yang ditandai dunia ker­ ja masa kini dan yang akan datang. “Disini peran SDM dalam perusa­ haan mempunyai arti yang sama pen­ tingnya dengan pekerjaan itu sendiri, sehingga interaksi antara perusahaan dan SDM menjadi fokus perhatian pa­

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

ra pimpinan di berbagai tingkatan ma­ naje­men dan berbagai organisasi baik publik maupun bisnis,” tambahnya. Mengubah Mindset Sementara itu, menurut Imam Mu­nadi dari Asia Leader, untuk pe­ ning­­kat­­an kompetensi harus melalui peru­bah­an pola pikir (mindset). Maka pe­nyelenggaraan Diklat tidak sekadar merupakan transfer of knowledge te­tapi diharapkan juga merupakan transfer of attitude dan transfer of value. Kompetensi, lanjut Imam, dapat di­ gambarkan sebagai kemampuan un­ tuk melaksanakan tugas, peran dan tu­gas, kemampuan mengintegrasikan pengetahuan, ketrampilan-ketrampil­ an, sikap-sikap dan nilai-nilai pribadi dan kemampuan untuk membangun pengetahuan dan ketrampilan yang di­ dasarkan pada pengalaman dan pem­ belajaran yang dilakukan. “Perubahan peningkatan kompe­

tensi kepemimpinan tentu dapat di­ pengaruhi oleh mindset. Mindset sese­ orang amat besar pengaruhnya dalam menentukan perilaku orang tersebut,” tegas pria yang juga berprofesi sebagai penulis buku ini. Ditambahkannya, perilaku pekerja amat besar pengaruhnya dalam me­ nentukan tindakan-tindakan yang di­ ambil. Dan pada akhirnya, tindakantindakan itulah yang akan menentukan hasil-hasil yang akan kita dapatkan. Jadi sesungguhnya, tambah Imam, jika seseorang memiliki mindset yang positif, janganlah heran kalau hasil karya orang tersebut akan positif. Dan sebaliknya, jika ada seseorang yang memiliki mindset negatif, jangan he­ ran kalau hasil yang didapatkan akan negatif pula. “Karena itu, penting bagi kita untuk memperhatikan mindset yang berse­ mayam dalam diri masing-masing, baik terhadap profesi maupun peker­ jaan,” pungkasnya.

33

rendemen

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Pelatihan Tingkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia

SDM Berkualitas Siap Songsong IPO  Ir. Subiyono, MMA Direktur Utama PTPN X

„„laporan: SAP Jayanti

34

Persaingan bisnis pergulaan ke depan akan semakin ketat. Tantangan yang perlu diwaspadai diantaranya me­ ngenai liberalisasi ekonomi. Liberal­ isasi ekonomi yang paling dekat yaitu Masyarakat Ekonomi Asia pada Janu­ ari 2015. Sementara, kebijakan negara sering kali tidak berpihak pada dunia agroindustri. Hal itu mempersulit kon­ disi PT Perkebunan Nusantara X (Per­ sero) yang tidak memiliki HGU atau kebun sendiri. Untuk menghadapi pasar bebas terse­ but, PTPN X menyiapkan diri dengan memberikan pembekalan kepada SDM. Berbekal SDM yang unggul diharapkan PTPN X mampu menghadapi pasar be­ bas yang terus bergerak dinamis. ”Selama ini kita kesulitan mencari benchmark. Karena itu SDM kita harus unggul. Kita akan berdiskusi sendiri, merumuskan sendiri langkah ke depan berdasarkan fakta empiris yang ada sekarang,” kata Direktur Utama PTPN X, Ir. Subiyono, MMA. Saat membuka Diklat Peningkat­ an Kompetensi Kepemimpinan Bagi Ma­na­ger dan Kepala Urusan Lingkup PTPN X angkatan II di Balai Besar Pela­tihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Lawang, Malang, Subiyono menekan­ kan, dengan segala tantangan yang harus dihadapi, PTPN X masih memili­ ki modal yang membuat perusahaan perkebunan ini akan mampu mengha­ dapi persaingan. Hingga tahun 2013 lalu, perusahaan yang berkantor pusat di Jalan Jem­ batan Merah ini masih mencatatkan

Sumber Daya Manusia menjadi hal yang utama bagi pengembangan suatu perusahaan. Perubahan apa pun yang dilakukan perusahaan tidak akan berhasil jika tidak ada perubahan pada sumber daya manusianya. laba terbesar ketiga diantara BUMN gu­la lainnya. Berdasarkan audit ter­ akhir, laba PTPN X tahun 2013 tercatat sebesar Rp 185 miliar. Dan meskipun tidak memiliki HGU, kinerja PTPN X tetap tinggi dibandingkan BUMN gula lainnya. Subiyono menuturkan, penggunaan teknologi di pabrik gula milik PTPN X sudah tidak ada masalah. Investasi hing­ ga triliunan rupiah juga siap dikucurkan perusahaan. Namun pertanyaannya, si­ a­pa yang akan mengawal penggunaan teknologi tersebut? Menurutnya, di­rek­si tidak akan lagi terlalu banyak inter­vensi dalam pengawalan teknologi. Su­dah saatnya karyawan di masing-masing unit yang mengawal teknologi baru ter­ sebut berjalan namun tetap disesuaikan dalam koridor direksi. Efisiensi Diversifikasi dan Optimali­ sasi (EDO) yang dicanangkan perusaha­ an semakin dikukuhkan. Efisiensi di­ tunjukkan melalui penghematan bahan bakar melalui elektrifikasi, penggu­naan boiler tekanan tinggi. Pengguna­an ba­ han bakar yang efisien akan mendu­ kung diversifikasi yang dirintis perusa­ haan yaitu cogeneration dan bioetanol. ”Diversifikasi ini mutlak dilakukan. Bicara diversifikasi, terutama cogen yang menghasilkan listrik tidak bisa di­ lakukan tanpa saving bagasse. Saving bagasse bisa dilakukan kalau pabriknya efisien. Semuanya berhubungan,” tutur Subiyono. Sedangkan Optimalisasi yaitu saat setiap bagian dalam perusahaan yang bisa berfungsi secara optimal. Untuk menjalankan EDO, perlu ada­ nya perubahan mindset di SDM. Hanya saja ia mengakui membentuk manusia

yang berkualitas memang tidak gam­ pang. “Nantinya akan dibentuk penga­ wal teknologi. Seperti karate, sabuk hitam atau black belt dan green belt atau sabuk hijau,” sambung mantan Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur ini. Sabuk hitam merupakan kumpulan mereka yang menguasai teknologi. Se­ dangkan sabuk hijau terdiri dari para pemula. Masing-masing kelompok ber­ jumlah 15 orang. SDM yang berkualitas semakin men­ desak terlebih menyongsong rencana IPO pada tahun 2015. IPO mensyarat­ kan kinerja keuangan yang prima. ”Dari peserta pelatihan ini diharapkan ada sumbangan-sumbangan pemikiran ba­ gaimana mewujudkan target tersebut. Kemudian dari pelatihan dan diskusi ini, bagaimana pemikiran tersebut di­ implementasikan tersebut,” tuturnya. Kepala bagian Diklat BBPP, Tri Agus­tin M. menambahkan, ada banyak hal yang bisa didapatkan dari pelatihan yang diikuti. Diantaranya menumbuh­ kan keberanian dan percaya diri, me­ ning­katkan interaksi, komunikasi, ker­ jasama dan komitmen bersama un­tuk maju. Sekaligus untuk memprogram kembali pola pikir untuk sukses. ”Dari pelatihan ini akan diciptakan kader yang berintegritas, visioner untuk men­ ciptakan perusahaan agroindustri ber­ wawasan lingkungan sesuai dengan visi misi perusahaan,” kata Tri Agustin. Pelatihan untuk angkatan II ini ber­ langsung 10-15 Maret. Berikutnya akan dilakukan juga pelatihan untuk angkat­ an berikutnya yang diikuti oleh kepala urusan dan manajer unit di lingkup PTPN X.

rendemen

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Di era digital, manajemen kehumasan harus memililik karakter yang kuat, responsif dan terarah, untuk mendukung kinerja perusahaan. Oleh karena itu, humas juga harus mengikuti ritme perkembangan teknologi informasi.

Kehumasan di Era Keterbukaan Informasi Publik „„laporan: SAP Jayanti

Untuk meningkatkan kinerja kehu­ masan, Kamis 23 Januari 2014, ber­ tempat di Hall Kantor Direksi PTPN X, diadakan workshop bertajuk, ‘Me­ nyatukan Persepsi Kimunikasi untuk Meningkatkan Citra Perusahaan.’ Da­ lam acara tersebut dihadirkan para pem­bicara yang berkompeten bidang ke­humas­an. Ir. T. Su­tar­yan­to, MM, Direktur Pro­duksi PTPN X, dalam pembuka­ an­nya mengutarakan, peran humas de­wa­sa ini sangatlah menentukan bagi per­usahaan. Karena itu, pelak­ sana ke­­humasan haruslah membekali diri de­ngan skill dan attitude agar da­ pat me­laksanakan tugas-tugas kehu­ masan se­cara profesional dan propor­ sional. Na­mun tak bisa dipungkiri berkembang­nya era teknologi infor­ masi yang semakin canggih ikut serta mempengaruhi hal tersebut. “Divisi hubungan masyarakat BUMN saat ini, sudah seharusnya mam­pu memanfaatkan tren media sosi­al dan on-line sehingga tidak ha­ nya memberikan reputasi yang baik ba­gi perusahaan tetapi juga memberi nilai tambah humas itu sendiri. Itupun yang juga harus di terapkan oleh PTPN X,” ungkapnya. Menurut Sutaryanto, tugas kehu­ masan (public relation/PR) di era se­ karang ini sesungguhnya tidak lagi mudah karena masyarakat tidak lagi bisa diberi informasi yang tidak ber­ dasar. “Masyarakat sudah semakin cerdas. Media sosial jumlahnya juga terus ber­ tambah, yang membuat masyarakat de­ngan mudah mengakses informasi ti­ dak saja swasta tetapi juga perusa­haanperusahaan milik negara,” ujar­nya.

 Ir. T. Sutaryanto, MM Direktur Produksi PTPN X

Sederet media sosial yang makin populer dan sifatnya menglobal seper­ ti email, twitter, SMS, facebook, line, whatsapp, linkedln, dan lainnya pemi­ natnya terus mengalami pertumbuh­ an. “Peran media sosial ini menambah dampak signifikan terhadap suatu arus publikasi. Praktis, informasi yang datang dan beredar tidak bisa ditahan karena hadir ke tangan publik demiki­ an cepat. Untuk itu saya berharap para karyawan yang mengikuti workshop ini dapat mengambil ilmu dari apa yang dijabarkan oleh para pembicara kal ini,” ujarnya. Sementara itu Sekretaris Perusa­ haan PTPN X, Ir. Moh. Cholidi yang berkesempatan memberikan paparan tentang kehumasan, menyampaikan, peran humas semakin strategis se­ iring dengan perkembangan era re­ formasi dan era keterbukaan infor­ masi publik. Sebagai humas PTPN X,

harus bisa mengamankan kebijakan lembaganya, memberikan pelayanan, menyebarluas­kan pesan atau infor­ masi serta mengedukasi masyarakat mengenai kebijakan hingga programprogram kerja lembaganya. Komunikasi yang diberikan oleh sebuah korporasi efektif, lanjut Cho­ lidi, juga dipandang mampu memberi­ kan akses informasi alternatif bagi keseimbangan dan mengedukasi ma­ syarakat. “Humas diharuskan mampu menge­ mas sistem pengelolaan informasi yang dibutuhkan publik, akurat dan me­narik,” katanya. Lebih jauh Cholidi berujar, semua info yang disampaikan ke pada masya­ rakat sumbernya haruslah jelas. Ja­ ngan sampai mengeluarkan statement yang tidak bertanggungjawab sehing­ ga mengakibatkan dapat menurunkan kepercayaan publik terhadap perusa­ haan. Untuk itu dengan tampilan website terbaru dari www.ptpn10.co.id atau PTPN X magazine yang lebih acces­ sible dan informatif serta Knowledge Management System sebagai pusat informasi internal bagi karyawan dan Office Automation diharapkan bisa mendukung tata persuratan yang ada di perusahaan. “Para karyawan dapat ikut serta dalam pengisiannya, baik karyawan kantor direksi ataupun karyawan yang ada di unit usaha dan anak perusahaan PTPN X,’ kata Cholidi. Cholidi juga berharap, kepuasan publik bisa tercapai dengan adanya peran humas yang makin baik sehing­ ga citra dan kredibilitas PTPN X se­ cara khusus dan unit atau anak peru­ sahaan semakin dipercaya di mata ma­syarakat.

35

rendemen

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Kehumasan

Membangun Citra Positif Perusahaan Fungsi humas tidak sebatas memberi informasi tentang sesuatu pada publik. Humas juga harus mampu membuat citra positif pada publik. „„laporan: sekar arum

Pada Workshop Kehumasan berta­ juk ‘Menyatukan Persepsi Komunikasi untuk Meningkatkan Citra Perusahaan‘ yang berlangsung pada 23 Januari 2014 di Hall Kantor Direksi PTPN X, dipaparkan dua materi tentang kehu­ masan oleh dua pembicara yang kompe­ ten di bidangnya. Mereka adalah, Moh. Eri Irawan, seorang Konsultan PR dan Agnes Swetta Pandia Kepala Biro Hari­ an Kompas Jawa Timur. Mengusung tema Media dan Tan­ tang­an Komunikasi Perusahaan dan Pemberitaan Bisnis dari Perspektif Media, workshop yang diikuti oleh hampir semua perwakilan unit dan

anak perusahaan PTPN X tersebut ternyata mendapat antusias dari para peserta. Dalam paparannya, Eri mengung­ kapkan, pada dasarnya humas atau juga dikenal sebagian masyarakat de­ ngan sebutan Public Relation (PR) tak hanya bertaut dengan pers ataupun media semata. Definisi utama humas atau public relation sebenarnya, mem­ bentuk citra atau persepsi positif pu­ blik terhadap perusahaan. “Tugas utama seorang humas, me­ nyelesaikan berbagai macam situasi yang bisa melunturkan citra perusa­ haan (lost of image), baik di mata in­ vestor maupun publik luas,” kata Eri. Eri menyampaikan, yang terpenting dari peran kehumasan adalah menyu­ sun strategi komunikasi humas yang tepat untuk mengatasi krisis yang ter­ jadi di perusahaan serta bagaimana menyusun program kehumasan guna meningkatkan sentimen positif ma­ syarakat terhadap perusahaan. Untuk itu diperlukan strategi kehu­ masan yang tepat diantaranya, perta­ ma dengan menerapkan sistem proak­

tif dan reaktif. Yang dimaksud dengan strategi proaktif adalah membantu meningkatkan kinerja perusahaan dengan menciptakan inisiatif serta ke­ giatan yang sesuai dengan kerangka besar strategi perusahaan. “Strategi ini dirancang dan digerak­ kan sejak awal oleh perusahaan, yaitu sebelum publik menuntut, sebelum isu berkembang dan menyebar luas, sampai akhirnya benar-benar terjadi,” kata Eri. Kedua adalah menerapkan strategi reaktif yaitu strategi yang bergantung pada lingkungan. Praktisi Public Rela­ tions baru akan bergerak setelah ada suatu hal yang terjadi di lingkungan pe­ rusahaan yang sekiranya dapat mem­ pengaruhi keberadaan perusahaan. Dan yang terpenting dengan me­ nerapkan sistem kehumasan yang tepat, diharapkan hal tersebut dapat mencapai tujuan korporasi, dengan komunikasi sebagai kegiatannya yang utama. Tentunya dengan sasaran kegiat­ an humas adalah publik intern dan ekstern, sedangkan tujuannya adalah terbinanya hubungan harmonis antara

 Sekretaris Perusahaan PTPN X (Persero), M Cholidi mengapresiasi karyawan PTPN

36 foto:Dery Ardiansyah

rendemen

korporasi dengan publik atau sasaran khalayak yang terkait, yang pada akhir tujuannya: diharapkan akan tercipta citra positif (good image), adanya ke­ mauan yang baik (good will), saling menghargai (mutual appreciation), sa­ ling timbul pengertian (mutual under­ standing), toleransi (tolerance) antara kedua belah pihak yang terkait dan sebagainya. “Citra positif atau reputasi perusa­ haan merupakan hal yang sangat pen­ ting karena dapat meningkatkan value perusahaan,” tekannya. Citra yang kuat, tambah Eri, akan sangat membantu membantu perusa­ haan tidak hanya dalam menjual produk dan jasanya, tetapi juga mem­ bantu perusahaan untuk secara lelua­ sa mengembangkan inisiatif-inisiatif bisnis tanpa resistensi dari para stake­ holders. “Di samping itu, citra yang kuat akan menjadikan perusahaan menarik mi­ nat sumber daya terbaik untuk bekerja didalamnya,” terangnya kembali. Setidaknya ada empat indikator yang dapat dipakai untuk menaksir seberapa kuat reputasi suatu perusa­ haan. Pertama, daya saing perusahaan dalam menjual produknya dengan harga premium pada kurun waktu yang tidak sebentar. Kedua, kesanggupan perusahaan dalam merekrut dan mempertahankan staf kunci yang berkualitas. Ketiga, konsistensi perusahaan dalam men­ dapatkan dukungan words of mouth berupa rekomendasi positif. Keempat, keberpihakan publik ketika terjadi masalah. Lebih Dekat dengan Media Sementara itu dalam paparannya, Agnes Swetta Pandia Kepala Biro Harian Kompas Jawa Timur menga­ takan, berhadapan dengan kalangan media butuh komunikasi yang baik dan keterbukaan. Kalangan humas diharapkan lebih percaya diri dalam menjalin komunikasi dengan media massa khususnya dalam melayani me­ dia yang membutuhkan fasilitasi infor­ masi untuk mendapatkan nara sumber di ruang lingkup PTPN X. Eta, sapaan akrabnya, tidak me­ nampik ada oknum wartawan yang memainkan fungsi ganda selain seba­ gai pewarta informasi. Terhadap ok­ num wartawan ini, Eta mengatakan

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

yang bersangkutan dapat dilaporkan kepada pimpinan di lembaganya ber­ naung atau organisasi profesi media bersangkutan. “Kalau dia nakal, laporkan ke pim­ pinannya, bisa ke redakturnya, kalau tidak mempan bisa ke pemimpin re­ dak­sinya. Kalau tidak mempan juga bisa ke organisasi profesi atau ke De­ wan Pers,” katanya. Kalangan media massa sebagaima­ na profesi lainnya telah diatur dalam UU nomor 40 tahun 1999 tentang Pers. Sehingga dalam menjalankan profesi­ nya, kalangan media massa juga di­ tuntut mampu bertanggungjawab dan profesional. “Termasuk ada sanksi yang bisa dikenakan apabila melanggar kode etik profesinya,” kata Eta. Untuk itu humas diharap bisa lebih dekat dengan media, karena sasaran akhir dari reputasi organisasi adalah nama baik. Nama baik itu merupakan cara kelompok inti stakeholder atau pihak luar dalam menilai sebuah orga­ nisasi. Reputasi organisasi merupakan kombinasi dari tanda khas (identity), kesan (image), wibawa (prestige), ke­ mauan baik (good will), penghargaan (esteem) serta kedudukan (position­ ing). Dalam acara tersebut, Etapun turut memaparkan bagaimana cara menulis berita secara benar. Kelemahan siar­ an pers selama ini adalah sering kali mengambil angle seremonial. “Ambil­ lah angle yang menarik, bukan yang seremonial, kecuali seremonial itu memang menarik. Sebagai contoh, bila anda menulis siaran pers tentang kegiatan pejabat, tulislah pernyataan paling menarik dari pejabat dalam ke­ giatan tersebut,” ingatnya. Berkaitan dengan judul berita, se­ orang humas, harus menentukan me­ dia pers atau wartawan yang dikirimi siaran pers. Oleh karena itu buatlah judul semenarik mungkin. Selanjut­ nya, diingatkannya juga, bahwa tugas staf atau humas ialah menjaga hu­ bung­an baik. “Dengan adanya hubungan baik, membuat kemungkinan siaran pers dimuat menjadi lebih besar. Hubung­ an baik menjadikan humas paham ke­ pada siapa siaran pers dikirimkan. Hu­ bungan baik juga membuat wartawan tidak segan bila hendak mendalami siaran pers,” pungkasnya.

”Kalangan humas diharapkan lebih percaya diri dalam menjalin komunikasi dengan media massa khususnya dalam melayani media yang membutuhkan fasilitasi informasi untuk mendapatkan nara sumber di ruang lingkup PTPN X.”  Agnes Swetta Pandia

”Tugas utama seorang humas, menyelesaikan berbagai macam situasi yang bisa melunturkan citra perusahaan (lost of image), baik di mata investor maupun publik luas.”  Moh. Eri Ira­wan

37

sukrosa PTPN X Magz

volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014 [ sajian utama

]

Menuju Musim Giling 2014

Di Bawah Bayangan Kelud Anomali iklim dan letusan gunung Kelud, membayangi musim giling 2014. Namun PTPN X (Persero) sudah menyiapkan jurus antisipasi.

38

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

39

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

H

40

 Seorang petani tebu mengamati tanamannya yang terkena abu vulkanik dampak dari letusan Gunung Kelud

foto:Dery Ardiansyah

ari masih pagi. Sukirno tampak sudah memakai ‘seragam dinasnya’. Ka­ os dan celana pendek yang penuh bekas oli. Pagi itu, Sukirno dan satu kawannya sedang membena­ hi misin pompa air yang berada disisi belakang PG Modjopanggoong dekat dengan kolam air. Sukirno menggerinda gerigi-gerigi dinamo yang tampak aus. Ia member­ sihkan seluruh komponen itu agar pro­ ses penyedotan air dari kolam menuju ketel berjalan lancar. Menurutnya ke­lancaran mesin pompa air ini juga menentukan proses berjalannya mesin penggiling. ”Setiap sesudah dan menjelang gi­ ling, pompa air selalu dicek,” kata Su­ kirno, sembari mengamati gigi-gigi di­ namo. Kegiatan persiapan musim giling 2014 tidak hanya sampai disitu. Di da­ lam pabrik, tampak para pekerja juga sedang mempersiapkan mesin dan juga para pekerja membenahi atap-at­ ap pabrik yang jebol karena abu vulka­ nik gunung Kelud. Secara konvensional, setiap selesai musim giling semua pabrik gula akan membongkar mesin dan alat untuk di servis. Dengan melakukan pembong­ karan ke semua mesin dan alat, pasti ada alat baru yang dibutuhkan untuk mengembalikan mesin dan alat ke kon­ disi semua meskipun mesin atau alat tersebut tidak mengalami kerusakan. Tidak hanya PG Modjopanggoong, tetapi PG-PG yang dalam satu kluster Dhoho, juga melakukan pembenah­ an mesin. Seperti di PG Ngadiredjo, PG Pesantren Baru, dan PG Meritjan. Selain membenahi mesin, PG-PG di wilayah yang tak jauh dari gunung Ke­ lud juga membenahi atap-atap pabrik yang jebol akibat abu vulkanik. Akibat letusan gunung Kelud, 13 Fe­ bruari 2014 lalu, PG-PG kluster Dhoho mengalami kerusakan fisik pabrik dan kerusakan tanaman tebu yang akan di­ pa­sok. Namun hal ini diprediksi tidak akan mengganggu persiapan musim giling 2014 yang dijadwalkan Mei atau Juni mendatang.

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

”Petani tebu kita sebagian besar masih wait and see. Jadi begitu melihat pelayanan bagus, mereka akan tertarik. Tapi kalau pelayanan buruk, mereka akan enggan menanam,” Rahmatulloh Adji Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Karangploso Malang,

Dari pendataan PTPN X, PG-PG yang berada di sekitar Kediri tidak mengalami kerusakan berarti setelah terjadi letusan Gunung Kelud. Semua fasilitas produksi PG aman dan terhin­ dar dari dampak letusan. Adapun terkait lahan tebu, hanya sedikit yang mengalami kerusakan. Seperti tebu yang ditanam di daerah Ngancar hanya mengalami kerusakan 3% dari 12.000Ha luas perkebunan. Sedangkan di daerah Sugihwaras yang berjarak 4 km dari gunung Kelud ha­ nya mengalami rusak berat 30Ha, da­ un mengalami ‘rebonding’ (sobek), dan yang puso tidak ada. Dampak Kelud pada tanaman tebu memang tidak signifikan. Diperkira­ kan pasokan tebu tidak akan terham­ bat karena letusan Kelud. Bahkan abu vulkanik itu pada lima tahun ke depan akan memberikan pupuk yang subur bagi tanaman tebu. ”Dampaknya bila dibandingkan ta­­ hun 1990 tidak terlalu berat,” ujar Su­ hardi salah satu petani anggota Asosi­ asi Petani Tebu Rakyat (APTR). Selain ancaman Kelud yang masih membayang, adalah ancaman anomali iklim seperti yang terjadi pada tahun 2013 yang mengakibatkan produksi gula turun. Hal ini seperti terungkap dalam rapat Evaluasi Giling 2013 dan Persiapan Giling 2014 di Dyandra Con­ vention Centre Surabaya (DCCS). Seperti diungkapkan Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN, Muhammad Zamkhani, Pro­ duksi gula dari seluruh BUMN gula yang ada di Indonesia pada 2013 se­ jumlah 1,595 juta ton. Jumlah terse­ but hanya mencapai 90% dari target semu­la yaitu 1,8 juta ton. Melesetnya pencapaian dari target yang sudah ditentukan diantaranya disebabkan adanya anomali iklim. Se­ dangkan pada 2014 produksi gula di­ harapkan bisa mencapai target 1,880 juta ton dengan asumsi kondisi iklim tidak jauh berbeda dengan 2012. Tahun ini, petani tebu bisa berha­ rap akan mendapatkan hasil yang le­ bih baik. Pasalnya prakiraan musim tahun ini diramalkan normal. ”Dari

hasil pemantauan yang sudah kami lakukan, diperkirakan pada akhir April atau awal Mei mendatang akan mulai musim kemarau,” kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Kli­ matologi Karangploso Malang, Rah­ matulloh Adji ketika ditemui PTPN X Magz. Dilihat dari peta awal musim ke­ marau tahun 2014 yang dirilis Sta­ siun Klimatologi Karangploso Malang menunjukkan, wilayah pabrik gula mi­ lik PT Perkebunan Nusantara X (Per­ sero) akan mengalami musim kema­ rau mulai dasarian ketiga april hingga dasarian pertama Mei 2014. Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Bojonegoro, Tu­ ban dan sebagian Sampang akan mulai kemarau pada akhir April. Sedangkan Kediri, Nganjuk, Bangkalan dan Sam­ pang baru akan memasuki musim ke­ marau pada dasarian I atau sepuluh hari pertama Bulan Mei. Selain itu dalam rakor gula tersebut juga dibahas mengenai pengembang­ an lahan di Madura. PT Perkebunan Nusantara X (Persero) menargetkan akan berdiri PG baru di Madura pada kisaran tahun 2015 atau 2016. Untuk tahap petama akan dibangun PG de­ ngan kapasitas 3500 ton cane per day (TCD) dan kemudian bertahap hingga mencapai 5.000 TCD. ”Kapasitas bertambah menyesuai­ kan dengan pertumbuhan lahan. Jum­ lah lahan yang dibutuhkan tergantung dengan banyak faktor,” kata Kepala Divisi QC dan Pengembangan Lahan, Ir Syahrial Koto. Faktor tersebut yaitu jumlah hari giling, kapasitas giling ser­ ta produktivitas. Agar target pengembangan lahan bisa mendukung dan PG bisa segera dibangun setidaknya ada dua langkah yang akan dilakukan. Pertama yaitu me­ningkatkan kecepatan pelayanan DO. ”Bagaimana setelah panen pe­ta­ni bisa cepat menerima hasilnya,” ujar­ nya. Karena itu, PTPN X membuat te­ ro­­bosan pada sistem pembayaran de­­ngan mengaplikasikan sistem pemba­­yaran setara bagi hasil. Sistem pem­belian tebu yang mulai dijalankan

pada 2014 tersebut dilatarbelakangi ada­nya keluh­an petani mengenai ket­ erlambatan pencairan DO pada tahun lalu. Gula tidak bisa dijual dengan cepat karena APTR PG Kremboong –tempat tebu dari Madura digiling— belum mau melepas gulanya karena harga gula masih rendah. Sedangkan dengan sistem pembeli­ an tebu yang baru, petani bisa langsung mendapatkan hasil penjualan gu­lanya. Agar tidak lagi tergantung dengan APTR Kremboong yang tentu berbeda karakter dengan petani Madura, saat ini tengah dirintis pembentuk­an APTR di Madura. Jika sistem pembelian tebu yang baru ini bisa dijalankan, diharapkan bi­sa menimbulkan kepercayaan dari pe­tani. ”Petani tebu kita sebagian be­ sar masih wait and see. Jadi begitu me­lihat pelayanan bagus, mereka akan ter­tarik. Tapi kalau pelayanan buruk, me­reka akan enggan menanam,” sam­ bung­nya. Pelayanan yang bagus ke pe­ ta­ni akan menjadi embrio percepat­an tanam. Syahrial mengungkapkan, berda­ sar­kan data, peluang pengembangan tebu di Madura memang sangat be­ sar. Namun tidak boleh dilupakan, tantang­an­nya juga cukup besar. Untuk itu ke­sungguhan dan keterbukaan sa­ ngat di­perlukan untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakatnya. Un­ tuk bisa memuluskan jalan mengem­ bangkan tebu di Madura, PTPN X terus aktif menjalin hubungan yang harmonis dengan pemuka masyarakat dan peme­rintah Madura. Selain faktor alam, pada musim gil­ ing 2014 ini juga terjadi pembenahan di segala lini yang dijadikan fokus ki­ nerja PG-PG di bawah PTPN X. Dalam arahannya, Menteri BUMN Dahlan Is­ kan, menyampaikan, ada empat fokus yang perlu diperhatikan di 2014. Pertama, yaitu masalah bibit, pro­ sentase masak awal, tengah, dan akhir, pemberian pupuk organik dan meka­ nisasi. Kedua, pembagian prosentase pemasakan. Masing-masing PG memi­ liki perhitungan prosentase yang ber­ beda antara satu dengan lainnya.

41

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Erupsi Kelud dan anomali iklim membayang musim giling 2014 ini. Namun pengalaman tahun 2013 telah dijadikan lecutan untuk meningkatkan kinerja di tahun 2014.

42

Ketiga yaitu peranan pupuk cair. Su­ dah banyak yang membuktikan bahwa penggunaan pupuk cair berpengaruh juga ke rendemen. Keempat adalah masalah mekanisasi mulai dari tanam, tebang dan angkut. Menteri BUMN Dahlan Iskan me­ minta PG-PG baik yang kinerjanya bagus maupun yang jelek untuk sa­ ling berdiskusi. Ia meminta PG-PG milik BUMN perkebunan tidak kalah dengan swasta. ”Kalaupun kalah, ya jangan signifikan kalahnya. Misalnya sepakbola, kalah 5-4 masih tidak apaapa. Asal jangan sampai kalah 5-1,” tuturnya. Dengan empat strategi yaitu pem­ berian benih gratis, penerapan pupuk

 GM PG Pesantren Baru, M. Arifin menunjukkan kerusakan pabrik akibat letusan Gunung Kelud.

organik, kedisiplinan menjaga pro­ sentase masak awal, tengah dan akhir serta mekanisasi, ia optimistis kinerja BUMN gula tahun ini akan lebih baik. Apalagi ramalan cuaca tahun ini juga lebih mendukung yaitu agak kering, ti­ dak sebasah tahun 12-13 lalu. Kelud sudah tidak menampakkan aktivitasnya. Sejak 18 Februari sta­ tusnya telah menurun menjadi awas. Erupsi Kelud dan anomali iklim mem­ bayang musim giling 2014 ini. Namun pengalaman tahun 2013 telah dijadi­ kan lecutan untuk meningkatkan ki­ nerja di tahun 2014. Karena itu, setelah seminggu ter­ jadinya erupsi Gunung Kelud, PG-PG kluster Dhoho yang terdampak abu

vukanik telah melakukan pembenah­ an fisik dan memaintenance perfor­ ma mesin. Direktur Utama PTPN X, Subiyo­no, berharap agar kondisi paska erupsi Kelud di semua pabrik khusus­ nya pabrik gula di wilayah Dhoho bisa segera pulih sebelum memasuki masa giling pada Mei mendatang. PG Pesantren Baru yang mengalami kerusakan juga menjadi salah satu lo­ kasi pengungsian bagi para korban. Ge­neral Manager PG Pesantren Baru, Arifin melaporkan bahwa kerusakan PG Pesantren Baru adalah yang ter­ parah di wilayah Dhoho. Sedangkan PG Modjopanggoong Tu­lungagung, PG Ngadiredjo Kediri, PG Meritjan Kediri, PG Lestari Kediri

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Merenungkan 2013, Memapak Optimistis 2014 „„laporan: Sekar Arum

foto:Dery Ardiansyah

mengalami kerusakan yang tak terlalu parah. Sedangkan di wi­la­­ yah Tebu Ireng seperti PG Djom­ bang Baru dan PG Tjoekir tak ter­lalu terdampak erupsi. Kenda­ ti demikian, Subiyono te­tap meng­­­koordinasikan percepat­an per­baik­an agar tak sampai meng­ gang­gu aktivitas giling 2014. ”Di tahun 2014 ini saya ber­ harap, agar pencapaian atau prestasi yang sudah ditorehkan menjadi semangat untuk mena­ paki tahun 2014 lebih baik lagi. Sehingga PTPN X terus tetap mengukuhkan prestasi sebagai BUMN gula nomor satu di Indo­ nesia,” harap Subiyono. 

Menyongsong masa giling 2014, sekaligus evaluasi giling di tahun 2013 berbagai rencana dan persiapan terus dilakukan oleh PT Perkebunan Nusan­ tara X (Persero). Salah satunya dengan menggelar workshop sekaligus Evaluasi Giling tahun 2013 dan Rencana Tindak Lanjut Persiapan Giling tahun 2014 yang berlangsung di Hotel Majapahit pada 21 hingga 22 Januari yang lalu. Pada kesempatan tersebut, Direk­ tur Utama PTPN X, Ir. Subiyono MMA, memaparkan, tahun 2013 yang lalu ki­ nerja industri gula nasional mengalami penurun­an yang signifikan. Produksi gula PTPN X saja pada 2013 lalu hanya sebesar 485.239 ton. Rendemen juga mengalami penurunan menjadi 7,19 persen. Kenaikan produktivitas yang dapat tercapai, yaitu dari 84,2 ton per ha menjadi 86,6 per ha, belum mampu mengimbangi penurunan rendemen. ”Alhamdullilah, kita bisa melewati ta­­hun 2013 yang penuh tantangan seca­ ra bersama-sama. Namun yang perlu di­­banggakan dari semua BUMN gula, PTPN X tetap peraih laba tertinggi,” urai­nya. Untuk mendapatkan hasil maksimal sesuai target yang diinginkan, tentu ber­ bagai perencanaan harus terus dilaku­ kan. Ia pun berharap masa giling pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang bisa semakin pendek dengan kapasitas yang optimal. Idealnya musim giling berjalan 160 hari. Jika musim giling bisa 160 hari dengan kapasitas yang optimal, bisa menghilangkan biaya tinggi saat panen karena bisa menghindari hujan. Ia juga mengatakan, tantangan lain­ nya yang harus dijawab adalah pelaksa­ naan Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015. Di mana, perdagangan be­ bas antar negara ASEAN akan diimple­ mentasikan. Hal ini mengharuskan PG di Indonesia untuk terus berbenah guna memenuhi ekspektasi konsumen yang semakin tinggi, seperti produksi gula yang higienis dan memenuhi SNI. ”Yang perlu diingat adalah bagaima­

na cara untuk menurunkan biaya pokok produksi agar lebih kompetitif. Saat ini di PTPN X biaya pokok produksi berkisar Rp 6.000,- per kilogram atau terendah di antara BUMN gula,” katanya. Kata Subiyono, di tahun 2014 ini, pabrik gula juga harus makin efisien agar bisa menekan biaya pokok produksi, se­ hingga petani dan pabrik sama-sama un­ tung. Secara sederhana, efisiensi proses produksi mudah diukur dari kemam­ puan pabrik dalam menghasilkan ampas yang merupakan limbah padat tebu. ”PG yang bisa menghasilkan am­ pas tebu secara optimal berarti proses gilingnya lancar. PG yang bisa meng­ hasilkan ampas tebu juga menunjukkan bahan baku tebunya berada pada fase pemanenan yang tepat alias sudah tua (masak),” tambahnya. Tak hanya uraian dari Dirut PTPN X, Ir.Subiyono MMA, penyampaian materi juga disampaikan oleh Komisaris Utama PTPN X oleh Prof. Dr. Ir. Rudi Wibowo MS, terkait antisipasi dan persiap­an ki­ nerja optimal tahun 2014. ”Secara umum kinerja 2013 tidak le­ bih baik dari 2012. Pengaruh eksternal, baik lingkungan fisik-teknis maupun lingkungan ekonomi makro-mikro te­ lah mengakibatkan dampak negatif ter­ hadap kinerja. Baik itu iklim dan cuaca yang unpredictable. Dinamika ekonomi komoditas global dan harga komoditas gula dalam negeri yang kurang baik. Guncangan biaya produksi yang melam­ bung hampir 50 persen dari 2012, teru­ tama akibat meningkatnya biaya tenaga kerja dan unpredicted costs,” jelas Rudi. Tak hanya itu di tahun 2013 lalu, dampak ikutan eksternal telah mengaki­ batkan resultan kurang baik terhadap ki­ nerja perusahaan. Parameter teknis, baik on-farm maupun off-farm relatif lebih rendah kinerjanya dibandingkan 2012. Antara lain produktivitas dan produk­ si, Kontinuitas proses produksi akibat kurangnya bahan baku (tebu), tebang angkut maupun hambatan proses-proses pengolahan di dalam pabrik, kualitas dan rendemen, baik menyangkut kultur 

43

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

 teknis, faktor kemasakan tebu mau­ pun lainnya, dan ketidaksiapan (dan ketidakmampuan) manajemen di ber­ bagai tingkatan dalam memanajemen risiko. Program-program baik teknis mau­ pun manajemen di tahun 2013 menuju cor­poration-agility juga tidak mampu dilaksanakan dengan baik sesuai ran­ cang­annya. Akibatnya, banyak im­prove­ ment-instruments belum tere­a­li­sasikan, sebagai prasyarat untuk meningkatkan agility-capabilities korporasi. ”Untuk itu perlu direnungkan dengan baik apakah semakin responsifkah kita?, Meningkatkah kompetensi kita? Makin cepatkah gerak decision kita? Atau lebih fleksibelkah manajemen terhadap pe­ rubahan lingstra?” tanya Rudi. Untuk itu di tahun 2014 ini, harus be­ nar-benar dipersiapkan. RUPS 2014 te­ lah ditetapkan pemegang saham. Arah, tujuan, obyektif, sasaran dan bahkan target-target harus menjadi pe­gang­an. Namun yang jadi peringatan ada­lah fak­ tor eksternal 2014, pasar ko­moditas (gula) tidak lebih baik dari 2013, iklim dan cuaca yang sangat dinamis, teruta­ ma terkait penetapan waktu op­timal ki­ nerja giling. Tahun politik (inflasi, biaya tinggi, rent seeking, dll). Se­mentara Fak­ tor internal 2014, pena­taan internal ma­ najemen, kesiapan teknis. Tidak sekadar cukup dengan keyakinan, akan tetapi mem­butuhkan usaha dan kerja keras da­ lam suatu sistem manajemen yang solid dan terukur. ”Strategi ke depan sangat diperlukan guna mempersiapkan masa giling di ta­ hun 2014. Konsolidasi dan komitmen yaitu konsolidasi teknis, konsolidasi ma­ najemen dan komitmen menjadi BUMN bersih. Selain itu untuk tetap menjadi terdepan PTPN X dapat lebih produktif, lebih efisien, dan lebih inovatif,” tandas Rudi. Tak hanya on farm ataupun off farm, kepemimpinan menjadi faktor yang tak kalah penting untuk diterapkan, seperti

44

yang diutarakan langsung Heru Sudibyo, Komisaris PTPN X. Menurutnya pengerti­ an dari pemimpin adalah seseorang yang karena jabatannya bertanggung jawab terhadap sejumlah orang yang menjadi bawahannya. Syarat untuk menjadi seorang pemimpin sendiri adalah integ­ ritas pribadi yang baik, yaitu mental, in­ telektual dan fisiknya harus baik. Heru menguraikan harapannya se­ kaligus menjabarkan bagaimana men­ jadi pemimpin yang baik. Menurutnya, menjadi pemimpin yang baik harus menerpakan azas-azas kepemimpinan atara lain Taqwa (Beriman kepada Tu­ han YME dan taat kepada-Nya), Ing ngarsa sung tulada (Memberi suri taul­ adan yang baik kepada bawahannya), Ing madya mangun karsa (Ikut bergiat serta menggugah semangat di tengah bawahannya), Tut wuri handayani (Me­ motifasi dan memberi dorongan kepada bawahannya), Waspada purbawisesa (Selalu waspada mengawasi bawahan­ nya dan sanggup mengoreksi), Ambeg parama arta (Dapat memilih dengan te­ pat mana yang menjadi prioritas), Pras­ aja (Berperilaku sederhana dan tidak berlebihan ), Satya (Sikap loyal terha­ dap atasan, rekan setingkat maupun ba­wahan), Gemi nastiti (Kesadaran dan ke­mampuan membatasi pengeluaran/ penggunaan hanya untuk yang benarbe­nar diperlukan), Belaka (Kemauan, kerelaan dan keberanian untuk bertang­ gung jawab), Legawa (Kemauan, kerela­ an dan keikhlasan untuk menyerahkan wewenang dan tanggung jawab jabatan kepada penggantinya). Seorang pemimpin, tambahnya, ha­ rus memiliki integritas pribadi yang ba­ik, menjadi teladan bagi bawahan­ nya, harus loyal ke atas, ke samping, ke ba­wah dan kepada perusahaan, harus mampu membaca perkembangan situasi dan kondisi perusahaan serta berani me­ngambil keputusan untuk mengambil tindakan yang terbaik dan bertanggung jawab terhadap keputusannya itu.

...Taqwa, Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani, Waspada purbawisesa, Ambeg parama arta, Prasaja, Satya, Gemi nastiti, Belaka, Legawa...

Rakor Gula

 Suasana Rapat Evaluasi Giling 2013 dan Persiapan Giling 2014 di Gramedia Expo Surabaya.

Jebloknya produksi gula baik dari sisi produktivitas maupun rendemen sudah diketahui. Evaluasi untuk mengetahui strategi Pabrik Gula (PG) yang kinerjanya bagus serta kekurangan pada PG dengan kinerja rendah dilakukan. Bersamaan pula dirumuskan target dan strategi untuk musim giling 2014. „„laporan: SAP Jayanti

Rapat Koordinasi BUMN Gula. Evaluasi Giling 2013 dan Persiapan Giling 2014 di Dyandra Convention Centre Surabaya (DCCS) pada 13 Feb­ ruari 2014 berlangsung dinamis. Kesu­

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Empat Jurus Benahi Gula 2014  Pemberian benih gratis  Penerpan pupuk organik  Kedisiplinan menjaga prosentase masak awal, tengah, dan akhir  Mekanisasi

foto:Dery Ardiansyah

Empat Jurus Benahi Gula 2014 litan serta saran dari PG-PG dari tujuh BUMN gula dikupas habis serta diru­ muskan dengan detail. Rakor dipim­ pin Menteri BUMN Dahlan Iskan serta didampingi oleh Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN, Muhammad Zamkhani. Di awal rakor, Zamkhani membeber­ kan data hasil giling 2013 lalu. Produk­ si gula dari seluruh BUMN gula yang ada di Indonesia pada 2013 sejumlah 1,595 juta ton. Jumlah tersebut hanya mencapai 90% dari target semula yaitu 1,8 juta ton. Melesetnya pencapaian dari target yang sudah ditentukan di­ antaranya disebabkan adanya anomali iklim. Sedangkan pada 2014 produksi gula diharapkan bisa mencapai target 1,880 juta ton dengan asumsi kondisi iklim tidak jauh berbeda dengan 2012. PT Perkebunan Nusantara X (Per­ sero) masih berada di peringkat tera­ tas dalam hal produktivitas dan rende­ men. Rata-rata produktivitas gula di BUMN perkebun­an yang berpusat di Surabaya tersebut mencapai 6,24 ton.

Sedangkan rendemen tercatat 7,19 persen. ”Dari pencapaian PG dan BUMN gula yang tetap bagus ini bisa dipela­ jari upaya yang telah mereka lakukan. Sedangkan yang masih tetap rendah perlu diberi perhatian khusus karena ada PG yang tidak pernah bergerak, tetap terendah,” tutur Zamkhani. Sesuai dengan arahan dari Menteri BUMN, ada empat fokus yang perlu diperhatikan di 2014. Pertama yaitu masalah bibit, prosentase masak awal, tengah dan akhir, pemberian pupuk organik dan mekanisasi. Pemberian bibit unggul gratis dari perusahaan ke petani ternyata bisa mengubah pola tanam petani. Hanya perlu diketahui lebih lanjut apakah sistem pemberian benih unggul gratis ini diimplemen­ tasikan ke PG yang tebunya sebagian besar milik petani. Walaupun nilainya untuk pemberi­ an bibit unggul gratis ini cukup besar, namun jika sebanding dengan pening­ katan produksi tentunya hal terse­

but tidak menjadi masalah. Alih-alih membantu petani, pemberian bibit unggul gratis tersebut sebenarnya juga membantu PG sendiri. Kedua, pembagian prosentase pe­ masakan. Masing-masing PG memiliki perhitungan prosentase yang berbeda antara satu dengan lainnya. Ada yang prosentase antara tebu masak awal, tengah dan akhirnya 30:40:30, tetapi ada juga yang seperti PG Bunga Ma­ yang dengan prosentase 35:50:15. Ketiga yaitu peranan pupuk cair. Sudah banyak yang membuktikan bah­wa penggunaan pupuk cair ber­ pengaruh juga ke rendemen. Tetapi pemberiannya tidak bisa langsung da­ lam jumlah banyak karena disesuaikan juga dengan pola pikir petani. Apalagi lahan tebu sebagian besar masih mi­ lik petani. Ada keengganan dalam diri petani untuk menggunakan pupuk orga­nik, terutama setelah pupuk orga­ nik saat ini semakin mahal. Keempat adalah masalah mekani­ sasi mulai dari tanam, tebang dan

45

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

5 PG dengan protas tertinggi [dalam ton per hektar] PG Krebet Baru II PG Sragi PG Ngadiredjo PG Krebet Baru PG Pesantren Baru

: : : : :

7,10 7,09 6,82 6,75 6,75

Keterangan:

Dua di antara lima PG dengan produktivitas terbaik adalah PG dari PTPN X

Rendemen Tertinggi PG Krebet Baru II PG Ngadiredjo PG Camming PG Asembagoes PG Moddjopanggoong

: : : : :

7,72% 7,65% 7,54% 7,49% 7,45%

 Menteri BUMN, Dahlan Iskan berbincang dengan Direktur Utama PTPN X, Ir. Subiyono.

46

angkut. Kelangkaan tenaga tebang ter­ jadi merata di 51 PG milik BUMN gula. Semakin sedikit generasi muda yang mau menjadi buruh tanam, tebang dan angkut sehingga mekanisasi su­ dah tidak bisa lagi dielakkan. ”Tentunya disesuaikan dengan kon­ disi di masing-masing lahan. Apa­ kah banyak paritnya? Lahan petani umumnya juga tidak terlalu luas dan tersebar, bagaimana penangannnya jika mekanisasi? Ini yang harus diru­ muskan,” ujar Zamkhani. Menanggapi hal ini, Direktur Pro­ duksi PTPN X, Ir. Tarsisius Sutaryan­ to, MM mengatakan mekanisasi sudah harus diwajibkan. ”Harus dipaksakan. Tidak bisa lagi terus-menerus mema­ hami alasan ini-itu,” tegasnya. Karena jika mekanisasi tidak dipaksakan dan diserahkan ke petani maka tebu yang ditebang umurnya tidak ideal. Petani umumnya menebang menyesuaikan dengan ketersediaan tenaga tebang. Bagaimana pemecahannya? Tarsi­ sius mengusulkan agar PG mengam­ bil alih. Mekanisasi mulai dari tanam hingga tebang diatur oleh PG. ”Petani tahunya beres. Ini yang sedang kami lakukan di PTPN X,” ungkap Tarsisius. Dengan demikian, tebang bisa dilaku­ kan pada umur yang sesuai. Tidak ada lagi tebu yang terlalu muda atau ter­ lalu masak. Zamkhani menekankan, PG yang memiliki HGU harus lebih baik dari PG yang tidak memiliki HGU. Ia juga memberikan catatan bahwa varietas harus diperhatikan. Sepakat dengan

foto:Dery Ardiansyah

erja baik. Salah satunya Ngadiredjo. PG tanggapan dari Direktur Produksi yang berada di bawah naungan PTPN X PTPN X, PG harus mengendalikan mu­ ini memiliki kiat pola penanaman mera­ lai dari bibit, waktu tanam atau waktu ta antara tebang awal, tengah dan akhir. tebang. Dan yang terpenting dalam pe­ Selain itu juga dilakukan pemupukan laksanaannya harus disiplin. yang tepat dan penggunaan varietas Sebelumnya, Menteri BUMN Dah­ yang sesuai. Dan yang terpenting adalah lan Iskan banyak meminta PG-PG baik kerjasama yang solid antara PG dengan yang kinerjanya bagus maupun yang petani sehingga petani tetap setia. jelek untuk saling berdiskusi. Ia me­ Sedangkan PG Pesantren Baru minta PG-PG milik BUMN perkebunan mengutarakan kiatnya yaitu meka­ tidak kalah dengan swasta. ”Kalaupun nisasi, pemupukan yang tepat dan kalah, ya jangan signifikan kalahnya. penggunaan kompos. Kompos yang Misalnya sepakbola, kalah 5-4 masih digunakan berasal dari pemanfaatan tidak apa-apa. Asal jangan sampai ka­ limbah dari blotong dan abu. Dari lah 5-1,” tuturnya. semula hanya digunakan di Dengan empat strategi HGU, kompos dari limbah yaitu pem­be­rian benih Sebelumnya, blotong dan abu terse­ gratis, penerapan pu­ 60% tebu digiling but diperluas hingga puk organik, kedi­ umurnya masih belum ke lahan milik petani. siplinan menjaga optimal karena sulitnya Pemberian pupuk pro­sen­tase masak tenaga tebang. Hal kompos gratis ini awal, tengah dan disambut baik oleh tersebut merembet juga akhir serta meka­ petani karena harga nisasi, ia optimis­ pada keterlambatan pupuk organik saat tis kinerja BUMN pasokan bahan baku ini semakin mahal. gula tahun ini akan ke pabrik sehingga Sedangkan meka­ lebih baik. Apalagi terjadi idle nisasi sendiri sudah di­ ramalan cuaca tahun capacity lakukan secara bertahap ini juga lebih mendu­ sejak 10 tahun terakhir. Hal kung yaitu agak kering, tersebut dibenarkan Dirut PTPN X tidak sebasah tahun 2-3 lalu. Ir Subiyono, MMA. Sebelumnya, 60% Sedangkan terkait gula rafinasi, Ia tebu digiling umurnya masih belum mengakui penga­turannya harus ditata optimal karena sulitnya tenaga tebang. ulang. Ka­rena jika tidak, akan sangat Hal tersebut merembet juga pada ke­ menggang­gu petani dan menurunkan terlambatan pasokan bahan baku ke semangat menanam tebu karena dini­ pabrik sehingga terjadi idle capacity. lai tidak menguntungkan. ”Mekanisasi menjadi perhatian uta­ Mantan Dirut PLN ini memuji be­ ma kami di PTPN X,” kata Subiyono. bera­pa PG yang tetap konsisten berkin­

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Kelompok Kelancaran Pasokan Tebu

Optimalkan Produktivitas Tanaman „„Laporan: Siska Prestiwati

Fenomena rebutan tebu sudah lama menghiasi wajah negeri ini setiap kali musim giling tiba. Dimana, setiap pabrik gula ingin melewati masa gi­ ling dengan prestasi yang memuaskan khususnya terpenuhinya kapasitas giling terpasang sehingga bisa meng­ hasilkan gula secara maksimal dan akhirnya mendapatkan laba sebesar mungkin. Ketua Kelompok Kelancaran Pasok­ an Tebu PTPN X, Ir. Budi Adi Prabowo, MM mengatakan saat Rapat Evalua­

Musim giling tahun 2014 sudah di depan mata. PT Perkebunan Nusantara X (Persero) sudah berbenah. Di tahun Kuda Kayu ini, manajemen telah mengatur ketersediaan bahan baku yaitu tebu agar memenuhi kapasitas giling dan ”tidak saling berebut” antar pabrik gula sesaudara.

si Giling Tahun 2013 dan Persiapan Giling 2014 beberapa waktu lalu di Surabaya, manajemen PTPN X sudah membuat beberapa kelompok guna menyukseskan musim giling tahun ini. Salah satunya adalah kelompok kelan­ caran pasokan tebu. “Kelompok ini dibentuk agar pasok­ an tebu di setiap pabrik gula bisa lan­ car dan menekan jam berhenti pabrik dengan mengoptimalkan produktivi­ tas tanaman yang ada,” ungkap Budi saat ditemui di ruang kerjanya di Desa Gempolkerep, Kecamatan Gedeg, Mo­ jokerto.

Budi menjelaskan dengan melihat taksasi atau perhitungan sementara produksi tebu pada suatu kebun. Pe­ laksanaan taksasi dilakukan sebanyak dua kali yaitu, Taksasi Desember dan Taksasi Maret. Taksasi Desember adalah perhitungan sementara pro­ duksi, dilakukan pada bulan Desem­ ber dengan cara pengamatan jumlah tanaman per leng. Tujuan utamanya untuk mengetahui luas areal tebu dan perkiraan produksinya. Sedangkan Taksasi Maret, ungkap Budi pelaksanaan perhitungannya dilakukan Maret dan sesuai dengan

“Kelompok ini dibentuk agar pasokan tebu di setiap pabrik gula bisa lancar dan menekan jam berhenti pabrik dengan mengoptimalkan produktivitas tanaman yang ada.” Ir. Budi Adi Prabowo, MM Ketua Kelompok Kelancaran Pasokan Tebu PTPN X

foto:Dery Ardiansyah

47

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Standard Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan. Misalnya, me­ nyiapkan jalan kontrol agar mudah dilewati dan bersih untuk memperce­ pat pelaksanaan taksasi. Penghitungan jumlah batang pada tiap petak diambil ± 5 % dari total ju­ ringan. Juring yang dihitung adalah juring ke 15, 30 dan 45 kanan kiri got mujur. Tinggi batang (3 rumpun/ju­ ring) diukur dari tanah atas guludan hingga uncen/daun teratas, tiap petak minimal 10 sampel. Penentuan berat batang tiap meter dengan cara mengukur diameter di bagian tengah batang (3 rumpun/ju­ ring). Untuk menentukan hubungan diameter dengan berat tebu diambil dari data analisis pendahuluan dan tahapan–tahapan selanjutnya. “Dari kedua taksasi inilah bisa di­ ketahui apakah tebu asli daerah (TAD) cukup untuk memenuhi kebutuhan giling atau tidak,” kata mantan Gen­ eral Manager PG Ngadiredjo ini. Budi mencontohkan, untuk PG Gempolkrep dari taksasi Desember dan Maret dengan inventarisasi lahan kurang lebih 13 ribu hektar dengan ke­ butuhan 10.400.000 kuintal tebu akan

bisa dipenuhi tanpa harus mendatang­ kan tebu dari luar. “Mulai tahun ini, delapan pabrik gula tidak boleh mendatangkan tebu dari luar. Yang boleh mendatangkan tebu dari luar adalah PG Toelangan, PG Mer­ itjan dan PG Lestari. Bila delapan pabrik gula ini kekurangan pasokan tebu maka akan diatur oleh kluster masing-masing pabrik gula,” ungkap Budi. Budi menambahkan, agar TAD cu­ kup, maka setiap pabrik gula harus meng­optimalkan tanaman yang ada, agar TAD-nya mencukupi kebutuh­an pabrik. Ada beberapa upaya dari sisi on farm yang bisa dilakukan agar tanam­ an yang ada bisa optimal. Yang perta­ ma adalah drainase, bila drainase­nya tidak lancar maka pertumbuhan tebu tidak akan bagus. Untuk pertumbu­ han tebu dalam satu periode rata-rata tinggi batang tebu akan bertambah 20 hingga 22 centimeter. Dimana, satu periode itu 15 hari. “Bila tebu di Maret tingginya 1,5 meter dan tebu akan ditebang Juni, maka masih ada enam periode. Bila partumbuhan tebu normal maka ting­ gi tebu akan menjadi 2,7 meter saat itu siap tebang,” jelas pria yang juga foto:Dery Ardiansyah

Sasaran Pendek Mekanisasi TMA PTPN X No 1

Watoetoelis

2

Jml PG Watoetoelis Toelangan

3

Jml PG Toelangan Kremboong

4

Jml PG Kremboong Jumlah Delta HGU

5

48

Pabrik Gula

Jumlah HGU Gempolkrep Djombang Baru Meritjan Pesantren Baru Ngadiredjo Modjopanggoong Jumlah PG Lain TOTAL PTPN X

TMA: Tebang Muat Angkut

Wilayah I II III I II I II

I II I I I I I I

Tebu Grabe Jml Penebang Jml truk (Ton/Hari) Loader (Unit) (orang) (unit) 300 2 150 24 150 1 75 12 150 1 75 12 600 4 300 48 300 2 150 24 300 2 150 24 600 4 300 48 300 2 150 24 300 2 150 24 600 4 300 48 1800 12 900 144 600 4 300 48 450 3 225 36 1050 7 525 84 300 2 150 24 300 2 150 24 300 2 150 24 300 2 150 24 300 2 150 24 300 2 150 24 2400 16 1200 192 5250 35 2625 420

pernah menjadi General Manajer PG Kremboong ini. Budi menambahkan selain drainase yang tidak kalah penting adalah ke­ sehatan tebu. Bila memang tebu dini­ lai masih membutuhkan pupuk, maka tebu bisa diberikan pupuk yang selama ini telah digunakan yaitu perpaduan antara pupuk organik dan pupuk un organik. Serangan hama dan penyakit pun perlu diwaspadai. “Kalau penyakit relatif kecil, tapi yang perlu diperhatikan adalah se­ rang­an hama khususnya hama tikus,” imbuh­nya. Serangan hama tikus, ungkap Budi sangat berbahaya, sebab dalam sema­ lam tikus yang mengerat bisa meng­ habiskan satu hamparan pucuk tebu, biasanya satu hamparan minimal luasan­nya sepuluh hektar. Bila serang­ an tikus terjadi, maka rendemen akan turun bahkan bisa dua point. Hal itu terjadi karena tikut menghabiskan pucuk tebu sehingga tebu akan berusa­

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

 Pasokan tebu yang seringkali diperebutkan pabrik gula tidak akan terjadi lagi di masa mendatang

ha membentuk tunas baru sehingga jaringan gula yang terbentuk di dalam batang tebu akan terpecah lagi. “Kalau hal itu sampai terjadi maka pabrik sama dengan menggiling tebu muda yang rendemenya sangat ren­ dah,” tutur dia. Masih menurut Budi, untuk meng­ ata­si serangan hama tikus bisa dilaku­ kan dengan cara biologi yaitu dengan predator alami, misalnya Burung Hantu atau ular. Kemudian dengan cara mekanis yaitu kegiatan gropyo­ kan (para petani secara bersamasama memburu tikus) yang didahului dengan pengasapan belerang (foging) pada lubang-lubang tikus. Tujuan pengasapan agar tikus sulit bernafas karena asap belerang yang dimasuk­ kan ke lubang-lubang tikus, sehingga tikus keluar dari lubang untuk mencari udara, hal tersebut memudahkan tikus untuk beramai-ramai ditangkap. Untuk mengantisipasi serangan hama tikus yang biasanya terjadi pada

Januari hingga April, maka setiap ke­ bun kebersihan sanitasinya harus ter­ jaga. Menjaga kebersihan kebun bisa dilakukan dengan kegiatan klentek gu­ lut, bumbun dan penataan daduk se­ cara berselang-seling. “Untuk pabrik gula milik PTPN X yang rawan serangan hama tikus ada­ lah wilayah Delta,” sebutnya. Agar pasokan tebu lancar, ungkap Budi, selain masalah on farm yang saat ini menjadi permasalahan serius adalah masalah tebang muat angkut (TMA). Sebab, TMA akan semakin sulit dengan langkanya tenaga tebang dan biaya tenaga tebang yang dari ta­ hun ke tahun semakin meningkat. “PTPN X memang akan beralih dari Sistem Reynoso ke arah mekanikasi,” ujarnya. Pada musim giling tahun 2014 ini, yang akan mulai menggunakan semi mekanisasi TMA adalah pabrik gula di wilayah Delta dan Hak Guna Usaha (HGU) baik di Kebun Djengkol mau­

pun di Kebun Sumberlumbu. Sebab, kebun di Delta dan di HGU kebun sudah dirancang untuk TMA dengan menggunakan grabe loader. Dengan sasaran 600 ton tebu per hari untuk PG Watoetoelis, PG Toelangan dan PG Kremboong sedang untuk HGU sebe­ sar 1.050 ton tebu per hari. “PG wilayah Delta dan HGU menjadi pilot project mengingat daerah terse­ but selama ini selalu kesulitan tebang angkut yang berpengaruh terhadap su­ plai bahan baku ke pabrik,”katanya. Budi menambahkan, tahun 2014 ini target PTPN X akan menggiling 6,8 juta ton tebu, agar target terse­ but dapat terpenuhi, maka perbaik­ an di sisi on farm sangat mutlak dan penggu­naan alat-alat mekanik mulai diguna­kan. Memang, belum semua kebun menggunakan mekanisasi un­ tuk TMA. Namun, pada musim tanam 2014-2015 ini, PTPN X akan memulai mekanisasi sejak pembukaan lahan hingga TMA. 

49

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

EDO

PTPN X Terapkan Sistem Kluster „„laporan: siska prestiwati

50

Memasuki Tahun 2014, Perusaha­ an perkebunan milik negara, PT Perke­ bunan Nusantara X (Persero) me­ nerapkan sistem kluster untuk sebelas pabrik gula. Penerapan sistem kluster tersebut untuk meningkatkan efisiensi dan menggali potensi diversifikasi produk dari setiap kluster sebagai ben­ tuk kemantapan PTPN X untuk masuk ke pasar modal pada 2015 mendatang. Direktur Produksi PTPN X, Ir. Tar­ si­sius Sutaryanto, MM mengatakan, PTPN X sudah mencanangkan EDO yaitu Efisiensi, Diversifikasi dan Opti­ malisasi, sejak 2011 lalu. Dalam perja­ lanannya, EDO ini kurang dapat mak­ simal bila dilihat dari satu pabrik gula. Contohnya, tiga parbrik gula yang ada di wilayah Sidoarjo atau yang lebih dikenal dengan istilah wilayah Delta. Diversifikasi apa yang bisa dikembang­ kan dari PG Toelangan, bila kondisi­ nya seperti itu, begitu pula dengan PG Kremboong, dan PG Watoetoelis. “Bahkan bisa dikatakan ketiga pa­ brik gula tersebut potensial rugi kare­ na inefisiensi. Ketika ketiga pabrik gula tersebut menjadi satu kluster, minimal ada dua pabrik gula yang un­ tung,” ungkap Tarsisius ditemui di ru­ ang kerjanya Jalan Jembatan Merah, Surabaya Jumat (07/03). Pria yang akrap disapa Pak T ini menjelaskan, dua pabrik gula di klus­ ter Delta bisa untung karena tidak se­mua pabrik gula mengawali gi­ling bersama-sama tetapi akan diatur se­ demi­kian rupa. Misalnya, yang memu­ lai giling adalah PG Kremboong, agar PG Kremboong tidak idle capaci­ty maka PG Toelangan dan PG Watoe­ toelis akan mengirim tebu mereka ke PG Kremboong. Setelah pasokan tebu PG Kremboong lancar dan sesuai de­ ngan kapasitas, maka PG Watoetoelis atau PG Toelangan akan menyusul. Se­ hingga jam berhenti di awal giling bisa ditekan. “Kebutuhan tebu harus dikanalisa­

si. Dengan sistem kluster, pabrik gula akan lebih memperhatikan tebu yang mereka miliki,” ujar pria berkacamata ini. Begitu pula dengan akhir giling, bila jumlah tebu sudah tidak mencukupi maka salah satu pabrik tidak perlu bertahan giling dengan berbagai cara. Pabrik tersebut bisa mengakhiri masa giling meskipun tidak sesuai dengan schedule yang dibuat dan mengirim sisa tebu untuk digiling ke pabrik gula dalam satu kluster. “Kalau memang tebu sudah tidak mencukupi, lebih baik tutup saja dan kirim tebu ke pabrik gula lain tanpa harus mendatangkan tebu luar karena hitungannya sudah merugi dan tidak efisien,” jelas dia. Tarsisius menambahkan, jika PG Kremboong dan PG Watoetoelis sudah untung, maka manajemen tinggal me­ mikirkan PG Toelangan. Karena hanya satu pabrik gula yang membutuhkan perhatian lebih maka manajemen akan lebih fokus dan lebih tersentralisir. Contoh di atas, sambung Tarsisius, adalah salah satu keuntungan sistem kluster. Keuntungan sistem kluster cukup banyak. Dengan kluster, setiap pabrik gula dalam satu kluster boleh melaporkan kondisi saat gi­ling. Mere­ ka bisa mengirim karyawan hingga sa­ tu tingkat di bawah manager mereka ke pabrik gula lainnya. Hal tersebut di­perbolehkan karena sudah tercan­ tum dalam perjanjian kerja bersa­ma (PKB). “Dengan sistem kluster potensi di­ versifikasi produk pun bisa terlihat se­ bab di dalam sistem kluster ini semua potensi baik SDM, alam maupun alat bisa dimanfaatkan dan diop­ti­mal­ kan,”kata dia. Tarsisius menjelaskan, saat ini PTPN X tidak mungkin hanya bergan­ tung pada produk utama yaitu gula. Sebab gula menjadi merupakan salah satu komoditi yang dipegang pemerin­ tah dan itu adalah hal yang biasa, ke­ tika petani harus mendapatkan keun­

tungan yang cukup tetapi harga gula tidak boleh terlalu membebani kon­ sumen. “Kalau mau hidup terus, gula tidak harus menjadi produk utama. Kita harus mengantinya dengan produkproduk turunannya misalnya ethanol dan cogeneration,” sebut dia. Agar PTPN X bisa terus hidup dan berkembang, ungkap Tarsisius PTPN X membentuk lima kluster yang tidak berdasarkan pada letak atau wilayah pabrik gula. Tetapi pada kondisi ma­ sing-masing pabrik gula untuk disatu­ kan. Kluster yang pertama adalah klus­ ter Delta, dimana kluster ini terdiri atas PG Toelangan, PG Kremboong dan PG Watoetoelis. Masalah di kluster Delta adalah tenaga tebang dan diselesaikan dengan mekanisasi sejak buka lahan hingga tebang muat angkutnya. “Khusus PG Gempolkrep, kami tidak menyatukannya dengan pabrik gula lainnya tetapi dengan pabrik ethanol dengan istilah kluster agro kompleks berbasis tebu terpadu,” sebutnya. Tarsisius menjelaskan PG Gem­ polkrep sudah ada pabrik ethanol yang akan dikembangkan produk-produk lain­nya khususnya produk-produk tu­runan dari ethanol misalnya CO2, pakan ternak, pupuk organic cair dan produk-produk lainnya yang memiliki nilai jual tinggi. Selain produk-produk yang sudah sebutkan di kluster agro kompleks berbasis tebu terpadu juga sangat berpotensi untuk dikembang­ kan co generation. Kluster ketiga adalah Kluster Tebu Ireng yang terdiri dari PG Djombang Baru dan PG Tjoekir. Dalam klus­ ter Tebu Ireng ini, PG Lestari tidak disatukan meskipun lazimnya PG Les­ tari masuk dalam wilayah Tebu Ireng. Namun, PTPN X memiliki pandangan dan perencanaan sendiri untuk PG Les­tari. “Untuk kluster Tebu Ireng ini pe­ ngem­­banganya kedua pabrik gula akan menjadi pabrik gula dengan ting­ kat efisiensi tinggi,” imbuhnya.

sukrosa

Karena, imbuh Tarsisius manaje­ men telah melakukan perbaikan dan penggantian beberapa mesin di dalam pabrik agar kluster ini memiliki tingkat efisiensi yang tinggi dan menghasilkan produk yang berkualitas. Selain itu, dari kluster Tebu Ireng, manajemen melihat adanya potensi diversifikasi yang bisa segera direalisasikan. “Ada kemungkinan besar akan di­ kembangkan etanol yang terpadu di dalam pabrik dan cogeneration di salah satu pabrik, sementara pabrik yang lain akan menyuplai bahan baku­ nya,” tuturnya. Kluster yang keempat adalah klus­ ter Dhoho satu yang terdiri atas PG Lestari, PG Meritjan dan PG Pesan­ tren Baru. Untuk kluster Dhoho satu, manajemen sudah menentukan bahwa PG Pesantren Baru akan memproduk­ si gula premium. Sedang kedua pabrik lainnya akan mensuport PG Pesantren Baru dalam memproduksi gula premi­ um tersebut. “Kemungkinan gula produk PG Lestari dan PG Meritjan akan diolah menjadi gula premium, seperti yang terjadi gula rafinasi yang mengambil raw sugar diubah jadi gula rafinasi. Tapi kami tidak akan mengimpor raw sugar,” tegas dia. Selain akan memproduksi gula pre­mium, sambung Tarsisius, di PG Pesantren Baru juga ada potensi di­ versifikasi produk yaitu cogeneration. Namun, pihaknya tidak akan terlalu berambisi untuk melakukan diversi­ fikasi produk khususnya cogeneration di setiap kluster. “Kami akan menghitung berapa to­ tal ampas yang dihasilkan oleh PTPN X dalam satu kali masa giling dan berapa kebutuhan ampas untuk satu pembangkit listriknya,” akunya. Sedang kluster yang terakhir adalah kluster Dhoho dua yang terdiri dari PG Ngadiredjo dan PG Modjopanggoong. Kedua pabrik gula tersebut tingkat efi­ siensinya sudah cukup tinggi dengan tingkat rendemen di atas rata-rata.

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

 Ir. T. Sutaryanto, MM Direktur Produksi PTPN X

51 foto:Dery Ardiansyah

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

“Sehingga kluster Dhoho dua ini kami arahkan untuk memantapkan pengem­ bangan wilayah Blitar,” katanya. Dengan performance pabrik yang bagus, sambung Tarsisius, maka bisa memberikan jaminan bagi petani un­ tuk menanam tebu. Kalau pabriknya tidak bagus maka bisa membuat pe­ tani enggan menanam tebu dan ber­ alih ke komoditi lain yang dinilai le­ bih menguntungkan. Untuk itu, HGU Sumberlum­bu yang selama ini dikelola oleh PG Ngadiredjo dialihkan ke PG Pesan­tren Baru. “Selama ini wilayah Blitar sudah tersentuh tapi kurang fokus. Sebab, wilayah Blitar memiliki potensi 10 hingga 15 ribu hektar dan saat ini baru enam hingga tujuh ribu hektar saja,” imbuhnya. Pemantapan pengembangan wila­

yah Blitar ini, ungkap Tarsisius, dila­ kukan agar tebu rakyat yang digiling PTPN X bertambah. Sebab, dengan menggiling tebu rakyat maka yang ha­ rus memiliki performance bagus ada­ lah pabriknya sehingga bisa memberi­ kan nilai tambah yang sesuai dengan harapan petani. Pada akhirnya, petani tetap setia untuk menanam tebu. Tarsisius menambahkan kaitannya dengan rencana PTPN X yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham per­dana, maka PTPN X terus arahkan ke pe­ ngembangan -pengembangan. De­ngan investasi terbesar di cogeneration dan etanol dengan tingkat investasi sebesar 40 persen. Diharapkan dengan sistem kluster pengembangan usaha PTPN X bisa berkembang sesuai dengan renca­ na dan harapan. Meskipun pada ta­

hap awal penerapan sistem kluster ini masih ada beberapa hal yang akan te­ rus ditingkat. “Ke depan, kami ingin hanya ada sa­tu general manager untuk satu kluster. Hal ini untuk mempercepat ke­­putusan. Namun, saat ini kita li­ hat saja dulu bagaimana para gene­ ral manager ini beker­jasama untuk memantapkan EDO di kluster me­ reka,”pungkasnya.

Panca Kluster PTPN X Kluster I (kluster Delta)  PG Toelangan  PG Kremboong  PG Watoetoelis. Catatan : Masalah di kluster Delta adalah tenaga tebang dan diselesaikan dengan mekanisasi sejak buka lahan hingga tebang muat angkutnya. Kebijakan : Khusus PG Gempolkrep, tidak disatukan dengan pabrik gula lainnya tetapi dengan pabrik ethanol dengan istilah kluster agro kompleks berbasis tebu terpadu.

Kluster II (kluster agro kompleks berbasis tebu terpadu):  PG Gempolkrep

Kluster III (kluster Tebu Ireng):  PG Djombang Baru  PG Tjoekir. Catatan : Kebijakan :

Dalam kluster Tebu Ireng ini, PG Lestari tidak disatukan meskipun lazimnya PG Lestari masuk dalam wilayah Tebu Ireng. Kluster Tebu Ireng ini pengembanganya kedua pabrik gula akan menjadi pabrik gula dengan tingkat efisiensi tinggi. Diversifikasi pabrik etanol yang terpadu di dalam pabrik dan cogeneration di salah satu pabrik, sementara pabrik yang lain akan menyuplai bahan bakunya.

Kluster IV (Dhoho satu):  PG Lestari  PG Meritjan  PG Pesantren Baru. Kebijakan : PG Pesantren Baru akan memproduksi gula premium. Sedang kedua pabrik lainnya akan mensuport PG Pesantren Baru dalam memproduksi gula premium tersebut.

Kluster V (Dhoho dua):  PG Ngadiredjo

52

 PG Modjopanggoong. Kebijakan : pengembangan wilayah Blitar

foto:Dery Ardiansyah

Keuntungan Sistem Kluster  Dengan kluster, setiap pabrik gula

dalam satu kluster boleh melaporkan karena kondisi saat giling, mereka bisa mengirim karyawan hingga satu tingkat di bawah manager mereka ke pabrik gula lainnya. Hal tersebut diperbolehkan karena sudah tercantum dalam perjanjian kerja bersama (PKB).  Dengan sistem kluster potensi

diversifikasi produk pun bisa terlihat sebab di dalam sistem kluster ini semua potensi baik SDM, alam maupun alat bisa dimanfaatkan dan dioptimalkan.

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Optimistis dengan Klusterisasi Upaya PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X dalam mewujudkan indus­ tri berbasis tebu terintegrasi, dengan mengoptimalkan berbagai program diversifikasi yang telah dicanangkan, di tahun 2014 ini PTPN X mulai mem­ bentuk kluster pabrik gula (PG) sesuai wilayah teritorial yang berdekatan. Dari 11 PG yang dikelola PTPN X di Jatim, akan dibagi menjadi men­ jadi tiga kluster, yakni Kluster Delta, Tebu Ireng, dan Dhoho. Pembagian tiga kluster ini merupakan konsep pe­ ngembangan agar bisnis PTPN X se­ makin efisien dan kompetitif. Dan hal ini menjadi salah satu dari beberapa program untuk persiapan giling di ta­ hun 2014. HB Koes Darmawanto, selaku ke­ tua kelompok kluster dan juga GM PG Kremboong, menerangkan bahwa adapun tujuan di implementasikannya klusterisasi di tiap unit usaha gula ada­ lah untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi supply bahan baku, me­ ningkatkan nilai tambah produk, dan meningkatkan kinerja baik on-farm maupun off-farm melalui sinergi antar pabrik gula didalam 1 (satu) kluster. ”Untuk klusterisasi ini PG Delta me­ rupakan pilot project, dimana Kluster Delta terdiri atas PG yang ada di Sido­ arjo, yaitu Watoetoelis, Kremboong, dan Toelangan. PG Kremboong sendi­ ri akan menjadi pusat pengembangan co-generation untuk mengolah ampas tebu menjadi listrik,” papar mantan General Manager PG Lestari tersebut. Ditambahkannya, dengan klusteri­ sasi PG ini meniscayakan adanya satu konsep pengembangan agar bisnis PTPN X semakin mature, sehingga peningkatan skala bisnis PG-PG akan terjadi. “Melalui klusterisasi ini bisa lebih fokus, efektif, dan efisien dalam mengembangkan industri tebu sesuai potensi yang ada,” ujarnya kembali. Tak hanya itu saja, dalam hal ini, PG Watoetoelis dan PG Toelangan akan memasok ampas tebu ke PG Krem­ boong. Dengan fokus ini diharapkan tidak ada sumberdaya yang terbuang sekaligus meningkatkan nilai tam­ bah dari masing-masing PG yang ada.

Klusterisasi di tiap unit usaha gula adalah untuk meningkatkan efisiensi dan optimalisasi supply bahan baku, meningkatkan nilai tambah produk, dan meningkatkan kinerja baik on-farm maupun off-farm melalui sinergi antar pabrik gula didalam 1 (satu) kluster.  HB Koes Darmawanto GM PG Kremboong

Kare­na sejauh ini PG Kremboong dan Watoetoelis mendapatkan bahan baku tebu hingga dari pulau garam Madura yakni Bangkalan, Sampang dan Bang­ kalan. Dan untuk bahan baku PG Toelang­ an sendiri, menurut pria yang kerap di­ sapa Totok ini, pihaknya sedang men­ jajaki pemerataan bahan baku di luar wilayah PTPN X seperti di kawasan Malang, hingga Lumajang. Pasalnya ke depan PG Toelangan akan dijadikan sentra untuk produksi nira kental. Selain masalah rendemen, masalah pasok tebu untuk kecukupan kapasitas giling juga menjadi masalah, sehingga hari giling menjadi lebih lama dan ber­

akibat pelaksanaan tebang muat ang­ kut (TMA) menjadi lebih sulit. Hal ini menjadikan biaya tebang muat angkut jauh menjadi lebih tinggi dibanding kondisi normal. “Seperti diketahui tenaga tebang angkut untuk tebu saat ini sudah sa­ ngat sulit, biasanya kita bisa medapat­ kan tenaga tebang angkut dari bebera­ pa kota di sekitar Sidoarjo , kini tenaga tebang angkut sudah harus diambil dari kota- kota yang berada jauh di luar kota Sidoarjo seperti Pasuruan, Lumajang dan beberapa kota lainnya,” tambahnya. Ke depan, tentu minimnya tenaga angkut seperti ini tidak menjadi gang­ guan bagi keberlangsungan produksi sendiri, untuk itu pihaknya sedang merencanakan beberapa program di­ antaranya dalam bentuk CSR untuk memperkenalkan Operator tractor, grabe loader kepada warga sekitar se­ hingga nantinya dapat jauh lebih efisien dan juga dapat sebagai lahan penghasil­ an baru bagi warga sekitar. “Pihak operator inilah yang akan kita support untuk pengadaan me­ kanisasi TMA untuk mengurangi ketergan­tungan pada tenaga manusia, sehingga dalam kondisi iklim ekstrim pun diharapkan pasok tebu tetap da­ pat dipenuhi. Program ini harus segera dimulai, terutama pada kawasan Del­ ta,” tambahnya. Namun pada dasarnya penerapan mekanisasi bukanlah alternatif, te­ tapi merupakan kebutuhan yang pasti harus kita lakukan. Seberapa besar persentasenya, tergantung kondisi yang akan menuju keseimbangan. De­ ngan menerapkan mekanisasi, khusus­ nya di budidaya, akan mengeliminir biaya dan lebih menjamin kualitas dan ketepatan waktu pekerjaan kebun, se­ hingga diharapkan efisiensi atau HPP (harga pokok produksi) akan turun. “Tantangan ke depan bisa dibi­ lang berat, namun kami tetap optimis dengan Klusterisasi ini, dan semoga hasilnya pun dapat maksimal sehingga dapat menjadi percontohan bagi klus­ ter lainnya,” pungkas pria berkacama­ ta tersebut.

53

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

sukrosa

Manajemen maintenance alsin

Historical Information untuk Ketepatan Perawatan 54

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

 Maintenance akan menekan penggunaan anggaran sebesar 10 persen tanpa menambah risiko kerusakan saat mesinmesin beroperasi di musim giling. foto:Dery Ardiansyah

„„laporan: Siska Prestiwati

Menghadapi musim giling 2014, PT Perkebunan Nusantara X (Perse­ ro) terus melakukan efisiensi dengan menata sistem di segala bidang tidak terkecuali bidang maintenance mesin – mesin di dalam pabrik. Diharapkan penataan sistem main­ tenance bisa menekan penggunaan anggaran sebesar 10 persen tanpa me­ nambah risiko kerusakan saat mesinmesin tersebut beroperasi pada musim

giling. Ketua Diskusi Kelompok Mainte­ nance pada Rapat Koordinasi Per­ siapan Giling PTPN X 2014, Ir. Dicky Irasmanto, MM, menjelaskan, secara konvensional setiap selesai musim gi­ling, semua pabrik gula akan mem­ bongkar mesin dan alat untuk diservis. Dengan melakukan pembongkaran ke semua mesin dan alat, pasti ada alat baru yang dibutuhkan untuk mengem­ balikan mesin dan alat ke kondisi se­ mua meskipun mesin atau alat terse­

but tidak mengalami kerusakan. “Dengan tidak membongkar mesin atau alat otomatis bisa mengurangi biaya, jumlah orang dan spare part,” sebut Dicky. Pria yang menjabat sebagai Kepala Divisi Renbang PTPN X ini menam­ bahkan dalam rangka efisiensi, maka ke depan PTPN X akan menerapkan manajemen perawatan alat dengan menyiapkan sarana berupa alat con­ trol atau check list pemantauan. “Check list bisa dilakukan secara manual atau dengan teknologi,” ung­ kapnya. Check list pemantauan dilakukan saat mesin atau alat tersebut berope­ rasi, manakala mesin atau alat terse­ but terus bekerja secara normal dan tidak ada perubahan performance atau kinerja maka pada saat selesai gi­ ling alat tersebut tidak perlu dilakukan pembongkaran. Masih menurut Dicky, di dalam check list ini, menyiapkan sistem inspeksi secara tercatat dan lebih sistematis. Rencananya, pada persiap­ an giling tahun 2015 sistem ini akan dilakukan dan tidak semua mesin dan alat akan dibongkar. Mesin atau alat-alat yang tidak ha­ rus dibongkar bila kondisinya masih bagus antara lain electromotor, pom­ pa, boiler, turbin alternator dan pipapipa. Khusus untuk pipa, biasanya un­ tuk satu musim giling, akan dilakukan penggantian pipa sebanyak 20 persen. Sedang untuk alat-alat yang memang harus dibongkar adalah gilingan di stasiun putaran karena memang su­ dah aus. “Bila alat-alat tersebut perfor­ mance-nya masih bagus maka tidak perlu dibongkar,” ujarnya. Dicky menambahkan check list se­ cara teknologi saat ini sedang diper­ siapkan software untuk memantau aktivitas perawatan atau Historical In­ formation (HI) untuk mesin. Dimana, selama ini HI masih dalam bentuk kar­ tu yang membuat proses administrasi­ nya atau pencatatnya kurang tertib, mudah rusak dan mudah hilang. Maka ke depan akan dibuatkan software berbasis komputer sehingga aktivitas perawatan bisa dipantau tidak hanya oleh karyawan di dalam pabrik mau­ pun jajaran manager di pabrik tetapi juga oleh Direktur Produksi.

55

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

foto:Dery Ardiansyah

 Pasokan tebu sempat tidak lancar akibat anomali iklim, akhirnya stok ampas pun menyusut. Ketika pasokan tebu kembali lancar, ampas pun membanjir.

Ampas Tak Lagi Pas-pasan Ampas adalah sumber energi baru dan terbarukan yang lebih ramah lingkungan. „„laporan: SAP Jayanti

56

Sebelum tahun 2012, ampas yang di­ hasilkan Pabrik Gula (PG) PTPN X selalu pas-pasan. Bahkan sering kali kehabisan sebelum masa giling berakhir sehingga harus membeli bahan bakar alternatif. Setelah diharamkan menggunakan ba­ han bakar minyak, kebutuhan bahan bakar akhirnya diperoleh dari moulding atau serbuk gergaji. Meskipun tidak lagi menggunakan minyak, namun tetap ada anggaran untuk membeli moulding se­ bagai bahan bakar. Secara bertahap, pada tahun 2012 PG Kremboong mulai memiliki ampas berlim­pah. Melimpahnya ampas terse­ but tidak terjadi begitu saja. Ada usaha perbaik­an yang dilakukan. Pertama menjaga keber­sih­an pipa boiler. Sistem per­pindahan panas dalam pipa boiler di­perhatikan betul. ”Panas api yang berasal dari pembakaran ampas untuk memanaskan air di boiler tidak boleh terhalang kerak. Karena itu kebersihan harus diperhatikan betul, kualitas air pengisi boiler harus terbebas dari mine­

ral yang nantinya akan menjadi ke­rak” kata Kepala Bidang Teknik PTPN X, Ir. Totok Sarwo Edi. Hal kedua yang menyedot konsumsi bahan bakar adalah ketika pabrik ber­ henti giling, berarti harus ada jaminan kelancaran giling, pabrik harus mene­ kan jam berhenti serendah mungkin dan pasokan bahan baku lancar, Milling Extraction (ME) stasiun gilingan harus maksimal, sehingga diperoleh ampas yang mempunyai nilai bakar tinggi. Dan yang ketiga adalah media, yakni air yang dipanaskan. Jika gi­ling sudah dalam kondisi mantap (steady state), air pengisi boiler secara eksklusif bisa dipenuhi dari air kondensat yang dihasil­ kan oleh proses pembuatan gula. Selain bebas mineral, temperatur kondensat mendekati titik didih, sehingga tidak dibutuhkan banyak energi panas untuk mengu­bahnya menjadi uap kembali. Dalam kondisi tak ideal, kondensat untuk pengisi boiler tidak mencukupi, jalan pintas yang diambil adalah me­ nambahkan make up water yang di­ ambilkan dari air sungai atau air sumur yang diperlakukan khusus dengan pelu­ nakan (proses softener) ataupun dengan demineralisasi yang suhunya hanya seki­ tar 30 derajat celcius. Akhirnya untuk mencapai titik didih dibutuhkan energi panas yang begitu banyak. Make up water yang tidak se­

hat juga bisa menimbulkan kerak di pipa boiler, sehingga perpindahan panas ti­ dak mulus dan muncul gradien panas yang tinggi. Pada akhirnya banyak PG yang terganggu kelancaran gilingnya ka­ rena mengalami kerusakan di boiler. Dengan adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan secara bertahap, pada awal musim giling 2013 stok ampas sebenarnya sudah melimpah. Namun karena di awal musim giling pasokan bahan baku tidak lancar akibat anomali iklim, akhirnya stok ampas pun menyu­ sut bahkan sampai kehabisan. Namun begitu pasokan tebu kembali lancar, banjir ampas pun terjadi. ”Sebenarnya kondisi normal pasokan tebu yang menyebabkan kita banjir am­ pas hanya 70 hari. Tapi itu saja sudah sangat bagus. Di PTPN X sejak tahun 2007, biaya membeli bahan bakarnya bisa menelan ratusan miliar rupiah, dan secara berangsur angsur biaya tersebut berkurang hingga belasan miliar rupiah, dan kini saatnya kita menuju surplus ampas,” ungkap Totok. Kondisi saat ini, dari sisa musim gi­ling masih tersedia 41.000 ton ampas dari 11 PG PTPN X. Persediaan ampas sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan saat persiapan giling 2014. Sebenarnya, me­ nurut Totok, persediaan ampas bisa le­ bih besar lagi jika pasokan tebu di akhir musim gi­­ling bisa tetap lancar. ”Seandai­

sukrosa

nya pa­sokan lancar, 100.000 ton am­ pas sa­ngat mungkin tercapai,” ujarnya. Dengan asumsi musim yang lebih baik dibandingkan 2013 dan proses giling di PG berjalan lancar, target 125.000 ton ampas di 2014 sangat mungkin terca­ pai. Bahkan PTPN X berpotensi mampu menyisakan 300.000 ton ampas dengan catatan dilakukan beberapa perubahan pada struktur pabrik. Kebutuhan ampas masing-masing PG berbeda. Ia mencontohkan PG Gempol­ krep yang kebutuhan ampasnya sebesar 68 ton per jam, PG Ngadiredjo sekitar 67 ton per jam, PG Djombang Baru, PG Wa­ toetoelis dan PG Modjopanggoong seki­ tar 34 ton per jam atau PG Lestari yang kebutuhan ampasnya sekitar 46 ton per jam. Efisiensi di PG juga dilakukan dengan elektrifikasi untuk penggerak gilingan. Di dalam PG terdapat banyak turbin ke­ cil seperti penggerak unigrator, gilingan dan turbin berukuran besar yaitu turbin generator. Efisiensi bahan bakarnya bisa mencapai 40%.

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Saat efisiensi berjalan dan ampas me­ limpah, hal lain yang perlu dipikirkan adalah masalah penyimpanan. Memba­ ngun gudang penyimpanan tentu mem­ butuhkan dana tidak sedikit. ”Padahal sekarang sisa ampasnya baru mencapai 40 persen dari potensi yang ada. Kalau efisiensi sudah berjalan dan perbaikan dilakukan, ampas dari Gempolkrep saja bisa sampai 104.000 ton,” ucap Totok yang sebelumnya menjadi Kepala Bagian Instalasi PG Kremboong ini. Persiapan untuk bisa menghasilkan banjir ampas sangat diperlukan. Ka­ rena seperti diutarakan sebelumnya, ampas tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar PG tetapi juga menyuplai bioetanol dan co­ gen. Menurut perhitungan, kebutuhan ampas untuk bioetanol dalam kondisi full capacity mencapai 205 ton per hari atau 61.500 ton ampas untuk 300 hari produksi. Sementara saat ini konsumsi ampas untuk bahan bakar baru sekitar 100 ton per hari.”Ini yang menjadi tan­ tangan kita. Bagaimana bisa menyedia­

kan ampas untuk bioetanol dan cogen di luar masa giling,” kata Totok. Mengenai cogen, untuk memproduksi listrik sebe­ sar 10 MW dibutuhkan 17 ton ampas per jam atau 408 ton ampas per hari. Berarti dalam satu tahun, cogen membutuhkan sekitar 120.000 ton ampas. Setelah upaya memperbesar produksi ampas berhasil dilakukan, hal beri­ kutnya yang menjadi perhatian adalah masalah penyimpanan. Beberapa cara penyimpanan yang dilakukan yaitu de­ ngan menjadikan bricket, pelet atau di­ simpan dalam bentuk bal. Penyimpanan dalam bentuk bal membutuhkan terpau­ lin sebagai penutup. Terpaulin terbukti lebih tahan panas dibandingkan terpal biasa karena ampas mengeluarkan gas methana. Cara lainnya yang juga sedang dikembangkan dalam bentuk bricket dan pelet. Bricket ampas memiliki den­ sitas atau kerapat­an yang lebih baik dibandingkan dalam bentuk bal. Peny­ impanannya pun tidak membutuhkan tempat terlalu besar seperti jika disim­ pan dalam bentuk bal.

57

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

foto:Dery Ardiansyah

 Drs. H Arifin, MM | General Manager PG Pesantren Baru

Sumber Daya Manusia

Langsing, Lincah, dan Kompeten Di era pasar bebas, industri gula diharapkan mampu bersaing di pasaran. Pemerintah pun turun tangan agar industri gula mampu bersaing. PTPN X juga sedari dini menyiapkan SDM yang mumpuni. „„Laporan: Siska Prestiwati

58

Menghadapi pasar bebas, PT Perkebunan Nusantara X (Persero) pun melakukan pembenahan khusus­ nya di bidang sumber daya manusia (SDM). Pembenahan SDM yang mum­ puni diharapkan memiliki kinerja yang tinggi. Hal ini untuk menghadapi ketatnya persaingan bisnis gula. Hal ini seperti disampaikan Ketua Diskusi Kelompok SDM pada Rapat Koordinasi Persiapan Giling PTPN X 2014, Drs. H Arifin, MM. Pria yang menjabat sebagai General Manager PG Pesantren Baru ini, mengatakan, per­ saingan dunia bisnis ke depan semakin ketat dan nyata. “Mau tidak mau, suka tidak suka,

PTPN X harus menghadapi ketatnya persaingan bisnis,” kata tekannya. Ditambahkannya, era pasar bebas ini, PTPN X tidak lagi bisa memben­ dung masuknya produk gula impor ke dalam negeri dan menjadi pesa­ ing produk yang selama ini menjadi produk utama PTPN X. Seperti diketahui, harga gula di­ prediksi akan berada di kisaran harga Rp 9.000,- dan akan sulit untuk bisa mencapai harga Rp 10.000,- ke atas karena memang akan selalu dikoreksi oleh pemerintah bila harga gula terlalu tinggi. Sementara itu, sambung Arifin, bi­ aya pokok produksi akan terus meng­ alami kenaikan dari tahun ke tahun. Hal ini ditinjau dari biaya tenaga kerja

yang tidak lagi bisa ditahan bahwa setiap tahun akan ada kenaikan upah minimum kota/kabupaten (UMK). Agar perusahaan bisa terus bersa­ ing dan berkembang maka persoalan tersebut hanya bisa dilakukan apabila PTPN X melakukan restrukturisasi SDM secara keseluruhan. “Struktur SDM PTPN X harus lincah. Kami melihat kondisi saat ini sudah terlalu gemuk,” ungkap Arifin saat ditemui di ruang kerjanya di Jalan Mauni nomor 334, Kecamatan Pesan­ tren, Kediri pada Selasa (25/02). Arifin menjelaskan dengan ge­ muknya struktur SDM di dalam tubuh perusahaan tentunya akan menjadi beban bagi perusahaan. Untuk itu, ke­ lompok SDM yang memang sengaja dibentuk oleh manajemen bertugas untuk menentukan berapa jumlah kar­ yawan yang tepat sehingga membuat kondisi perusahaan ideal. “Selain harus ideal, SDM yang ada harus memiliki kompetensi,” imbuh­ nya. Arifin menjelaskan SDM yang saat ini ada belum seluruhnya menyentuh dan sesuai dengan visi perusahaan. Sehingga harus ada peningkatan kom­ petensi SDM. Dimana, peningkatan kompetensi SDM tersebut dilakukan bukan hanya sekedar memberi dan mengadakan pelatihan – pelatihan saja tetapi pelatihan yang digelar su­ dah berdasarkan atas penataan kom­ petensi yang sesuai dengan visi peru­

sukrosa

sahaan. “Misalnya ada kamus kompetensi baik hard maupun soft competency,” ujarnya. Masih menurut Arifin, PTPN X saat ini sedang menyusun kamus kom­ petensi dengan melakukan mapping atau menyusun roadmap pelatihan. Selain menyiapkan roadmap untuk membentuk SDM yang berkompetensi tinggi dalam jumlah yang ideal sesu­ ai kebutuhan perusahaan. Kelompok SDM juga sedang melakukan peruba­ han status karyawan. Selama ini, di PTPN X ada karya­ wan dengan status karyawan kampa­ nye dan status karyawan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang tentunya memiliki perbedaan dalam penentuan besaran upah yang dite­ rima. Padahal, secara undang-undang kedua status karyawan tersebut sama. “Di tahun 2014 ini, PTPN X akan menghapus karyawan status kampa­ nye,” ujarnya. Tujuan dihapusnya status kam­ panye, ungkap Arifin, agar tidak ada lagi perbedaan dan diskiminasi antara

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

karyawan berstatus PKWT dan karya­ wan berstatus kampanye. Untuk me­ ngurangi risiko terjadinya pergolak­ an di tingkat karyawan, maka sistem pengupahan akan disesuaikan dengan beban kerja. Arifin menambahkan untuk mem­ buat bentuk SDM PTPN X ideal, ada dua jalan yang bisa ditempuh. Jalan yang pertama adalah jalan alami, di­ mana setiap tahun akan ada karyawan yang memasuki masa pensiun. Sedang jalan yang kedua adalah memberikan pilihan bagi karyawan untuk mengaju­ kan pensiun dini. Kelompok SDM, jelas Arifin, tidak hanya membentuk SDM di dalam in­ ternal agar proposional namun juga membantu masalah tenaga tengguluk dan tenaga pengangkut yang selama ini menjadi masalah bagi petani pemi­ lik kebun setiap tiba musim giling. Un­ tuk diketahui, harga tenaga tengguluk dan pengangkut di Malang adalah Rp 4.000/kuintal, di Madiun seharga Rp 4.500/kuintal, di Bondowoso seharga Rp 3.000/kuintal sedang di Kediri se­ harga Rp 5.000/kuintal.

“Intervensi PTPN X ini dilakukan tidak lain adalah salah satu pelayanan yang kami berikan kepada petani,” tu­ tur dia. Untuk mengatasi permasalahan ini, Arifin menjelaskan ada beberapa cara yang bisa dilakukan. Pertama adalah untuk menjaga hubungan emosional yang sudah terjalin antara pabrik gula dengan tenaga tengguluk dan tenaga pengangkut, maka akan dilakukan negosiasi harga sehingga tenaga teng­ guluk dan tenaga pengangkut serta petani bisa sama-sama diuntungkan. Cara kedua dengan menggunakan otomatisasi yaitu menggunakan mesin conveyor yang masih membutuhkan tenaga tengguluk. Semua pabrik gula saat ini masih menggunakan tenaga tengguluk karena dianggap lebih flek­ sibel. Ketiga, petani membawa tenaga sendiri ke pabrik gula sedang yang ke­ empat adalah dengan melakukan ten­ der. “Untuk permasalahan ini masih da­ lam proses dan hasilnya akan mulai diterapkan pada musim giling tahun ini,” pungkasnya.

PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA. Tbk MENGUCAPKAN

SELAMAT HUT KE-18 PT Perkebunan Nusantara X (Persero)

Sukses Selalu

59

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Awal Musim Kemarau Diprediksi Normal Tahun ini, petani tebu bisa berharap akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Pasalnya prakiraan musim tahun ini diramalkan normal. „„laporan: sap jayanti

Tahun lalu, industri gula mengalami masa sulit. Salah satu penyebabnya ada­ lah masih turunnya hujan pada bulanbulan yang seharusnya memasuki masa tebang. Akibatnya proses penyimpanan gula pada tanaman tebu terhambat ka­ rena kadar air yang masih tinggi merang­ sang tanaman untuk melakukan pertum­ buhan secara vegetatif. Pada akhirnya, tidak bisa dihindari rendemen pun tu­ run. Ditambah lagi, harga gula juga jatuh akibat masih banyaknya stok gula dan rembes­an gula rafinasi. Tahun ini, petani tebu bisa berharap akan mendapatkan hasil yang lebih baik. Pasalnya prakiraan musim tahun ini dira­ mal­kan normal. ”Dari hasil pemantauan yang sudah kami lakukan, diperkirakan pada akhir April atau awal Mei menda­ tang akan mulai musim kemarau,” kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Karangploso Malang, Rahmatulloh Adji ketika ditemui PTPN X Magz, Minggu, (09/11). Dimulainya musim kemarau pada bulan April atau Mei merupakan kon­ disi ideal untuk tanaman tebu yang dijadwalkan akan mulai tebang pada bulan-bulan tersebut. Musim kemarau tahun lalu sebenarnya juga diperkirakan berjalan normal pada sekitar April atau Mei. Namun pada Mei baru diketahui

60

ada penyimpangan yaitu tetap hangatnya su­hu muka laut sehingga menyebabkan potensi pertumbuhan awan sangat besar dan musim kemarau mundur hingga Bu­ lan Agustus dan September. Dimulainya awal musim kemarau di Jawa Timur tahun ini tidak akan bersa­ maan. Dari 56 zona musim (ZOM), 29 ZOM atau 48,33 persen diantaranya akan mulai mengalami musim kemarau pada akhir April 2014. Kemudian 28 ZOM atau pada Bulan Mei dan hanya sebagian saja yang diperkirakan mengalami kemarau pada Juni dan Juli 2014. Kemarau di Ja­ tim normalnya dimulai dari timur men­ jalar ke barat. Wilayah timur yang dimak­ sud diantaranya wilayah Situbondo serta ujung selatan Banyuwangi. Dilihat dari peta awal musim kemarau tahun 2014 yang dirilis Stasiun Klima­ tologi Karangploso Malang menunjukkan, wilayah pabrik gula milik PT Perkebunan Nusantara X (Persero) akan mengalami musim kemarau mulai dasari­an ketiga April hingga dasarian pertama Mei 2014. Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Bojone­ go­ro, Tuban dan sebagian Sampang akan mulai kemarau pada akhir April. Sedang­ kan Kediri, Nganjuk, Bangkalan dan Sampang baru akan memasuki musim kemarau pada dasarian I atau sepuluh ha­ri pertama Mei. Pengamatan dilakukan dengan mem­­­ perhatikan dinamika atmosfir, su­­hu per­

 Rahmatulloh Adji Kepala Seksi Observasi & Informasi Stasiun Klimatologi Karangploso Malang

mu­kaan laut dan udara. Untuk saat ini kondisi dinamika atmosfer yang bermain dan sangat mempengaru­hi pola cuaca masih dalam kondisi normal. ”Kalaupun ada penyimpang­an, tahapannya baru la nina lemah. Sekarang kami terus meman­ tau pergerakan el nino dan la nina,” ujar Adji, sapaan akrab Rahmatulloh Adji. Meskipun sudah diperkirakan akan mu­­lai kemarau pada akhir April, namun Adji mengatakan masyarakat juga tetap perlu memperhatikan kondisi cuaca se­ hari-hari pada bulan-bulan tersebut. Bisa dikatakan musim kemarau jika curah hujan pada satu dasarian sudah kurang dari 50 mm dan diikuti beberapa dasari­ an berikutnya. Satu dasarian terdiri dari 10 hari. Ia mengingatkan, walaupun cu­ rah hujan sudah berkurang, tetap perlu diperhatikan dulu trendnya. Prakiraan terjadinya kemarau pa­da akhir April tidak bisa begitu saja men­ jadi pegangan petani atau pihak-pihak lainnya. Jika sampai pertengahan April masih terjadi hujan padahal seharusnya sudah mulai berkurang karena menje­ lang musim kemarau, Adji mengung­ kapkan ada beberapa hal yang mungkin terjadi di atmosfer. Ditambah lagi dengan faktor lain seperti arus laut global, efek pemanas­an global dengan mencairnya es di kutub yang juga perlu dikaji. Ia juga menyampaikan, pada masa peralihan seperti pada akhir Maret atau

Pada masa peralihan seperti pada akhir Maret atau April biasanya sering terjadi cuaca ekstrim. Itu disebabkan terbentuknya awan cumolonimbus atau awan vertikal yang menyebabkan angin kencang atau badai guntur. image: google

sukrosa April biasanya sering terjadi cuaca eks­ trim. Itu disebabkan terbentuknya awan cumulonimbus atau awan vertikal yang menyebabkan angin kencang atau badai guntur. Hujan yang terjadi pada masa menjelang kemarau biasanya tidak ber­ langsung lama dan tidak merata. Masa peralihan biasanya berlangsung selama 1-2 minggu. Menurutnya, masyarakat tetap perlu mencermati informasi yang didapatkan

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

dengan teliti. ”Jangan ditelan mentahmentah bahwa kalau el nino berarti ke­ ring, kurang hujan. Atau la nina berarti banyak hujan. Banyak sistem yang perlu dicermati,” ujar Adji menegaskan. Pertanda alam seperti kelakuan hewan atau tumbuhan perlu juga dicermati. Bi­ asanya hewan memiliki kepekaan yang lebih tinggi terhadap perubah­an musim. Begitu juga tumbuhan. Adji mencontoh­ kan tanaman randu kapuk. Jika tanaman

ini sudah mlethek atau berbunga maka berarti sudah memasuki musim kema­ rau. Atau ada juga binatang-binatang yang memasuki masa kawin pada musimmusim tertentu. Hanya saja masalahnya objek yang diperhatikan sebagai penanda bergantinya musim mulai langka. ”Ka­ lau sudah masuk musim sesua­i ramalan, perhatikan dulu selama dua dasarian. Apakah tetap seperti itu atau terjadi pe­ nyimpangan lagi,” kata Adji.

Akselerasi Pengembangan Tebu Madura

Dua Strategi Uber Target Bangun PG Pengembangan lahan di Madura untuk mendukung pembangunan pabrik gula baru di Pulau Garam menghadapi sejumlah kendala. Strategi dijalankan agar target pembangunan PG dua tahun lagi bisa terwujud. „„laporan: SAP jayanti

PT Perkebunan Nusantara X (Persero) menargetkan akan berdiri PG baru di Madura pada kisaran tahun 2015 atau 2016. Untuk tahap petama akan diba­ ngun PG dengan kapasitas 3.500 ton cane per day (tcd) dan kemudian ber­ tahap hingga mencapai 5.000 tcd. ”Kapasitas bertambah menyesuai­ kan dengan pertumbuhan lahan. Jum­ lah lahan yang dibutuhkan tergantung dengan banyak faktor,” kata Kepala Di­visi QC dan Pengembangan Lahan, Ir Syahrial Koto. Faktor tersebut yaitu jumlah hari giling, kapasitas giling serta produktivitas. Agar target pengembangan lahan bisa mendukung dan PG bisa segera dibangun setidaknya ada dua langkah yang akan dilakukan. Pertama yaitu meningkatkan kecepatan pelayanan DO. ”Bagaimana setelah panen pe­ ta­ni bisa cepat menerima hasilnya,” ujar­nya. Karena itu PTPN X membu­ at terobosan pada sistem pembayar­ an dengan mengaplikasikan sistem pem­bayaran setara bagi hasil. Sistem pembelian tebu yang mulai dijalankan pada 2014 tersebut dilatar­ be­lakangi adanya keluhan petani me­ngenai keterlambatan pencairan DO pada tahun lalu. Gula tidak bisa

 Ir. Syahrial Koto Kepala Divisi QC & Pengembangan Lahan

dijual dengan cepat karena APTR PG Kremboong–tempat tebu dari Madura digiling–belum mau melepas gulanya karena harga gula masih rendah. Se­ dangkan dengan sistem pembelian te­bu yang baru, petani bisa langsung mendapatkan hasil penjualan gula­ nya. Agar tidak lagi tergantung dengan APTR Kremboong yang tentu berbeda karakter dengan petani Madura, saat ini tengah dirintis pembentukan APTR di Madura. Jika sistem pembelian tebu yang

ba­ru ini bisa dijalankan, diharapkan bisa menimbulkan kepercayaan dari petani. ”Petani tebu kita sebagian be­ sar masih wait and see. Jadi begitu melihat pelayanan bagus, mereka akan tertarik. Tapi kalau pelayanan buruk, mereka akan enggan menanam,”sam­ bungnya. Pelayanan yang bagus ke petani akan menjadi embrio percepat­ an tanam. Langkah selanjutnya yang dilaku­ kan yaitu implementasi SIPG (Sistem InformasiPengolahan Gula) on farm. Sebe­lumnya pada tahun lalu sudah diterap­kan SIPG off farm. Meng­ gunakan SIPG on farm, bisa diketa­ hui perkembangan tebu sejak di la­ han. Pelaksa­naan SIPG akan seren­tak dilakukan di seluruh wilayah kerja PTPN X di Jawa. Melalui sistem in­ formasi yang sudah dirancang, pe­ tani akan mendapatkan informasi ka­ pan waktu pemupukan dan perawatan lain sesuai standar. ”Selalu bisa dimonitor, kalau pe­ ngelolaan tebunya kurang baik, bisa ditebak hasilnya pasti juga tidak mak­ simal,” kata Syahrial. Dengan demiki­ an bisa diketahui kebun mana yang memiliki tebu yang baik dan juga bisa dideteksi kekurangan yang terjadi di lahan sehingga bisa segera diberikan penanganan yang tepat.

61

sukrosa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Syahrial mengungkapkan, berdasar­ kan data, peluang pengembangan te­bu di Madura memang sangat be­ sar. Namun tidak boleh dilupakan, tantangan­nya juga cukup besar. Untuk itu kesungguhan dan keterbukaan sa­ ngat diperlukan untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakatnya. Un­ tuk bisa memuluskan jalan mengem­ bangkan tebu di Madura, PTPN X terus aktif menjalin hubungan yang harmonis dengan pemuka masyarakat dan pemerintah Madura. Potensial Namun Berjalan Lambat Syahrial mengakui, perkembangan perluasan lahan di Madura memang tidak sefantastis yang dibayangkan. Hingga taksasi Desember lalu, lahan tebu giling MT 2013/2014 di Madura untuk menyuplai tebu ke PTPN X baru mencapai 1.100 ha. Kelambatan pe­ ngembangan ini juga dialami di proyek pengembangan tebu Madura yang di luar PTPN X seperti yang dibiayai APBN, PTPN XI dan PG Candi yang hanya mencapai total sekitar 200 ha. Sebelumnya, hingga akhir musim tanam 2013, jumlah lahan binaan PTPN X yang ada mencapai 795 ha.

 Dengan percepatan pelayanan DO diharapkan timbul kepercayaan dari para petani tebu

Lambatnya penambahan jumlah luas­ an tidak bisa dipisahkan dari buruk­ nyakinerja industri gulaterutama ren­ demen dan harga gula di tahun 2013. Hantaman anomali iklim ditam­bah dengan rendahnya harga gula mem­ buat petani kurang antusias lagi me­ nanam tebu. ”Memang ada beberapa petani yang membongkar tanamannya. Namun

foto:Dery Ardiansyah

se­bagian lainnya tetap yakin, apalagi yang kondisi tanaman sekarang sudah be­rupa keprasan, tinggal melanjutkan saja tanpa harus mengeluarkan biaya traktor untuk pengolahan tanah dan pembelian bibit. Dan kami pun beru­ saha meningkatkan pelayanan dengan memperbaiki sistem pembayaran dan terus melakukan bimbingan teknis,” ujarnya.

CV ANUGERAH JAYA SEMESTA Sole Agent: VOLTABIO Maintenance Chemical & Coating Dukuh Kupang Barat I/233 Surabaya. Telp: 031-5612004, 72109633, 71165889 Fax: 031-5612004 | e-mail: [emailprotected]

Customer Service Satisfaction High Quality Product High Performance Production

”Selamat & Sukses”

62

Peringatan HUT ke-18 PT Perkebunan Nusantara X (Persero)

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

filter

[ profil terpilih ]

Borong Juara, PG Meritjan Tak Berpuas Diri „„laporan: Siska Prestiwati

deru mesin yang saling bersahutan tidak lagi terdengar dari dalam Pabrik Gula (PG) Meritjan. Sesekali hanya terdengar suara palu beradu dengan mesin-mesin yang memang sedang dibongkar untuk dilakukan perawatan dan perbaikan sebagai persiapan musim giling Tahun 2014 mendatang. Meskipun seng atap Stasiun Evaporator masih berantakan di lantai akibat hujan pasir dari Gunung Kelud namun tidak membuat lantai yang berwarna hijau tersebut kehilangan kilauannya saat tersapu cahaya matahari yang menerobos masuk dari lubang atap yang masih belum dibenahi. Tidak hanya pada masa perbaikian pabrik, kilauan lantai berwarna hijau pun terus terlihat meski mesin-mesin berukuran besar sedang beradu dan bekerjasama dalam mengolah batangan tebu menjadi butiran-butiran kristal yang manis. Sejak musim gi­ling tahun 2013 lalu, tidak ada lagi pemandangan lantai yang basah dan kotor baik karena oli maupun nira yang menetes. Komitmen seluruh karyawan PG Meritjan dalam menjaga kebersihan selama musim giling membuahkan hasil yang membanggakan. Pabrik gula yang berlokasi di Kediri ini pun berhasil menyabet empat juara pertama dan satu juara kedua dari enam kategori yang dilombakan pada Lomba Housekeeping yang diselenggarakan kali pertama oleh Kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara X (Persero). Untuk diketahui PG Meritjan mendapatkan juara pertama untuk kategori Stasiun Ketel dan Powerhouse, Kategori Stasiun Pemurnian dan Penguapan, Kategori Stasiun Masakan dan Puteran

foto:Dery Ardiansyah

 Ir. H. Dwi Djoto Poerwantoro, MM General Manager PG Meritjan

dan Kategori Stasiun Pengemasan dan Stampvloer. Selain mengantongi empat juara pertama, PG Meritjan juga mendapatkan juara kedua untuk Stasiun Gilingan. General Manager PG Meritjan, Ir. H. Dwi Djoto Poerwantoro, MM me­ nga­takan saat dirinya dipercaya oleh direksi untuk memimpin PG Meritjan pada tahun 2012 lalu, dirinya memang mendapatkan mandat untuk bisa mengubah pabrik gula yang kotor menjadi pabrik yang bersih, indah dan menjadi tempat yang nyaman bagi seluruh karyawan. “Dua tahun terakhir, saya memang berkonsentrasi bagaimana bisa menyulap pabrik yang kotor dan kumuh menjadi pabrik yang bersih. Sesuai dengan harapan Menteri BUMN Dahlan Iskan untuk mengubah pabrik men-

jadi bersih seperti hotel,” ungkap pria yang akrab disapa Dede. Dede sangat menyadari bahwa sebagai pabrik yang memproduksi makanan, kebersihan dan kehigienisan menjadi syarat mutlak. Namun, selama ini, pabrik gula yang ada di Indonesia memang kondisinya sangat jauh dari kata bersih dan higienis, tidak terkecuali dengan kondisi PG Meritjan ini. “Saat saya membersihkan pabrik, puluhan truk dibutuhkan untuk mengangkut barang-barang yang tidak boleh ada di dalam pabrik,” katanya. Misalnya, ungkap Dede, di dalam sela-sela mesin ada kardus dan tali-tali yang digunakan oleh para karyawan untuk mengantung baju-baju yang mereka pakai dan berganti dengan baju kerja. Sedang kardus-kardus biasanya digunakan untuk mereka beristirahat.

63

filter

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

“Kami tidak bisa menyalahkan mereka (karyawan,red), karena memang selama ini mereka tidak disediakan loker untuk menyimpan baju dan barang mereka,” ungkapnya. Dede menambahkan untuk itu, pihaknya tidak hanya membersihkan barang-barang tersebut namun pihaknya juga sudah menyediakan fasilitas yang mereka butuhkan, salah satunya loker walaupun jumlahnya masih belum cukup. Tidak hanya menyediakan fasilitas mungkin masih belum semua terpenuhi, dirinya juga mengajak beberapa karyawan untuk menginap di hotel. Tujuanya, agar keinginan mengubah pabrik menjadi bersih dan senyaman hotel, tentunya karyawan harus pernah menikmati kebersihan dan kenyamanan hotel. “Saat saya mengajak menginap di hotel, saya meminta mereka untuk memperhatikan bagaimana kebersihan dan kenyamanan kamar hingga kamar mandi. Saya juga meminta mereka untuk melihat bagaimana saat pekerja hotel melakukannya,” papar dia. Masih menurut Dede, menjaga kebersihan di dalam pabrik juga sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan kinerja pabrik. Sebab, bila kondisi dalam pabrik bersih, maka kebocoran-kebocoran pada alat atau mesin bisa segera diketahui. Sehingga, bisa menekan losses atau kehilangan dan bisa mencegah nira masuk ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dan mencegah terjadinya pencemaran

lingkungan. “Pada musim giling tahun 2013, losses di PG Meritjan hanya 2,3 persen, padahal pada tahun 2012 lalu tingkat losses masih 2,78 persen. Target kami pada musim giling tahun ini 2,1 persen,” sebut dia. Keberhasilan PG Meritjan menggondol empat juara pertama dan satu juara kedua untuk Lomba HouseKeeping, ungkap Dede tidak akan membuat dirinya dan karyawan terlena dan tidak menjaga kebersihan. Justru sebaliknya, pihaknya akan terus meningkatkan kepedulian dan kesadaran seluruh karyawan untuk menjaga kebersihan di lingkungan pabrik gula, minimal di tempat mereka bekerja. “Meski sudah mendapatkan empat juara pertama, kami belum puas, karena sebenarnya HK yang kami lakukan belum sesuai standar SNI housekeeping yang sesungguhnya. Karena untuk benar-benar menerapkan HK sesuai dengan standar dibutuhkan tiga hingga empat musim giling untuk membenahinya,” jelasnya. Sebab, sambung Dede, ada empat M yang harus bisa dipenuhi yaitu material, mesin, metode, dan man. Dimana, material adalah tebu sebagai bahan baku yang digiling haruslah tebu yang berkualitas, sedang mesin adalah bagaimana mengoperasikan dan merawat mesin-mesin yang ada harus sesuai dengan standarnya. Sayangnya, banyak ditemui mesin-mesin yang sudah dimodifikasi dengan tujuan

Pemenang Lomba House Keeping PTPN X 2013 Kategori Stasiun Ketel & Powerhouse Juara 1 Juara 2 Juara 3

: PG Meritjan : PG Pesantren Baru : PG Ngadiredjo

Kategori Stasiun Gilingan Juara 1 Juara 2 Juara 3

: PG Modjopanggoong : PG Meritjan : PG Toelangan

Kategori Stasiun Pemurnian & Penguapan Juara 1 Juara 2 Juara 3

64

: PG Meritjan : PG Pesantren Baru : PG Djombang Baru

Kategori Stasiun Masakan & Puteran Juara 1 Juara 2 Juara 3

: PG Meritjan : PG Pesantren Baru : PG Gempolkrep

Kategori Stasiun Pengemasan & Stampvloer Juara 1 Juara 2 Juara 3

: PG Meritjan : PG Modjopanggoong : PG Kremboong

Kategori Stasiun Kantor & Emplasemen Juara 1 Juara 2 Juara 3

: PG Modjopanggoong : PG Pesantren Baru : PG Lestari

memaksimalkan kinerja mesin tetapi justru dalam perjalananya banyak mengalami kendala. “Mesin oleh pembuatnya sudah dirancang sedemikian mungkin, justru kalau dimodifikasi mungkin hanya enak di awal tetapi akan banyak mengalami kerusakan setelah itu. Ini berdasarkan pengalaman putra saya yang memodifikasi motornya dan tidak sampai 2 tahun, putra saya minta ganti motor karena motor yang dia modifikasi tidak karu-karuan,” urainya. Dede menjelaskan M yang ketiga adalah metode yang tidak lain adalah prosedur. Padahal, PTPN X sudah membuat Standard Operating Procedure (SOP) dan pabrik serta seluruh karyawannya hanya tinggal menjalankannya. Sedang M yang terakhir adalah Man. “Man inilah yang paling sulit. Untuk mengubah budaya tidaklah semudah membalikkan telapak tangan, tetapi memerlukan waktu dan keteladan,” ungkapnya. Dede memberikan contoh di PG Meritjan, dirinya mulai melakukan manajemen tools. Dimana, selama ini sering terjadi kehilangan peralatan kerja dan pihak operator selalu meminta alat-alat baru. Untuk itu, pihaknya membuat manajemen tools, dimana setiap pemakai harus menulis alat apa yang digunakan dan harus dikembalikan dengan mengisi buku. Tujuan dibuatnya manajemen tools ini tidak lain untuk melatih disiplin dan melatih tanggungjawab setiap karyawan dalam menggunakan peralatan kerja. “Selain membuat manajemen tools, kami juga menyiapkan checklist misal­ nya bagaimana kebersihan kamar man­di. Sehingga, setelah petugas kebersihan akan membersihkan sesuai dengan checklist yang disediakan dan mencentangnya,” kata dia. Saat disinggung tentang Rp 47 juta hadiah HK, Dede mengungkapkan hadiah tersebut digunakan untuk kegiat­ an evaluasi HK yang dikemas dalam suasana santai di Telaga Sarangan. Dia menganggap kemenangan PG Meri­ tjan ini merupakan jerih payah dan kerja kolektif semua karyawan untuk bersama-sama menjaga dan meningkatkan kebersihan bukan hanya di ruangan tempat mereka bekerja tetapi di seluruh lingkungan pabrik.

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

okra

[ opini karyawan ]

Segitiga Bermuda Pulau Garam, Kunci Sukses Industrialisasi Gula

M

endengar kata “Segitiga Bermuda” mungkin yang terbayangkan adalah sebuah tempat yang angker dan misterius. Berbagai peristiwa aneh kerap terjadi. Namun berbeda dengan “Segitiga Bermuda” pulau garam yang harus dijalani bukan ditakuti. Segitiga bermuda ini berupa tiga kunci sukses menapaki industrialisasi di Madura. Menurut Kyai Alawi-Ulama terkemuka di Madura, industrialisasi harus berpedoman pada nilai-nilai kemanusiaan (manusiawi), memberi kesempatan orang pribumi (Madurawi) serta sejalan dengan pakem kultur religius Madura (Islami). Sebaliknya bila tiga kunci ini tidak dijalankan dengan baik, industri yang masuk akan hilang ditelan konflik dan penolakan. Pembangunan Jembatan Suramadu membuka jalan masuknya Industrialisasi di Madura. Tiga kunci yang harus dipenuhi tersebut hendaknya menjadi ruh para investor menjalankan usahanya. Langkah strategis bisnis menjadi landasan yang dapat berjalan seiring seirama dengan tiga kunci (baca: manusiawi, Madurawi, dan Islami) kesukses­ an. Keberadaan Suramadu sebagai jembatan terpanjang se-Asia Tenggara menjadi tumpuan harapan bagi pengembangan perekonomian masyarakat Madura yang selama ini menyandang predikat sebagai salah satu daerah dengan jumlah warga miskin tertinggi di Jawa Timur1. Berbagai program dicanangkan pemerintah mulai dari pembangunan infrastruktur jalan hingga infrakstuktur pengairan dengan pembangunan waduk, pompanisasi air tanah dan desalinisasi (menghilangkan kadar garam)2. Melalui program-program tersebut diharapkan taraf perekonomian masyarakat meningkat dan menarik bagi para investor untuk menjalankan usahanya di Madura.

„„Oleh: Budiyarto Kepala Sie. Teknologi Penelitian Tembakau Jember Juara I Lomba Karya Tulis PTPN X - 2014

Potensi Alam Julukan sebagai Pulau Garam tidak lepas dari peranannya sebagai penghasil garam terbesar di negeri ini. Pulau yang terletak disebelah timur laut Jawa Timur dengan luas 5.168 km2 tidak hanya memiliki potensi garam yang tinggi, tetapi sumber daya alam yang kini mulai dilirik oleh para investor. Lebih-lebih setelah dibangunnya Jembatan Suramadu yang menghubungkan Pulau Madura dengan Pulau Jawa menjadi berkah tersendiri bagi investor dan perkembang­an perekonomian masyarakat. Madura yang selama ini kita amini sebagai daerah yang tandus, gersang, panas, sulit air, sangat cocok untuk penjemuran garam. Diluar prediksi, ternyata Madura menyimpan potensi alam yang sangat cocok bagi tanaman tebu. Agroklimat wilayah Madura yang dianugerahi sinar matahari penuh sangat relevan dengan tanaman tebu yang membutuhkan cahaya matahari lebih banyak dibandingkan tanaman padi dan hortikultura. Masuknya pemilik modal seperti PT Perkebunan Nusantara X (Persero) di wilayah Madura tidak lepas dari potensi lahan yang cocok bagi tanaman tebu. Berdasarkan hasil kajian Pusat Peneli-

tian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) terdapat 250.000 hektar lahan di Madura memiliki prospek yang tinggi bagi pengembangan tanaman tebu dengan potensi 60-90 ton perhektar3. Potensi area tebu yang luas menjadi sangat prospektif untuk dikelola menjadi industri gula terpadu dan modern sehingga dapat memberikan multiplier effect (efek penggandaan) terutama di sektor hulu yang akan banyak menyerap tenaga kerja dan peningkatan hajat hidup masyarakat Madura. Kondisi alam yang terbuka, infrastruktur tersedia kian memadai. Jalan, jembatan, pelabuhan, jaringan listrik dan komunikasi tinggal pakai. Tenaga kerja juga cukup tersedia menjadi jaminan PTPN X menatap industrialisasi gula di Madura. Sosialisasi dan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) telah dilakukan sejak tahun 2011. Pengembangan area pertanaman tebu yang dilakukan oleh perusahaan BUMN yang berkedudukan di Jalan Jembatan Merah Surabaya sudah dilakukan dalam kurun waktu 2 tahun hingga 2013 telah mencapai 800 hektar (Bangkalan dan Sampang)4 dari target 1.300 hektar5. Hal ini masih jauh dari rencana pendirian Pabrik Gula dengan kapasitas minimal 5.000 TCD (tons of cane per day). Ketersediaan lahan yang cukup dengan upaya mekanisasi, kapasitas giling yang efisien, dan kebijakan pemerintah6 yang berpihak bukan jaminan tercapainya industrialisasi gula di pulau garam. Karakter suku Madura yang unik kerap kali menjadi tantangan bahkan hambatan tersendiri, bilamana investor tidak memperhatikan nilai-nilai sosial budaya dan hanya berorientasi pada kepentingan ekonomi semata. Rencana pembangunan Jembatan Suramadu yang kini menjadi icon Jawa Timur tidak lepas dari upaya penolakan dari sejum-

65

okra

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

lah ulama yang tergabung dalam Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (Bassara) Bangkalan, walau akhirnya menyetujui dengan persyaratan7. Contoh kasus penolakan dan unjuk rasa yang pernah terjadi dialami oleh PT SPE Petrolium Ltd dan PT Santos akibat perlakuan investor yang telah mengganggu rasa ketidakadilan mereka8. Kondisi ini tentunya akan menjadi kontraproduktif, kondisi masyarakat kian terpuruk dan investor merugi. Kejadian ini selayaknya menjadi pembelajaran dalam pengembangan tebu PTPN X. Oleh karena itu, diperlukan strategi pengembangan yang disesuaikan dengan karakter suku Madura, tidak hanya pendekatan teknis yang canggih dan tersusun rapi tetapi perlu mengaplikasikan mantra “dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.” Teringat akan petuah dari Theodore Roosevelt, salah seorang Presiden Amerika yang paling dikenal dan dicintai oleh rakyatnya, beliau berujar tidak ada formula terbaik untuk sukses kecuali dimulai dengan mengenali lingkunganmu, kenalilah karakter orang-orang sekitar yang bekerjasama denganmu, kenali juga kultur setempat tempatmu bekerja. Tanpa mengenal dengan baik lingkunganmu, kamu hanya menjadi orang asing yang berperilaku yang asing pula. Bagi orang yang asing, ia memiliki kesulitan seribu kali dibandingkan orang yang dianggap lingkungan merupakan bagian dari mereka. Segitiga Bermuda Pulau Garam Perjalanan tidak selamanya mulus, rintangan menanti untuk dilewati, tidak ada masalah yang tak dapat terselesaikan. Program Industrialisasi gula di Madura tidak lepas dari rintangan dan permasalahan. Resistensi dari warga Madura kerap kali menghadang. Jurus ampuh harus dimiliki PTPN X untuk meredam resistensi warga demi tercapainya kesuksesan industri gula di Madura. Menurut Kyai Alawi, tiga kunci sukses (segitiga bermuda pulau garam) bersama suku Madura wajib digenggam. Kunci pertama, berpegang pada nilai-nilai humanisme – manusiawi. Industri yang hanya berorientasi pada

Catatan Kaki

66

keuntungan cenderung mengabaikan nilai humanis. Nilai-nilai kemanusiaan yang tergadaikan menjadi bagian dari manufaktur industri akan sangat rawan sebagai pemicu resistensi, unjuk rasa, dan pengusiran. Masyarakat Madura menjunjung ting­ gi nilai-nilai kemanusiaan, saling meng­ hormati antar sesama menjadi karakter yang harus dihormati. Sifat pekerja keras tidak dimanfaatkan demi keuntung­ an semata. Keberadaan industri harus menjadi pengayom masyarakat sekitar, penciptaan suasana yang kondusif. Dalam program pengembangan areal tebu dan pendirian pabrik gula, orang Madura akan menerima selama penge­ lo­laannya dilakukan secara profesio­ nal, transparan dan memegang prinsip kea­dil­an. Karakter Madura yang dikenal pekerja ulet, tangguh dan pantang penye­rah jangan sampai dimanfaatkan dan dimanipulasi sebagai tenaga kerja yang kurang dipedulikan dan hanya me­ngedepankan keuntungan. Respon po­sitif investor terhadap karakteristik so­sial budaya yang dimiliki masyarakat Madura yang terbuka dan adaptif akan menciptkan suasana yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan usaha. Kunci kedua, melibatkan warga pri­ bumi –Madurawi. Karakter menjadi pembeda suku Madura dengan lainya, khas dan unik. Kultur budaya Madura yang melekat dijadikan jalan masuk pada industrialisasi. Keterlibatan secara langsung dalam setiap aktivitas sosial budaya masyarakat akan sangat bernilai dan berkesan yang pada akhirnya akan timbul rasa loyalitas. Usaha penamanan tanaman penghasil gula terus dikembangkan dengan mengintegrasikan kultur sosial budaya Madura, salah satunya karapan sapi. Madura yang dikenal dengan karapan sapi tentunya masyarakat akan lebih mudah untuk menerima jika proses pendekatan dilakukan dengan mengintegrasikan tanaman tebu dan peternakan sapi. Pendekatan ini dapat dibuat secara global dan detail sehingga usaha tebu dan sapi dapat bersinergi dengan pengembangan areal tebu dan industrialisasi gula terpadu dapat terlaksana serta swasembada gula dapat tercapai.

Disamping itu, dengan pendekatan ini sumber pendapatan utama yang berasal dari saju jenis yaitu budidaya tebu, akan berpotensi rawan apabila terjadi kegagalan panen atau kemerosotan harga jual. Kita ketahui bahwa usaha tebu sangat dipengaruhi iklim dan harga gula yang akan berdampak pada pendapatan petani secara langsung baik produksi, rendemen maupun harga tebu yang akan berpotensi munculnya konflik. Untuk itu perlu didorong dan difasilitasi dengan sistem budiaya tebu yang terintegrasi dengan ternak sapi, meliputi pengelolaan tanaman tebu untuk pakan ternak (pucuk tebu dan tetes), instalasi biogas serta pembuatan pupuk organik. Kunci ketiga, kultur religius – Islam. Pesantren sebagai indigenious culture memainkan peran aktif dalam pembangunan di Madura. Posisi ulama tidak semata sebagai pemimpin formal pesantren melainkan pemimpin informal (informal leader) yang bertugas memberdayakan masyarakat serta sebagai formal force yang turut memberikan kesadaran normatif kepada masyarakat Madura. Falsafah hidup masyarakat buppa-babu-guru-rato berimplikasi pada peran ulama dalam kehidupan masyarakat dan pembangunan di pulau agamis. Keterlibatan ulama dalam sosialisasi dan pelatihan usaha budidaya tebu akan lebih mudah diterima masyarakat. Keberadaan ulama telah melekat sebagai pilar-pilar penyangga dan penopang kehidupan masyarakat Madura. Hubungan yang sangat erat antara ulama dan masyarakat memiliki peranan dominan dalam membangun kepercayaan terhadap investor. Apabila tingkat kepercayaan telah diraih maka upaya penyuluhan dan arahan untuk menanam tebu dapat terlaksana. Segala potensi alam yang dimiliki Madura dan langkah strategis yang dilakukan PTPN X serta tiga kunci sukses telah dikantongi maka industrialisasi gula di Madura semakin dekat. Semangat kerja keras dan cita-cita mulia pendirian industri gula terpadu dan modern di pulau garam akan tercapai di kawasan segitiga bermuda – tiga kunci sukses bersama suku Madura -.pulau garam. Semoga...

1 www.kemendagri.go.id /news/2010/06/03/jembatan-suramadu-terpanjang-di-asia-tenggara | 2 www.aktual.co/ekonomi/121822Madura-dapat-perhatian-menko-hatta-rajasa | 3 www.beritasatu.com/ industri-perdagangan/163212-cerah-prospek-industrialisasi-gula-di-Madura.html | 7 Koran Tempo edisi jawa Timur, 15 Juni 2009 | 4 ptpn X MAG volume 010/th III, edisi Oktober – Desember 2013 | 5 ptpn X MAG, volume 006/th II, Edisi Oktober – Desember 2012 | 6 ptpn X MAG, volume 008/Th III, edisi April-Juni 2013 | 8 Riak Suramadu Mengganggu Orang Madura, A. Laief Wiyata dalam Kompas 29 April 2010

okra

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Jurus Tandur Pabrik Gula di Madura

K

elak, Madura akan melahirkan sebuah ce­ rita baru yang sangat menarik untuk saya tuturkan kepada generasi sesudah saya. Bahwa pada sebuah pulau di utara provinsi Jawa Timur itu, pernah berlangsung sebuah upaya brilian dari sebuah organ milik negara bernama PTPN X. Sebuah upaya yang berhasil mengubah wajah pulau, dari daratan tandus penghasil garam menjadi sebuah pulau dengan industri gula terpadu yang berandil besar terhadap swasembada gula nasional. PTPN X sebagai aktor utama dari ceri­ ta ini sekarang sedang sibuk mempersiapkan lakonnya. Peran yang dilakoni PTPN X adalah menggalang upaya strategis dan tepat guna untuk mewujudkan mimpi manisnya. Sementara upaya itu berlangsung, secuil pertanyaan menggugah rasa penasaran banyak orang: kenapa harus Madura? Membicarakan Madura adalah mem­­ bicarakan keunikan. Selama ini masyarakat Madura adalah masyarakat yang dikenal memiliki budaya yang khas, stereotipikal, bahkan cenderung stigmatis. Ciri yang unik itu terlanjur melekat dan terlanjur dianggap gambaran identitas individu maupun kelompok etnis Madura dalam kehidupan mereka. Keunikan identitas masyarakat Madura kerap dimaknai sebagai masyarakat yang lugu, sederhana, ramah, memiliki solidaritas yang kuat, rasa kepemilikan yang tinggi, taat kepada hal yang diyakininya– bahkan cenderung keras kepala. Tanpa bermaksud merendahkan, keunikan identitas masyarakat Madura ini kerap menjadi bahan olok-olok dan lelucon bagi sebagian kalangan. Sebagian ahli sosiologi berpendapat, bahwa keunikan identitas budaya Madura ini tidak lepas dari kondisi geografis dan topografi wilayahnya. Pulau Madura didominasi oleh kawasan pesisir dan lahan pertanian yang cenderung gersang. Akibatnya, upaya masyarakat bertahan hidup disandarkan pada mata pencaharian utama melaut. Kehidupan bahari yang keras dan sarat risiko memoles pribadi

„„Oleh: Bayu Setiawan

Staf UGD Rumah Sakit Perkebunan Juara II Lomba Karya Tulis PTPN X - 2014 masyarakat Madura secara umum menjadi karakter yang ulet, gigih, percaya diri, defensif dalam berbagai situasi yang mengancam, lugas dalam bertutur, serta mengedepankan harga diri dan martabat. Bahkan, implikasi dari karakter-karakter itu hadir sebagai pribadi-pribadi yang ekspresif secara berlebihan, sehingga berpotensi memunculkan konflik. Di luar dugaan, segenap identitas kultural dan profil geografis yang dimiliki Madura itu menyimpan potensi yang besar untuk menjadi pulau lumbung gula. Karakter masyarakat Madura yang cenderung pekerja keras dan ulet adalah potensi sumber daya manusia yang penting bila diproyeksikan pada upaya mewujudkan industri gula terpadu di Madura. Dari sisi geografis, kondisi tanah di Madura pun menyimpan potensi besar untuk menjadi pendulang gula. Agroklimat, sinar matahari, kecepatan angin, kelembaban udara, dan kesesuaian lahan dinilai sangat mendukung terwujudnya industri gula terpadu di Madura. Saat kemarau, panas matahari terik menyengat tanah Madura. Ini baik untuk tanaman tebu. Potensi yang disimpan Madura untuk mewujudkan industri gula terpadu tentunya bukan omong kosong yang ngawur. Setidaknya menilik kajian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI), kita bisa menemukan fakta yang menarik. Me-

nurut kajian yang telah dilakukan P3GI, ada sekitar 100.000 hektar lahan yang sesuai untuk tanaman tebu di Madura. Lebih detailnya, sekitar 80.000 hektar di Bangkalan dan Sampang, sedang sisanya di daerah Sumenep dan Pamekasan. Namun Sumenep dan Pamekasan sudah memiliki komoditas lain yang dirasa lebih menguntungkan oleh penduduk setempat, yakni tembakau. Alhasil, budidaya tanaman tebu tidak begitu menarik minat masyarakat Sumenep dan Pamekasan. PTPN X sendiri sejak 3 tahun terakhir memberi fokus pengembangan lahan seluas 1.300 hektar di kawasan Bangkalan dan Sampang, yakni 975 hektar di Bangkalan dan sekitar 34o hektar di Sampang. Di tahun 2014, pengembangan lahan tebu di Madura ditarget menyentuh titik 3.500-4.000 hektar. Pada angka itu, kondisi ideal untuk pembangunan pabrik gula dengan kapasitas 5.000-6.000 ton tebu per hari/tons of cane per day (TCD). Namun perjalanan tak selamanya mulus. Selalu ada tantangan yang harus dijawab, selalu ada masalah yang menanti dipecahkan. Upaya menggagas industri gula terpadu di Madura oleh PTPN X juga mengamini hal yang sama. Menyinggung hal ini, PTPN X dihadapkan pada beberapa persoalan pokok yang menjadi perintang. Masalah pertama yang dihadapi adalah resistensi dari masyarakat lokal di Madura. Pangkal perkara ini adalah tentang ketidakseimbangan persepsi dalam menerima informasi. Peluang budidaya tebu masih relatif dianggap hal yang baru oleh sebagian besar petani pada umumnya. Sehingga strategi sosialisasi dan transfer informasi harus menjadi perkara yang benar-benar mendapatkan perhatian serius. Resistensi ini juga terkait dengan kebiasaan petani Madura yang selama ini akrab dengan tanaman pangan atau tanaman semusim yang umurnya relatif pendek karena hasilnya bisa segera dijual. Ini tentu berbeda dengan tebu, yang memerlukan waktu minimal setahun sejak tanam hingga hasilnya bisa dinikmati. Ketersediaan sumber daya manusia

67

okra

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

yang paham tentang budidaya tebu juga masih dirasa kurang. Tenaga penggarap saat tanam dan saat panen tebu di Madura dirasa sangat kurang. Hal itu masih ditambah lagi dengan tingkat pemaham­ an tenaga penggarap tentang budidaya tebu yang masih harus dilatih. Ditinjau dari sudut pandang keunikan karakter masyarakat Madura, persoalan juga muncul karena masyarakat Madura mempunyai rasa memiliki (sense of belonging) yang sangat tinggi, terma­suk dalam pengelolaan lahan. Kerap dijumpai kesulitan pembongkaran pembatas di antara lahan-lahan yang berbeda kepemilikan, kendati sekadar untuk urus­an saluran pengairan. Permasalahan yang selama ini menjadi perihal jamak dalam industri gula nasional juga tak bisa disingkirkan dalam mempersiapkan industri gula terpadu di Madura. Persoalan jamak unit industri gula ini semisal rendemen yang bervariasi—dan nilainya relatif kurang begitu tinggi. Sebagai penyemangat, kita bisa melihat fakta beberapa negara yang target swasembada gula nasionalnya tercapai mampu meraih rendemen di atas 10%. Tentu capaian tersebut adalah tantangan untuk pabrik gula PTPN X yang kisaran nilai rendemennya masih di bawah 10%. Ini adalah sebuah pengingat yang konstruktif, tanpa mengesampingkan pencapaian unit usaha gula PTPN X yang dalam beberapa tahun terakhr sangat cemerlang dan berkontribusi besar terhadap produksi gula nasional. Masalah lain yang harus dipecahkan adalah hubungan yang kurang begitu baik antara petani tebu dengan pabrik gula. Posisi tawar petani dalam melakukan negoisasi dengan pabrik gula dan pelaku pasar lainnya cenderung rendah. Simbiosis yang terjalin kerap timpang, sehingga minat petani untuk menanam tebu juga rendah.

68

Dari Mekanis Sampai Humanis Agar kisah tentang kejayaan industri gula di Madura benar-benar bisa tertutur ke generasi selanjutnya kelak, maka upaya yang pertama kali harus ditempuh adalah memilih langkah-langkah yang dipertimbangkan dengan hati-hati agar mimpi manis ini bisa terwujud. Pada langkah pengelolaan di lahan (on-farm), langkah yang bisa dipilih adalah pengolahan tebu yang bermuara pada peningkatan rendemen melalui kombinasi rekayasa genetis dan lingkungan.

Untuk mencapai rendemen yang tinggi, upaya yang dilakukan bukanlah dengan menitikberatkan pengelolaan pada sisi pabrik. Sebaliknya, rendemen sangat bergantung pada kualitas pengolahan lahan yang baik. Rendemen yang cenderung rendah dipengaruhi oleh menurunnya zat hara di dalam tanah tempat tebu ditanam. Waktu panen yang kurang tepat juga berandil pada kadar gula dalam tebu. Logikanya, tebu memiliki periode waktu di mana kadar gula yang terkandung di dalamnya sangat tinggi. Jika waktu panen terlewat, maka kadar gula yang terkandung di dalamnya pun akan turun. Rekayasa lingkungan yang dimaksud adalah dengan mengupayakan mapping lahan. Upaya ini mencontoh apa yang sudah dilakukan oleh Pabrik Gula (PG) Ngadiredjo. Dengan membuat mapping atau pemetaan kebun petak per petak, banyak data terkait kondisi nyata tebu di lahan. Mulai masa tanam yang tepat hingga tingkat kemasakan tebu. Pada sisi rekayasa genetis, langkah yang bisa dipilih adalah dengan pemilihan varietas tebu yang sesuai serta mampu beradaptasi dengan dengan kondisi tanah, air, dan iklim di Madura. Karakter iklim dan tanah Madura yang tandus serta cenderung sulit dalam masalah drainase atau pengairan tentu tidak adaptif pada semua varietas tebu. Sehingga perlu dipilih varietas tebu yang benar-benar cocok. Langkah ini kemudian diikuti dengan optimalisasi waktu tanam, pemilihan pupuk berimbang, pengendalian organisme pengganggu, serta perbaikan sistem tebang. Penataan varietas juga perlu dilakukan secara tepat, yakni 40% masak di awal, 40% masak di tengah, dan 20% masak di akhir. Sisi on farm juga bisa dioptimalkan lewat mekanisasi melalui pembibitan dengan satu mata tunas atau budchip diikuti mekanisme tebang dengan menggunakan harvester. Masalah drainase atau pengairan yang sulit bagi lahan tebu di Madura bisa diatasi dengan penggunaan teknologi drip irigasi yang mengalirkan air dan nutrisi yang dibutuhkan dari dalam tanah. Teknologi ini pertama kali diperkenalkan di Israel dan kemudian menyebar ke seluruh pelosok dunia. Pada hakekatnya, teknologi ini sangat cocok diterapkan pada kondisi lahan kering berpasir, la­ han dengan air yang sangat terbatas, iklim yang kering, dan komoditas yang diusahakan mempunyai nilai ekonomi

yang tinggi (Bucks e.t al, 1982). Lahan untuk penanaman tebu di Madura sangat sesuai dengan hal itu semua. Di sisi pengelolaan di pabrik (off farm), trias EDO (Efisiensi-Diversifikasi-Optimalisasi) masih merupakan senjata yang dirasa ampuh untuk manajemen pabrik gula di Madura kelak. Trias ini terbukti jitu, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh pabrik-pabrik gula PTPN X lainnya selama ini. Pabrik gula di Madura bisa mengadopsi sekaligus mengembangkan strategi EDO yang selama ini sudah berlangsung. Pada sisi optimalisasi, pabrik gula di Madura bisa memilih jalan dengan menggenjot produksi dengan menjaga pasokan bahan baku, in house keeping yang konsisten, serta budaya bekerja bersih dengan memerhatikan risiko limbah minimal. Di sisi efisiensi, pilihan bisa ditujukan dengan menghemat konsumsi bahan bakar. Sisi diversifikasi adalah poin penting untuk mewujudkan industri gula terpadu. Industri berbasis tebu (sugarcane based industry) dengan ragam varian produk olahan diharapkan bisa terwujud. Maka inovasi produk olahan non gula bisa menjadi fokus tersendiri kelak. Selain pada bioethanol dan co-generation sebagaimana yang sudah dilakukan pabrik lain milik PTPN X, masih terdapat banyak produk diversifikasi berbasis tebu semisal asam amino, vitamin, biodegradable plastic, biobleching, biopulping, hingga batu bata dan pakan ternak. Dengan strategi on farm dan off farm yang dijalankan secara konsisten, kegagalan pabrik gula di Madura kelak rasanya jauh dari kenyataan. Namun ada satu hal yang perlu dijadikan landasan ingatan. Bahwa pabrik gula yang diharapkan menjadi salah satu andalan PTPN X itu berdiri di tanah yang dihuni komposisi masyarakat yang unik. Kondisi sosiokultural Madura mau tidak mau mengharuskan PTPN X menggagas upaya di luar sekadar pendekatan 0n farm dan off farm. Pendekatan mekanis selayaknya juga memerhatikan pendekat­ an yang humanis untuk menjalin simbiosis mutualisme dengan masyarakat lokal, utamanya petani tebu. Ini bisa dimulai dengan peningkatan daya tawar petani tebu dengan membuat sistem yang disepakati bersama tentang penertiban pembayaran kepada petani yang memasok tebu ke pabrik gula. Hal ini penting untuk mendongkrak keper-

okra

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

“Hidup yang tak dipertaruhkan, tak akan pernah dimenangkan”.

cayaan petani. Dengan meningkatnya kepercayaan petani, pasokan juga meningkat. Lebih jauh, pemerintah juga dapat berperan dengan menjaga kestabilan bahan baku pabrik gula, sehingga petani bisa lebih memacu semangat dalam mengo­lah lahannya. Terhadap kondisi sekitar pabrik, PTPN X bisa bekerjasama dengan peme­ rintah setempat untuk menggagas kawasan ―Kampung Gula. Kawasan ini nantinya bisa menjadi sentra hasil produksi berbasis tebu dengan mengandalkan masyarakat setempat sebagai penggeraknya. Selain menjual hasil produksi, masyarakat bisa memanfaatkan limbah tebu pasca panen untuk membuat kerajinan yang dikembangkan secara home industry. Sentra ini bisa diintegrasikan dengan pewujudan wisata pabrik gula di Madura. Tak hanya itu, di kawasan ―Kampung Gula ini, diharapkan juga berdiri sekolah atau balai pendidikan lainnya yang selain

memberikan pendidikan konvensional seperti sekolah pada umumnya, juga memberikan pendidik­an tentang bisnis gula dari hulu hingga hilir. Tujuannya jelas, penyamaan pengetahuan tentang industri gula terpadu dengan masyarakat sekitar. Kerjasama dengan pemerintah juga bisa berlanjut dengan mewujudkan ―Koperasi Gula untuk petani tebu atau masyarakat sekitar. Badan ini melayani penyediaan kredit usaha dengan bunga yang relatif rendah dibanding suku bunga pasar. Jurus Tandur Maka menaruh harapan pada industrialisasi gula di Madura kelak bukanlah sebuah laku yang sia-sia. Madura, dengan segala potensinya, adalah tanah penuh harapan terwujudnya industri gula terpadu yang kelak akan berandil besar terhadap produksi gula nasional. Proyeksi boleh dipancang, langkah

strategis sudah disusun, namun sejatinya ada satu jurus pamungkas layak terus dirapal agar impian manis ini terwujud. Jurus itu adalah ―Jurus Tandur, yang merupakan akronim dari kalimat penggugah semangat yakni ―Maju Terus Tanpa Mundur. Dengan segala sumber daya yang dimiliki, PTPN X selayaknya tidak merapal jurus lain yang menghentikan langkah. Namun sebaliknya, terus bergerak maju, pantang berhenti apalagi mundur. Sehingga mimpi menumbuhkan industri gula yang terpadu di Madura ini bisa terwujud nyata dan dicecap manisnya. Sebagian kalangan boleh saja mencibir, bahwa PTPN X melakukan pertaruhan. Tapi balasan terbaik untuk cibiran adalah kerja keras dan cerdas untuk mewujudkan hasil nyata. Lagipula, dalam hal ini saya lebih mengamini ucapan Friedrich Schiller, seorang penyair Jerman yang berkata: “Hidup yang tak dipertaruhkan, tak akan pernah dimenangkan”.

CV. CAHAYA PERKASA INDONESIA Jl. Bumi Marina Mas – 5/20 | RT 002/ RW 006, Keputih - Sukolilo- Surabaya, Jawa Timur Ph. 031-9964179 | Fax. 031-9997491 | Email: [emailprotected] (Hp. 0811378298)

Segenap Pimpinan dan Karyawan mengucapkan:

Selamat Memperingati HUT ke-18

PT. Perkebunan Nusantara X (Persero)

Selalu Sukses dan Berkembang Plat | Besi | assental | pipa | seng | elbow | tembaga | bronze | valve | packing | kuningan | kawat | kimia | asam phospat | MGO | costic soda | air raksa | TSP | bangkatin | antimun | selang | semen | dynamo | mur&baut | oxygen | timah hitam | manometer | kiykglass | rubber belt conveyor | amail draad | ban traktor | seng blok | termometer | pellglass | benang jahit | Ir dryfriem | klingerit

69

okra

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Menggali Potensi Tersembunyi di Pulau Madura

K

70

ebutuhan gula nasional setiap tahun semakin meningkat. Tahun 2014 ini kebutuh­an gula nasional mencapai angka 5,7 juta ton. Produksi gula di tahun 2013 mencapai angka 2,7 juta ton atau naik berkisar 20% dari tahun 2012 yakni hanya 2,2 juta ton. Melihat data ini berarti pemerintah masih akan mengimpor gula kembali untuk mencukupi kebutuhan gula nasional. Padahal pada tahun 2014 ini pemerintah dituntut untuk mewujudkan swasembada gula. Ini merupakan tantangan yang cukup besar bagi pemerintah mengingat ketatnya persaingan tebu dengan komoditas lainnya. Kementerian Pertanian menjelaskan bahwa target swasembada gula sebesar 3,1 juta ton gula dan Provinsi Jawa Timur kebagian jatah 1,6 juta ton. Provinsi Jawa Timur masih harus menambah produksi gula berkisar 440 ribu ton dalam jangka waku dua tahun ke depan. Guna mencapai kekurangan produksi tersebut maka diperlukan lahan seluas 20.000 hektar. Madura dipilih sebagai tempat yang dapat menjawab tantangan ini. Madura memiliki lingkungan agrolimat memadai dan yang terpenting adalah memiliki musim kemarau yang tegas. Artinya, saat kemarau panasnya menyengat yang justru baik untuk tanam­ an tebu karena sinar matahari membantu proses fotosintesis. Selain itu banyak lahan lahan tidur yang masih belum banyak dimanfaatkan di sektor perkebunan. Lahan yang cocok dengan budidaya tebu adalah di daerah Bangkalan dan Sampang. Kedua kabupaten ini dipilih karena sampai saat ini belum mempunyai komoditas unggulan dibanding dengan Pamekasan dan Sume-

„„Oleh: Dany Pratama Putra

Staf Pengolahan PG Djombang Baru Juara III Lomba Karya Tulis PTPN X-2014 nep. Menurut kajian Pusat Penelitian Perkebun­an Gula Indonesia (P3GI), ada sekitar 43.000 hektar lahan di Bangkalan yang berpotensi untuk ditanami tanaman tebu. Sementara luas lahan kritis di Bangkalan sebesar 49.000 hektar selama 20 - 50 tahun tidak dimanfaatkan dan hanya menjadi lahan tidur dan untuk daerah sampang berkisar 34.528 hektar. Di sektor perkebunan, sebagian besar masyarakat Madura menanam jambu mete, cabe jamu, jagung, dan kelapa. Sayangnya hasil tanaman ini masih kurang maksimal karena penanamannya sporadis, sehingga sulit dihitung potensi keekonomian per hektarnya. Tanaman tebu memiliki pasar yang jelas serta program dan bantuan terencana. Berbeda dengan jambu mete yang pasarnya cenderung fluktuatif. Abdul Razak, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan menjelaskan bahwa tanam­ an tebu sejak program tanam hingga panen perdana yang diselenggarakan di Kecamatan Pacetan sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Rata - rata produksi tebu di Kabupaten

Bangkalan mencapai 492 kuintal per hektar dengan rendemen rata-rata 8%. Bahkan ada satu wilayah yang menca­ pai rendeman 10,5%. Di tahun 2013 pemerintah Provinsi Jawa Timur mencatat rata-rata pendapatan perkapita penduduk Surabaya, Sidoarjo dan Gresik mencapai Rp 20 juta per tahun. Sedangkan untuk Pulau Madura, pendapatan perkapita masyarakat Madura hanya Rp 6,5 juta pertahun. Berdasarkan data tersebut, bila berdiri sebuah pabrik di Madura setidaknya dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan kesejahtera­an petani lebih baik. P3GI telah melakukan berbagai studi mengenai varietas yang sesuai dengan tipologi (iklim dan tanah) Madu­ra. Direktur P3GI, Aris Toharisman mengatakan dari puluhan varietas yang dikembangkan di P3GI setidaknya ada empat yang dianggap sesuai dengan kondisi di Madura. Empat varietas itu yakni PS 864, PS 881, PS JK 992, dan VMC 76-16. Keempat varietas tersebut sesuai dengan kondisi di Madura mengingat lahan di Madura yang sulit dalam hal drainase atau ketersediaan air. Bhagat, Konsultan PTPN X dari India pun menambahkan bahwa permasalahan air bukanlah suatu hambatan yang besar. Air masih dapat dikontrol dan diupayakan. Penentuan varietas tidak hanya yang menghasilkan kuantitas tinggi tetapi juga memiliki daya tahan dengan kondisi yang ada. Dalam hal budidaya, tanaman tebu penggunaan teknologi irigasi dengan model Dripping Irigation atau irigasi tetes perlu dilakukan. Teknologi pengairan ini dengan mengalirkan air dan nutrisi yang dibutuhkan dari dalam tanah sekaligus dapat menghemat air. Teknologi ini sudah banyak diterapkan

okra

dalam budidaya tebu di Cina, Thailand dan India. Pasokan air yang terbatas menyebabkan perlunya meran­cang suatu sistem irigasi yang sesuai kondisi lingkungan sehingga produksi tanam­an tebu dapat optimal. Prinsip dari Drip Irigation ini adalah dengan menyedot air dari dalam tanah atau sumber lain lalu dipompa untuk menyirami tanaman tebu. Di sepanjang bentangan pipa horizintal terdapat selang atau pipa kecil yang disusun vertikal dan dirancang khusus. Ketika air bertekanan melewatinya, langsung disem­protkan ke segala arah. Di Cina, drip irigation ini mampu menjangkau 30 hektar di sekelilingnya, bentangan pipa itu bisa diputar, dengan poros utama tetap pada saluran isap. Menurut Wu Guizhou, Wakil Direktor Biro Pertanian Ghuangzou mengatakan bahwa terjadi peningkatan produktifitas yang sangat nyata, sebelumnya adanya sis­ tem drip irigasi produktivitas per hektar tanaman tebu adalah 90 ton per hektar, sedangkan dengan adanya drip irigasi produktifitas dapat meningkat per hektar hingga 110 ton. Melihat kondisi SDM yang terbatas sehingga penerapan sistem mekanisasi tidak bisa dihindari. Jika ingin memanen, mesin pemanen (harvester) tebu tinggal diarahkan pada lajur tanaman. Roda bergerak di lajur kosong. Jika mesin dijalankan, tanam­ an tebu secara otomatis terpangkas, terpotong potong dalam ukuran tertentu, dan dipisahkan dari sampah daun. Sebuah truk mengiringi jalannya mesin pemanen. Bak truk diarahkan tepat di bawah lubang pemasok tebu dari mesin pemanen sehingga bak truk terisi tebu hasil panen. Truk yang berisi tebu langsung meluncur ke area penampungan dan selanjutnya dibawa ke pabrik gula. Begitu mesin pemanen selesai bekerja, mesin pembalik lahan langsung jalan. Mesin membalikkan lahan di sekitar rumpun tebu dan menimbunnya, sementara sampah tertimbun secara otomatis dan langsung dapat dijadikan pupuk. Ir. Moch Samsul Ariefin, MMA selaku Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Timur mengatakan bahwa pemerintah telah menganggarkan 40 unit traktor, 5 unit cane harvester, 50 mini cutting, 50 lifter dan 5 cane loader. Sistem mekanisasi di Madura

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

merupakan jawaban dari kekurangan tenaga kerja karena satu unit mini cane harvester mampu menggantikan 10 orang tenaga kerja dan lagi dalam hal pengoperasiannya lebih cepat dibanding sistem yang sekarang. Selain mekanisasi, penggunaan GPS bisa membuktikan lahan mereka sebelum galengan dibongkar. Kebiasa­ an orang Madura mengenai aturan galeng­an atau pematang yang tidak boleh dibongkar karena berkaitan dengan warisan. Penggunaan GPS ini nantinya jika lagi menanam tebu lahan­nya bisa dikembalikan. Kesulitan untuk pengembangan budidaya tebu di Pulau Madura adalah masalah biaya yang mahal untuk tebang muat angkut. Biaya yang mahal tersebut adalah karena jauhnya perjalanan untuk mengirimkan tebu ke pabrik gula (PG) berada di Pulau Jawa. Menurut Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur, Dr. H. Rasiyo, M.Si, kendala utama petani tebu di Madura adalah belum adanya pabrik gula di daerah setempat. Sehingga ketika panen, mereka harus mengeluarkan biaya mahal untuk mengirim hasil panennya ke PG di Pulau Jawa. Hal ini benar benar sangat memberatkan bagi petani, mereka harus mengeluarkan biaya lebih untuk membayar bensin, tol dan lain lainnya. Oleh karena itu perlu segera untuk melakukan percepatan dalam mendirikan pabrik gula baru di Madura. Pengembangan lahan tanam tebu di Madura tahun lalu seluas 1.300 ha. Jika diprediksi pada tahun 2015 akan mencapai angka berkisar 7.000 ha. Dengan luasan itu, maka sudah waktunya untuk mendirikan pabrik gula di Madura dengan kapasitas 6.000 ton cane per day (TCD) untuk mengurangi biaya tebang angkut yang mahal dari Madura. Pabrik gula harus dibangun dengan sistem close loop mengingat kondisi Madura yang minim dalam ketersediaan air. Close loop di sini adalah tidak bereaksi dan tidak berpengaruh dengan lingkungan. Pabrik gula tidak akan mengandalkan lingkungan dalam pemenuhan prosesnya. Pengoptimalan pemakain air dengan cara me-recycle kembali air melalui spray pond dan cooling tower. Konsep pabrik gula yang modern

dibangun di Pulau Madura adalah pabrik gula yang modern. Modern karena terintegrasi langsung dengan produk-produk turunan gula, mulai dari bioetanol dan cogeneration. Bebe­rapa pabrik gula di luar negeri telah menerapkan konsep pabrik gula yang terintegrasi. Tetes dari pabrik gula dapat dimanfaaatkan sebagai bahan baku pabrik bioetanol. Kelebihan daya turbin dapat dijual ke jaringan PLN sebagai cogeneration. Bioetanol merupakan produk turunan dari tebu. Tetes tebu mengandung selulosa sebesar 60% dan hemiselulosa sebesar 35,5%. Tetes dapat dihidrolisis menghasilkan gula atau glukosa sederhana yang selanjutnya difermentasikan menjadi etanol dan dimurnikan menjadi bioetanol. Brazil menjadi makin kokoh sebagai produsen dan eksportir etanol yang membuat negara ini semakin menarik di dunia internasional. Tak heran jika Jepang sudah menegosiasikan untuk menerima pasokan 1,8 miliar liter etanol setiap tahunnya. Hal ini membuktikan etanol memang nyata-nyata mempunyai daya jual yang tinggi. Perkiraan keuntungan yang diperoleh perusahaan sebesar 24% setiap produksinya. Di berbagai negara yang industrinya sudah maju, per ton tebu dapat menghasilkan listrik sampai 60-80 KWh. Pemanfaatan teknologi kogenerasi listrik yang efisien diterapkan di Brazil. Listrik yang dihasilkan oleh satu ton tebu dapat mencapai 100 KWh. Pemerintah Brazil telah membangun infrastruktur gardu, tiang, dan kabel listrik langsung dari pabrik gula sehingga pabrik tinggal menyalurkan saja kelebihan listriknya itu. Nantinya pabrik gula di Madura yang berkapasitas 6.000 TCD dengan menghasilkan listrik 15 MWh, sebagian digunakan untuk mencukupi kebutuhan pabrik dan sisanya akan digunakan untuk menerangi kawasan sekitar pabrik. Memang investasi yang diperlukan untuk itu cukup besar. Misalnya untuk pemasangan peralatan kogenerasi di pabrik gula. Namun investasi untuk itu dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang sangat lama. Sehingga pemasukan tambahan dari menjual listrik itu jelas akan lebih besar dari biaya pemasangan tersebut.

71

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

waring

[ woman inspiring ]

Sehatkan Jiwa dengan Bahasa Hati

 Psikiater Dr. Judi Suharsono, SE, Ak, MM, Spi memaparkan pentingnya bahasa hati kepada IIKB PTPN X.

Komunikasi yang baik antara sesama maupun dengan anggota keluarga, ternyata bisa menyehatkan jiwa. „„laporan: Sap Jayanti

72

Ilmu kesehatan dan komunikasi pun dipelajari oleh Ikatan Istri Keluarga Besar (IIKB) PT Perkebunan Nusantara X (Persero) pertengahan Januari lalu. Kegiatan hari itu cukup padat dimulai dengan seminar, dilanjutkan pula dengan penyerahan hadiah lomba manajemen administrasi serta diakhiri dengan sosialisasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dari BPJS wilayah regional VII Jawa Timur. Dalam seminar Seminar Melalui Komunikasi Bahasa Hati dan Pola Hidup Yang Sehat Kita Tingkatkan Peran Ibu untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan, ibu-ibu anggota IIKB mendapat banyak pengetahuan. Dr Judi Suharsono, SE, Ak, MM, Spsi psikoter-

apis membawakan materi Komunikasi Bahasa Hati Wanita dengan menarik. Diiiringi musik klasik, Judi memberikan banyak tips agar komunikasi dalam keluarga bisa berjalan harmonis. Tujuan diperdengarkannya musik klasik sepanjang pemberian materi menurutnya untuk menyeimbangkan emosi. Masalah yang kerap dialami ibu-ibu, utamanya yang masih memiliki anak usia sekolah adalah anak yang susah dibangunkan pagi hari, tidak mau disu­ ruh belajar dan lebih senang membeli makanan di luar. Dalam menghadapi masalah tersebut, kebanyakan ibu-ibu merasa bosan terus mengulang nasehat yang sama kepada anak-anaknya. ”Bicarakan dengan lembut pada anak-anak, usap keningnya. Lakukan terus selama dua minggu. Jangan bosan, karena secara ilmiah, otak membutuhkan waktu dua minggu untuk menerima kebaikan,”ungkap Judi. Kasih sayang menurut Judi merupakan salah satu makanan otak selain oksigen, nutrisi otak dan informasi. Karena itu pujian juga perlu diberi-

foto:Dery Ardiansyah

kan agar anak merasa percaya diri dan nyaman. Agar pesan yang disampaikan ibu bisa diterima dengan baik oleh anak, ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Pertama adalah bicara dengan kalimat masa kini misalnya menggunakan kata ‘mulai sekarang’, menghindari kata ‘jangan’, mengganti kata ‘harus’dengan ‘bisa’, menyingkirkan kata ‘tetapi’dan menggantinya dengan ‘dan’serta beberapa contoh lainnya. Seminar kesehatan kemudian dilanjutkan dengan ilmu mengenai nutrisi dari Life Style Educator and Fitness Consultant, Yohanes Sunardi. Yohanes banyak memberikan tips mengenai hidup sehat dengan cara yang mudah diterapkan. Menurutnya, gaya hidup memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan. Bahkan 80 persen penyakit berasal dari kebiasaan makan yang tidak sehat. Untuk memulai gaya hidup sehat, ternyata mudah. Pada intinya, Yohanes menyarankan untuk mengonsumsi makanan segar dan tidak mengandung pengawet.

waring

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

”Pokoknya yang besok busuk, boleh dimakan. Iga boleh dimakan. Tapi kalau yang palsu-palsu seperti mie instan rasa iga, tidak boleh dimakan,” jelasnya. Masing-masing buah atau sayur memiliki beragam kegunaan tergantung dengan cara pengolahannya. Misalnya tomat. Tomat rebus dianjurkan untuk penderita kanker prostat. Sedangkan jika tomat diblender, maka bisa menjadi sumber vitamin A yang baik untuk mata. Buah pear pun demikian. Pear yang dicampur dengan empat buah strawberry berkhasiat menyembuhkan pilek. Sedangkan pear berwarna coklat baik untuk penderita typus dan pear berwarna hijau dianjurkan untuk mereka yang ingin mengurangi berat badan. Tips yang mungkin baru diketahui adalah khasiat kulit ari jeruk yang seperti benang putih dan menempel di bagian dalam. Kebiasaan yang ada, orang sering menghilangkan benangbenang putih tersebut. Padahal me-

nurut Yohanes, benang-benang putih tersebut justru bermanfaat menghindari stroke. Kesalahan yang sudah menjadi kebiasaan di masyarakat kita saat ini adalah menjadikan buah sebagai pencuci mulut sesudah makan. Padahal seharusnya buah dimakan sebelum makan. Mengonsumsi ayam juga perlu diperhatikan. ”Ayam hanya boleh dimakan paha dan dadanya saja. Kepala tidak boleh dimakan karena biasanya tempat suntikan. Untuk mereka yang gampang gemuk, pilih ayam bagian dada. Tapi mereka yang ingin menambah berat badan pilih bagian paha,” sambungnya. Mitos lain yang tidak benar adalah meminum air dingin membuat gemuk. ”Tidak ada hubungannya,” tegas Yohanes. Jika ingin mendapatkan pinggang ramping, Yohanes menyarankan agar mengonsumsi banyak air putih, tidak jajan atau nyamil serta makan dengan porsi normal 3-4 kali sehari. Ia

pun mengingatkan tentang bahaya permen. Tanpa disadari, permen mengandung gula dalam takaran cukup tinggi yang tidak baik untuk tubuh. Sedangkan untuk bapak-bapak, penyakit yang sering dikeluhkan adalah asam urat. Karena itu Yohanes mengingatkan agar tidak makan gajih atau lemak hewan dan jeroan. Kalaupun sudah terlanjur menderita asam urat maka obatnya adalah rebusan 10 lembar daun salam. Untuk vitalitas kaum lelaki, 10 lembar daun salam yang direbus dengan empat gelas air ditambah 5cm kayu manis dan 5 biji cengkeh bisa menjadi solusi. Air rebusan tadi jika ditambah tetesan jeruk nipis juga bagus untuk menghilangkan masuk angin. Karena banyaknya informasi menarik yang disampaikan kedua pembicara, ibu-ibu IIKB PTPN X pun tetap semangat mengikuti jalannya acara hingga tuntas. Bahkan banyak pertanyaan yang diajukan kepada kedua pembicara.

CV. LONTAR JAYA Persada Sayang A/1, Kota Kediri. Tlp. (0354) 7001253 | 0816518014 email: [emailprotected] Segenap pimpinan dan karyawan, mengucapkan:

”Selamat & Sukses”

Peringatan HUT ke-18 PT Perkebunan Nusantara X (Persero)

73

waring

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

PG Djombang Baru Juara Lomba Manajemen Administrasi „„laporan: Sap Jayanti

Untuk meningkatkan manajemen dan administrasi yang baik, IIKB PTPN X mengadakan Lomba Manajemen Administrasi di lingkungan PTPN X. Ketua IIKB PTPN X, Ny Nastiti Subiyono memaparkan penilaian administrasi dilaksanakan selama tiga bulan yaitu sejak 23-10-2013 hingga 6-1-2014. ”Tujuan dari lomba ini agar seluruh anggota IIKB baik dari Kantor Direksi maupun unit-unit usaha bisa mengerti dan memahami kondisi di masing-masing unitnya,” kata Nastiti. Poin penilaian di antaranya identitas organisasi yang ditandai dengan adanya sekretariat. Kemudian legitimasi organisasi dengan adanya Surat Keputusan (SK) ketua dan pengurus, aktivitas organisasi sesuai pedoman dan rencana kerja. Aktivitas yang dilakukan IIKB di masing-masing unit usaha beragam mulai dari TK, ekonomi kreatif, Tanaman Obat Keluarga (Toga) dan warung hidup. Poin lain yaitu kemandirian dan kepedulian. Pembina IIKB PTPN X, Ir Subiyono, MMA dalam kesempatan yang sama menuturkan saat ini ibu-ibu IIKB semakin aktif dan kreatif. ”Hal ini juga menular ke kinerja perusahaan. Tidak mungkin perusahaannya bagus kalau ibu-ibunya tidak semangat karena ibuibu memiliki posisi dan peran sendiri,” tuturnya. Misalnya dengan tertib organisasi yang dilakukan di masing-masing unit usaha. Dikatakan Subiyono, organisasi tidak akan maju jika hal-hal kecil seperti administrasi tidak diperhatikan. ”Mungkin selama ini ada yang administrasinya kurang bagus. Makanya dilombakan. Diharapkan setelah ini akan ada perbaikan,” ujar Subiyono

74

foto:Dery Ardiansyah

 Dirut PTPN X, Ir. Subiyono, MM memberikan penghargaan kepada Ketua IIKB PG Djombang Baru.

yang juga Direktur Utama PTPN X. Ia pun mengapresiasi adanya TK di masing-masing IIKB di unit usaha. Namun ia juga mengingatkan agar keberadaan TK benar-benar diperhatikan karena berkaitan dengan generasi penerus. Berkaitan dengan peran ibu-ibu dalam kinerja perusahaan, Subiyono membeberkan rencana perusahaan untuk melakukan konsolidasi finansial melalui penjualan saham perdana atau IPO. Tantangannya ada di tahun ini. Jika 2014 ini kinerja perusahaan bisa tetap moncer, maka IPO bukan akan ada di genggaman tangan. Tetapi jika sebaliknya, maka IPO hanya akan tinggal mimpi. Di depan ibu-ibu IIKB ia berpesan agar kebersamaan yang su-

dah terjalin selama ini terus dipelihara. Juri lomba administrasi IIKB, Nyonya Yogi mengatakan dari 18 Unit usaha rata-rata sudah cukup bagus. ”Ada yang sesuai standar tapi ada juga yang sudah kreatif sehingga bisa mengembangkan lebih baik lagi. Ada plus minusnya. Bisa disempurnakan lagi kekurangannya,” ujarnya. Dari hasil penilaian selama kurang lebih tiga bulan akhirnya dipilih enam pemenang. Juara pertama berasal dari PG Djombang Baru, kemudian pemenang kedua berasal dari PG Ngadiredjo disusul PG Watoetoelis. Sedangkan harapan I berasal dari Kebun Kebonarum/Wedhibirit/Gayamprit, harapan II dari PT Nusantara Medika Utama dan harapan III diperoleh PG Lestari.

”Hal ini juga menular ke kinerja perusahaan. tidak mungkin perusahaannya bagus kalau ibu-ibunya tidak semangat karena ibu-ibu memiliki posisi dan peran sendiri,”

waring

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

 Tanya Rahayu Pringgowati Marketing Manager BPJS Regional VII Jatim

IIKB Adakan Sosialisasi BPJS di PTPN X Masalah kesehatan tak dapat diabaikan. Di belakang pria yang handal, cerdas dan sehat dalam bekerja adalah istri yang memahami kebutuhan akan kesehatan sang suami. „„laporan: Sap Jayanti

Ikatan Istri Keluarga Besar (IIKB) PT Perkebunan Nusantara X (Persero) pertengahan Januari lalu mengadakan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional dan BPJS Kesehatan di lingkungan PTPN X. Sosialisasi disampaikan oleh Marketing Manager BPJS wilayah Regional VII Jatim, Tanya Rahayu Pringgowati. Mengawali pemaparannya, Tanya me­nyebutkan, Sistem Jaminan Sosi­ al Nasional (SJSN) merupakan wujud tanggung jawab negara terhadap rak­ yat­nya sekaligus hak konstitusional se­tiap orang. SJSN diatur dalam UU RI nomor 40 tahun 2004. Sedangkan Badan Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) diatur dalam UU nomor 24 tahun 2011. SJSN memiliki lima program yaitu Jaminan Kesehatan, Jaminan Kecelaka­an Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pensiun, Jaminan Kematian. Peserta jaminan kesehatan terbagi menjadi dua yaitu Bukan Penerima Bantuan Iuran dan Penerima Bantuan Iuran (PBI). Bukan PBI terdiri dari tiga kelompok yaitu pekerja penerima upah, pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja. Sedangkan PBI terdiri dari dua kelompok yaitu fakir miskin dan orang tidak mampu. Pada tahap pertama mulai 1 Januari 2014, peserta jaminan kesehatan terdiri dari PBI (Jamkesmas), TNI/Polri dan pensiunan, PNS dan pensiunan serta JPK Jamsostek. Berikutnya, seluruh penduduk yang belum menjadi anggota jamsostek akan masuk menjadi anggota secara keseluruhan mulai 2019.

Tanya memaparkan, iuran bagi warga yang termasuk PBI ditanggung oleh negara. Namun untuk pekerja penerima upah dibayar oleh pemberi kerja dan pekerja serta kelompok pekerja bukan penerima upah dibayar oleh yang bersangkutan. ”Alur pelayanan kesehatan dimulai dari fasilitas kesehatan (faskes) primer seperti puskesmas baru kemudian dirujuk ke rumah sakit,” tutur Tanya. Meskipun demikian, dalam kondisi emergency atau darurat, peserta juga bisa langsung berobat ke rumah sakit. Yang menarik, tidak sedikit juga ibu-ibu yang menanyakan asuransi kesehatan untuk pekerja rumah tangganya. ”Asisten rumah tangga yang ada di rumah bisa didaftarkan untuk menjadi peserta BPJS. Pembayarannya tentu bisa dilakukan oleh pemberi kerja,” ujarnya. Pendaftaran bisa dilakukan di kantor-kantor BPJS. Sedangkan preminya terbagi menjadi tiga kelas yaitu Rp 25.500 per bulan untuk kelas III, Rp 42.500 per bulan untuk kelas II dan Rp 59.500 per bulan untuk kelas I.

5 Program SJSN  Jaminan Kesehatan  Jaminan Kecelaka­an Kerja  Jaminan Hari Tua  Jaminan Pensiun  Jaminan Kematian foto:Dery Ardiansyah

75

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

stetoskop

[ kesehatan ]

BPJS

Menjamin Kesehatan Seluruh Warga Negara Tahun 2014 pemerintah memberlakukan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). SJSN terdiri lima program yaitu, jaminan kesehatan, jaminan hari tua, jaminan kecelakaan kerja, jaminan pensiun, dan jaminan kematian. „„Laporan:

76

Sebagai langkah awal, mulai 1 Januari 2014 Program Jaminan Kesehatan mulai diberlakukan melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Namun, meski sudah di­ mu­lai sejak bulan Januari, banyak pe­ serta program BPJS, kebingungan mengenai alur pelaksanaannya. Menanggapi hal tersebut, marketing Manager BPJS Wilayah Regional VII Jatim, Tanya Rahayu Pringgowati memaparkan, alur program BPJS. Menurutnya penahapan kepesertaan jaminan kesehatan pada 1 Januari 2014 dimulai dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) atau yang dulunya merupakan peserta Jamkesmas, TNI/Polri dan pensiunan, PNS dan pensiunan serta peserta Jamsostek. “Kemudian tahap selanjutnya hingga 1 Januari 2019 seluruh penduduk yang belum masuk sebagai peserta jaminan kesehatan juga akan masuk menjadi peserta,” tambah Tanya. Peserta jaminan kesehatan, papar Tanya, terbagi menjadi dua kelompok yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan non PBI. Kelompok PBI, mereka yang dulunya peserta Jamkesmas dan secara otomatis sekarang beralih menjadi anggota BPJS. Kelompok non PBI terbagi menjadi tiga (3) kategori, pertama, Pekerja Penerima Upah (PPU) yaitu PNS, TNI, Polri, pejabat negara, pegawai pemerintah non PNS, pegawai swasta, pekerja yang tidak disebut sebelumnya tapi menerima upah. Kedua, Pekerja

ma enam bulan,” jelasnya. Bukan Penerima Upah (PBPU) yang Sementara itu ditanya mengenai terdiri dari pekerja mandiri dan sektor jumlah tanggungan keluarga, Tanya informal. Ketiga, Bukan Pekerja (BP) menguraikan, jumlah peserta dan angyang terdiri dari investor, pemberi kergota keluarga yang ditanggung oleh ja, penerima pensiun, veteran, perintis jaminan kesehatan paling banyak lima kemerdekaan dan bukan pekerja yang orang. Anggota keluarga meliputi istri termasuk dalam BP namun sanggup atau suami yang sah dari peserta dan membayar iuran. anak kandung, anak tiri dan atau anak Sementara itu, kontribusi kepeserangkat peserta yang sah dengan kritetaan dibagi menjadi tiga (3) kelompok, ria tidak atau belum yaitu, kelas III sebesar pernah menikah Rp 25.500, kelas II atau tidak memsebesar Rp 42.500, Pelayanan kesehatan yang punyai penghasil­ dan kelas I sebesar an sendiri, belum Rp 59.500. Manfaat tidak dijamin misalnya berusia 21 tahun akomodasi peserta pelayanan kesehatan untuk atau belum berusia beragam. Bagi PBItujuan estetik, pelayanan 25 tahun bagi yang PPU, berhak menkesehatan untuk mengatasi masih melanjutkan dapat pelayanan infertilitas, ortodensi, pendidikan formal. kelas I dan II. “SePeserta yang me­ dangkan PBI-PBPU penyakit ketergantungan miliki jumlah angdan PBI-BP berhak obat/alkohol dan gangguan gota keluarga lebih menikmati layanan kesehatan karena sengaja dari lima orang kelas I, II dan III menyakiti diri sendiri atau ter­masuk peserta sesuai dengan konakibat melakukan hobi yang dapat mengikutsertribusi kepesertaanmembahayakan diri takan anggota kenya. Dan untuk PBI luarga lain dengan akan menerima la­ membayar iuran yanan kelas III,” tambahan. urai Tanya. ”Misalnya di rumah ada paTanya menambahkan, BPJS menyman, bibi, mertua, keponakan adari ada beberapa perusahaan yang atau pembantu yang sudah ikut bertamemiliki spesifikasi masa kerja untuk hun-tahun juga bisa diikutsertakan,” karyawan kontraknya. Seperti misalkata Tanya, memberi contoh. nya PTPN atau PT Garam. Selain itu, Tanya juga memaparkan ”Seperti di PTPN, ada karyawan tentang mekanisme rujukan. Menurutyang tidak dipekerjakan di luar musim nya, mekanisme rujukan, dimulai dari giling, dan sedang tidak menjadi tangfasilitas kesehatan (faskes) primer, gungan perusahaan maka iuran kepefaskes sekunder dan faskes tersier. sertaannya akan dijamin negara sela-

stetoskop

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

 Suasana sosialisasi BPJS di Gedung Pertemuan PG Watoetoelis.

Fasker primer diantaranya puskesmas, poli kesehatan TNI-Polri, dokter keluarga atau dokter gigi yang ada dalam daftar BPJS, klinik atau balai pengobatan, apotek rawat jalan dan laboratorium sederhana. Sedangkan pelayanan rawat jalan tingkat lanjutan atau sekunder terdiri atas RSU pemerintah, RS TNI-Polri, RS Swasta atau atas dasar rujukan dari tingkat pertama. Pelayanan gawat darurat bisa dilakukan di RSU pemerintah, RS TNI-Polri, RS swasta, RS yang tidak bekerja sama dengan BPJS dan kondisi darurat tanpa rujukan. Alur pelayanan kesehatan dimulai dari faskes primer. Jika memang rekomendasi medis memutuskan perlu penanganan lebih lanjut akan dirujuk ke rumah sakit. Selanjutnya, jika kondisi pasien sudah membaik namun masih membutuhkan penanganan rawat jalan, rumah sakit akan merujuk balik si pasien ke faskes primer. ”Tapi kalau kondisinya darurat, pasien boleh langsung ke rumah sakit,” ujarnya. Yang termasuk kondisi darurat adalah yang dapat membahayakan jiwa atau dapat mengakibatkan cacat permanen. Alat kesehatan yang juga termasuk yaitu kacamata, gigi tiruan, alat bantu dengar, kaki atau tangan tiruan dan implan. ”Sedangkan pelayanan kesehatan yang tidak dijamin seperti misalnya pelayanan kesehatan untuk tujuan estetik, pelayanan kesehatan untuk mengatasi infertilitas, ortodensi atau meratakan gigi, penyakit kesehatan akibat ketergantungan obat atau al-

kohol dan gangguan kesehatan akibat sengaja menyakiti diri sendiri atau akibat melakukan hobi yang membahayakan diri sendiri,” ujar Tanya. Begitu juga dengan pengobatan komplementer, alternatif dan tradisional termasuk akupuntur, sinshe, chiropractic, pengobatan yang termasuk percobaan atau eksperimen, alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi dan susu juga tidak dijamin dalam program jaminan kesehatan ini. Ditanya mengenai kualitas obat dan layanan yang banyak dikeluhkan peserta BPJS, Tanya mengatakan, kualitas obat sudah dikontrol dan dijamin oleh Kementerian Kesehatan. Namun ia menegaskan, layanan seperti cuci darah atau terapi untuk beberapa jenis penyakit tidak akan ada pembatasan berapa kali harus cuci darah atau mengganti ring jantung sesuai dengan rekomendasi medis. Di tempat terpisah, menanggapi ke­­siapan menghadapi program SJSN, Direktur Operasional, Pemasaran dan Umum PT Nusantara Medika Utama NMU), dr. Hj. Ary Sylviati, M.Kes menyatakan kesiapannya. Anak perusahaan PTPN X di bidang kesehatan ini sudah siap menjalankan program SJSN kesehatan. Klinik pratama yang ada di tiap pabrik gula dan unit lainnya sudah siap memberikan pelayanan. “Setelah program berjalan, klinik-klinik juga harus bersedia menerima pasien umum, tidak hanya karyawan PTPN X dan pensiunan,” kata Ary. Selain klinik pratama sebagai PPK I, PT NMU juga sudah menyiapkan

foto:Dery Ardiansyah

rumah sakitnya sebagai pusat rujukan pengobatan tingkat lanjutan atau PPK II. Bahkan saat ini, tambah Ary, klinik yang ada di pabrik gula akan buka selama 24 jam pada musim giling. Bagi karyawan yang di unit kerjanya terdapat faskes primer, tentu tidak lagi khawatir jika membutuhkan layanan kesehatan. Tapi bagaimana dengan kar­yawan yang berada di daerah pengembangan seperti Bojonegoro, Tuban, dan Madura? ”Tidak usah khawatir. Karena mereka tetap bisa mendapatkan layanan kesehatan primer di puskesmas terdekat atau dokter-dokter praktek yang ada dalam daftar BPJS,” terang dr Ary. Seperti diketahui, jaminan kesehat­ an nasional dan BPJS kesehatan diatur dalam UU nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, UU nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), Peraturan Presiden RI nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan dan Peraturan Presiden RI nomor 111 tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden nomor 12 tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan. SJSN memiliki tiga azas yaitu kemanusiaan, manfaat dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sedangkan sembilan prinsip yang dianut yaitu kegotongroyongan, nirlaba, keter­ bukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, por­tabilitas, kepesertaan wajib, dana amanat, hasil pengelolaan dana digunakan seluruhnya untuk pengembang­ an program dan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta.

77

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

nira

[ kuliner nusantara ]

foto:Dery Ardiansyah

Masakan Pedas, Pedaaasss,

Surabaya identik sebagai gudangnya makanan enak-enak dan pedas. Enaknya tak tergambarkan, pedasnya ruuuaaarr biassaaaa..! „„laporan: R Giryadi

78

Bagi pecinta kuliner, tak lengkap kalau belum menjajal kuliner khas Surabaya yang pedas. Bahkan super pedas. Banyak kuliner pedas yang bikin ngi­ ler. Meski pedas, tapi kuliner satu ini banyak diburu penyuka kuliner. Karena selain sensasinya luar biasanya, harganya terjangkau. Salah satu depot terkenal yang ada di Surabaya adalah depot Bu Rudy. Bagi sebagian orang, berkunjung ke Surabaya tidak lengkap rasanya tanpa

mampir ke tempat ini. Menu andalan depot Bu Rudy adalah nasi udang sambal bawang. Udang yang disajikan cukup unik, yaitu udang kecil-kecil yang dibalut tepung dan digoreng hingga sangat renyah dan kering. Biasanya dalam satu porsi nasi udang diberi pelengkap seperti serundeng dan kremesan. Kita pun bisa request untuk ditambahkan empal suwir. Nah, yang paling bikin kangen adalah sambal bawang Bu Rudy yang super pedas. Bagi pecinta makanan pedas,

sambal Bu Rudy adalah nikmat surgawi. Rasa pedas, aroma udang goreng yang berbaur dengan sedapnya ulegan bawang, plus lelehan minyak membuat makan sepiring saja tak cukup. Selain sambal udang Bu Rudy, ada yang tak kalah menarik untuk dinikmati. Rujak Cingur Cak Durasim. Rujak yang konon pertama di Surabaya ini berdiri sejak 1942. Warung yang

nira

berlokasi tepat di belakang hotel Weta ini menyajikan dua menu rujak cingur, campur dan matengan. Campur berarti campur irisan bu­ ah, sayur, lontong, tahu, tempe, dan timun/bendoyo (timun matang). Kalau Matengan berarti sedikit atau bahkan tanpa irisan buah. Isinya lebih ke bahan yang sudah matang. Tak cukup di situ, rujak cingur Cak Durasim juga memberikan dua pilihan rujak yang bisa dinikmati. Spesial dan biasa. Spesial menggunakan full ci­ ngur, sedangkan biasa menggunakan campuran cecek/kulit sapi yang memiliki struktur dan fisik mirip cingur. Harganya? Jelas beda! Untuk rujak cingur biasa dipatok 17 ribu rupiah per porsi. Sedangkan yang spesial dibanderol seharga 30 ribu rupiah. Mengenai pedasnya, tinggal Anda pilih sendiri. Mau pedas atau puuuueeeedddasss, terserah selera Anda. Selain depot Bu Rudy dan rujak cingur Cak Durasim, masih banyak jenis kuliner pedas yang ada di kota Surabaya. Ada Bebek Mercon, Mie Setan, Ceker Pedas, Sambal Cadas, dan lain sebagainya. Tak terlalu keluar merogoh kocek dalam-dalam, kuliner satu ini sudah cukup memberi kepuasan yang luar biasa. Betapa tidak, Bebek Mercon misalnya, kuliner yang cabangnya sudah tersebar di berbagai wilayah kota Surabaya ini menawarkan menu yang berbeda dengan biasanya. Menu yang ditawarkan banyak ragamnya. Oseng-oseng Bebek Mercon, dagingnya empuk, dengan bumbu seperti krengsengan, ditambah bonus jeroan bebek. Dan yang terpenting, saat kita mulai memakannya, tiba-tiba telinga terasa berdesis, dan pedasnya menyundul ubun-ubun. Dijamin berkeringat dan mbrebes mili. Selain oseng-oseng bebek, menu lainnya adalah Bebek Mercon Goreng. Keduanya dipatok dengan harga sama, Rp 11.000 per porsi. Murah, kan? Masakan pedas lain yang tak kalah seru, Nasi Goreng Jancuk. Nasi goreng yang memiliki nama yang tidak lazim untuk diucapkan ini bisa ditemui di Surabaya Plaza Hotel. Di sini, nasi goreng dijual dengan harga terjangkau dengan porsi yang banyak. Nama Nasi Goreng Jancuk didapat karena saat orang menikmati makanan super

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

pedas ini sambil mengumpat karena sensasi pedasnya. Di kawasan Wonokromo, belakang centra perdagangan DTC, juga ada aneka penyetan yang sambalnya luar biasa pedas. Penyetan Mak Yeye, menyediakan penyetan pe, yang pedasnya

Progo ada kuliner mie akhirat. Memiliki dua sajian mie, Mie Surga dan Mie Neraka. Mie Surga adalah mie kuning seperti yang dijual pada umumnya. Yang spesial adalah Mie Neraka, berwana hitam dan pedasnya tergantung pesanan.

 Menikmati kuliner sambil ‘uji nyali’. Pilih level pedasnya, dan rasakan sensasinya.

dijamin nikmat. Hanya saja untuk kuliner ini pembeli harus mau bersabar, karena harus antre yang sangat panjang. Lebih unik adalah kuliner Mie Setan dan Mie Iblis. Mie Setan tidak asing lagi di telinga penyuka kuliner. Memang masih kurang pedas bila diukur dari kalangan para penyuka kuliner pedas. Tetapi uniknya, makanan ini memiliki berbagai level pedas. Semakin tinggi level, semakin pedas. Setiap pemesan bebas memilih level yang diinginkan. Mie iblis misalnya, hanya menyediakan 3 level. Level 1 dengan 10 cabai, level 2 dengan 20 cabai, dan level 3 dengan 30 cabai. Sedangkan mie setan, jumlah cabainya 60. Untuk mendapatkan sensasi pedas itu, Anda cukup merogoh kocek Rp 9.500. Uniknya, untuk menghilangkan rasa pedas disediakan minuman es sundel bolong dan es genderuwo. Nah, yang ini agak seram. Di jalan

Warna hitam ini didapat dari bahan minyak mangir padi, sehingga mie tetap halal dan organik. Mengenai rasa pedasnya, Mie Akhirat ini memiliki 11 kasta. Dimana level tersebut merefleksikan kemampuan mulut, lidah dan perut Anda ‘disiksa’ rasa pedas yang akut. Dimulai dari level nol, yang dinamai “Gak Level” karena tidak pedas sama sekali. Sedangkan level 1 hingga sepuluh menunjukkan tingkat kepedasan yang makin menjulang. Tidak cukup sampai di situ, di jalan Veteran ada ceker pedas. Ceker ini disajikan dengan sepiring nasi liwet hangat bertaburkan bawang goreng dan rempah-rempah. Sepiring ceker dimasak gulai yang pedas dalam keadaan cukup panas. Satu porsinya terdapat kurang lebih 5 ceker ayam. Untuk yang 1 porsi ceker dan sayap utuh ayam terdiri 3 ceker dan 1 sayap. Semua harga untuk itu hanya Rp 10.000.-. Murah bukan?

79

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Enam Manfaat Makanan Pedas Suka makanan pedas? Ternyata makanan yang ditambahkan cabai memiliki sederet manfaat. Makanan pedas sanggup menurunkan kalori makanan yang disantap. Rata-rata mereka yang memakan masakan pedas berkurang kadar kalorinya hingga 75 dibanding mereka yang makanannya tidak pedas. Manfaat masakan pedas berlanjut. Konon menyantap makanan pedas bisa melegakan pernapasan. Maka, semangkuk kari yang pedas atau menambahkan potongan rawit dalam sup ayam bisa membantu melegakan hidung yang mampet karena pilek atau sinusitis. Satu teori yang mungkin menjelaskan hal ini adalah manusia menyukai sensasi. Manusia secara aneh menemukan kenikmatan dari hal-hal yang seharusnya menakutkan dan menyakitkan, seperti menaiki rollercoaster atau

Ini tentu menggoda. Kuliner pedas yang tak terbayangkan pedasnya. Nah, berikut ini ada 10 sajian kuliner yang dianggap terpedas di dunia. Sambel uleg, ternyata kuliner terpedas di dunia.

Tom Yum – SIAM Sup asam pedas dari Thailand ini memang sangat menggoda. Aromanya memikat dan menjanjikan pedas yang menyengat. Variasi dari Tom Yum ini banyak, antara lain adalah Tom Yum Gai (ayam) atau Tom Yum Pla (seafood), rasa pedas yang ada berasal dari cili yang disebut Thai Bird’s Eye Chilis, air limau nipis dan daun jeruk purut. Menu ni rasa yang cukup untuk menbuat lidah Anda seperti terbakar.

Shrimp Creole – AMERIKA Masakan ini berasal dari Amerika Serikat di bahagian Selatan. Campuran bahan makanan ini sederhana, seperti cili, tomato, udang dan ayam, dan rasa pedas makanan ini didapati dari cili segar dan cayenne pepper.

Papa A la Huancaina – PERU

1. Menurunkan berat badan Makanan pedas dapat meningkatkan metabolisme yang berdampak pada penurunan berat badan. Penelitian menunjukkan senyawa utama dalam cabai yang disebut capsaicin memiliki efek termogenik dan membantu tubuh untuk membakar lebih banyak kalori setelah makanan dimakan. 2. Menyehatkan jantung Penelitian menunjukkan, orang yang terbiasa memakan makanan pedas memiliki jumlah insiden serangan jantung dan stroke yang lebih kecil. Alsannya karena cabai dapat mengurangi efek merusak dari kolesterol “jahat” atau

Bayangkanlah, rasa pedas bawang dan cabai serta halia yang digabungkan. Pasti menyengat!

CHICKEN WING SUICIDE – AMERIKA Entah kenapa orang Amerika suka dengan sayap ayam yang digoreng kering, kemudian dicampur dengan bahan panas-pedas yang menurut mereka ‘membakar perut’. Biasanya bahan-bahan campuran berupa campuran saus Tabasco, potongan cabai kering, dan cabai segar cincang.

Jerk Chicken – JAMAICA Bukan cuma ganas, tapi makanan ini juga banyak dan sangat mengenyangkan. Bahan campuran khas dari daerah Asia dan Afrika, yang hangat dan beraroma. All spice, cengkeh, kayu manis, daun bawang, pala, thyme dan bawang putih, semuanya ada rasa hangat, yang diperkuat oleh cili Scotch Bonnet.

Inilah, 10 Kuliner Paling Pedas di Dunia

Makanan ringan seperti salad kentang, yang berisi kentang rebus sejuk, dan disajikan dengan sos Huancaina. Penyajian lengkap makanan ini selalu melibatkan daun salada, buah zaitun hitam, biji jagung, dan potongan telur rebus. Sos Huancaina inilah yang membuatnya ekstra pedas, kerana selain dibuat dari keju, susu kental, garam, salah satu bahannya adalah cili yang disebut Amarillo chili.

Wot – ETHIOPIA

Mungkin banyak orang tidak terfikir Afrika juga ada makanan pedas. Di Ethiopia terkenal dengan Wot (sejenis tumisan). Wot yang paling kuat musti dicampur satu kilo bawang merah dan bawang putih, beberapa biji halia, dan barbere (campuran bahan kering dan cili kering). Makanan luar biasa ini dibuat daripada sup ayam, yang diberi bahan seperti di atas, dan direbus selama beberapa jam, sampai semua bahan meresap. Setelah masak, makanan ini disajikan di atas piring roti dan dicampur dengan telur rebus.

Lobak dengan Lada Sichuan – CHINA

Vindaloo – INDIA

Pada umumnya salad disajikan segar dengan sedikit rasa masam, tapi salad yang ini sangat berbeda. Lobak dengan Lada Sichuan dan potongan cili merah. Jadi dalam makanan ini Anda akan merasakan manis, pedas, dan masam. Cabai yang digunakan? Bird’s Eye Chilis. Jika cabai ini masih kurang, ingat.. ada Lada Sichuan.

Vindaloo pedas sebab daging yang digunakan dalam masakan ini direndam dalam cuka & ditambah dengan cili kering, ketumbar & halia yang pedas.

Kimchi Al Dolsot Bibimbap – KOREA 80

berlari maraton. Ini adalah pertarungan antara pikiran dan tubuh, dan dimenangkan oleh pikiran. Di samping itu, di balik sensasi pedas yang menusuk lidah, makanan pedas juga memiliki segudang manfaat kesehatan bagi tubuh. Simaklah 6 manfaat makanan pedas berikut yang dirangkum dari berbagai sumber.

Kimchi adalah acar kubis, yang dicampur dengan bawang putih, bawang merah, cabai, dan halia! Pedas? Sangat! makanan ini juga disediakan panas!

Sambal Ulek – INDONESIA Walaupun ia hanya sekadar menu sampingan untuk melazatkan dan membuka selera. Ternyata sambal ini 10 kali lebih pedas daripada Thai Bird’s Eye Chili. Menurut lidah orang barat, sambal ulek ini sangat pedas, dan satu-satunya cara untuk menahan rasa pedasnya, adalah makan makanan lain sebanyak mungkin. Dari berbagai sumber

nira

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Low Density Lipoprotein (LDL) dan capsaicin memiliki efek antiinflamasi. Inflamasi merupakan faktor risiko dari penyakit jantung. 3. Mencegah kanker Menurut American Association for Cancer Research, capsaicin memiliki kemampuan untuk membunuh sel kanker dan leukemik. Rempahrempah tertentu seperti kunyit yang ditemukan dalam bubuk kari dan mustard dapat memperlambat penyebaran kanker dan pertumbuhan tumor. Kombinasi kunyit dengan lada hitam akan membuat efeknya berlipat ganda. 4. Menurunkan tekanan darah Vitamin A dan C dapat memperkuat dinding otot jantung, dan panas dari lada akan meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh. Sehingga dengan mengonsumsi makanan

mengandung lada secara keseluruhan dapat memperbaiki sistem kardiovaskular. 5. Memperbaiki mood Makanan pedas dapat meningkatkan produksi hormon yang membuat perasaan menjadi bahagia, seperti serotonin. Maka makanan pedas dapat membantu meringankan depresi dan stres. 6. Mencegah Parkinson Sebuah penelitian baru yang dipublikasi dalam jurnal Annals of Neurology menemukan bahwa mengonsumsi lada dua kali seminggu dapat membantu mengurangi risiko mengembangkan penyakit Parkinson hingga lebih dari sepertiganya. Hal ini berhubungan dengan kandungan nikotin dalam lada yang dapat mencegah kerusakan saraf.  Dari berbagai sumber

Depot Bu Rudi Jl. Darma Husada Indah, Surabaya

Mie Setan Jl.Kacapiring 14 (Pojok Kusuma Bangsa), Surabaya

Mie Akhirat Jl. Progo dekat taman Bungkul, Surabaya

Bebek Mercon Jl. Kayoon, Surabaya

Penyet Pe belakang DTC Wonokromo, Surabaya

Ceker Pedas Jl. Veteran, Surabaya

Sambal Cadas Jl. Raya Ketintang, Surabaya

Mitra dalam Memberi Solusi

MENGUCAPKAN

Selamat Memperingati HUT ke-18 PT Perkebunan Nusantara X (Persero)

Head Office: Wisma Jasa Tania, 3rd-4th Floor Jl. Teuku Cik Ditiro No. 14. Jakarta Pusat 10350 Telp. (021) 3101850, 3101912 Fax. (021) 31923089, 31937617 Surabaya Branch: Jl. P. Diponegoro No. 45. Surabaya 60241 Telp. (031) 5676002 | Fax. (031) 5677645 Semarang Branch: Ruko Pandanaran Complex Block IV No. 2-6 Jl. Pandanaran. Semarang 50138 Telp. (024) 8411370, 8310170 Fax. (024) 8415634 Bandung Branch: Jl. Cihampelas No. 58-A. Bandung 40116 Telp. (022) 4202598 Fax. (022) 4202598 Medan Branch: Jl. Kapt. Pattimura No. 22-C. Medan 20153 Telp. (061) 4152565, 4151155 81 Fax. (061) 4150932

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

bagasse

[ bugar & sehat ]

Piala Dunia 2014 Siapa Juaranya!? Sebentar lagi laga piala dunia 2014 berlangsung. Teknologi garis gawang kali pertama dilakukan. Siapa juaranya? Pada tanggal 7 Maret 2003, FIFA mengumumkan bahwa turnamen Piala Dunia diadakan di Amerika Selatan untuk yang pertama kali sejak Argentina menyelenggarakan turnamen Piala Dunia FIFA tahun 1978, sejalan dengan kebijakan rotasi hak untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia antara konfederasi yang berbeda. Pada tanggal 3 Juni 2003, Conmebol mengumumkan bahwa Argentina, Brasil, dan Kolombia mau menjadi penyeleggara Piala Dunia 2014. Pada tanggal 17 Maret 2004, asosiasi Conmebol telah memilih bahwa telah sepakat untuk mengadopsi Brasil sebagai calon tunggal mereka. Brasil secara resmi mendeklarasikan penawaran mereka pada bulan Desember 2006 dan diikuti Kolombia beberapa hari kemudian. Penawaran Argentina tidak pernah terwujud. Pada tanggal 11 April 2007, Kolombia menarik diri dari dari pemilihan tuan rumah, Francisco Santos Calderon wakil presiden Kolombia mengumumkan bahwa Kolombia malah akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2011. Dengan keputusan itu, Brasil menjadi kandidat resmi tunggal untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014. Brasil memengankan hak untuk menjadi tuan rumah pertandingan pada tanggal 30 Oktober 2007 sebagai negara satu-satunya yang memasuki penawaran.

82

64 Pertandingan Turnamen sepak bola internasional yang akan diadakan pada tahun 2014 di Brasil ini, Piala Dunia FIFA ke-20. Ini adalah kedua kalinya Brasil menyelenggarakan turnamen ini (setelah 1950), Brasil akan menjadi negara kelima yang pernah menyeleggarai Piala Dunia FIFA World Cup lebih dari satu kali, setelah Meksiko, Italia, Perancis dan Jerman.

Turnamen ini juga merupakan Piala Dunia FIFA pertama yang diselenggarakan di Amerika Selatan sejak Argentina 1978. Sebelumnya tidak ada negara Amerika Selatan yang menyelenggarakan Piala Dunia FIFA lebih dari satu kali. Tim sepak bola nasional dari 31 negara telah lolos melalui persaingan kualifikasi yang dimulai pada bulan Juni 2011 untuk ikut berpartisipasi dengan negara tuan rumah Brasil di saat final turnamen. Sebanyak 64 pertandingan akan dimainkan di dua belas kota di Brazil baik stadion baru atau yang dibangun ulang, dengan turnamen yang dimulai dengan babak penyisihan grup. Untuk pertama kalinya di Final Piala Dunia, pertandingan akan menggunakan teknologi garis gawang.

naan teknologi ini) melakukan pengujian terhadap beberapa kandidat potensial untuk teknologi garis gawang. Sembilan buah sistem diuji pada tahap awal, namun hanya dua buah sistem bertahan. Pada 5 Juli 2012, International Football Association Borad secara resmi menyetujui penggunaan teknologi garis gawang. Kedua sistem yang disetujui yakni GoalRef dan Hawk-Eye —keduanya sistem yang diuji pada pengujian tahap kedua. Pada bulan Desember 2012, FIFA mengumumkan bahwa mereka akan memperkenalkan teknologi garis gawang untuk pertama kalinya dalam sebuah pertandingan kompetitif pada Piala Dunia Antarklub FIFA 2012 di Jepang.

Teknologi Garis Gawang Dalam sepak bola, teknologi garis gawang (Inggris: goal-line technology disingkat GLT) merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menentukan bilamana bola telah sepenuhnya melewati garis gawang dengan bantuan berbagai perangkat elektronik dan pada saat yang sama membantu wasit dalam menyatakan sebuah gol telah terjadi atau tidak. GLT tidak ditujukan untuk menggantikan peran wasit dan para hakim garis, namun lebih membantu mereka dalam membuat keputusan di lapangan pertandingan. GLT harus memberikan sebuah indikasi yang jelas mengenai apakah bola telah sepenuhnya melewati garis gawang dan informasi ini nantinya berperan untuk membantu wasit dalam membuat keputusan akhir. Dilatarbelakangi oleh beberapa keputusan kontroversial pada sejumlah pertandingan Liga Utama Inggris, Piala Dunia FIFA 2010, dan Euro 2012, FIFA (yang sebelumnya menolak penggu-

Stadion Canggih Delapan belas lokasi menunjukkan minat untuk menjadi penyelenggara Piala Dunia: Balem, Belo Horizonte, Brasilia, Campo Grande, Cuiaba, Curitiba, Florianopolis, Fortaleza, Goiania, Marceio, Manaus, Natal, Porto Alegre, Recife, Rio Branco, Rio de Janeiro, Salvador dan Sao Paulo. Maceio mengundurkan diri pada Januari 2009. Menurut kebiasaan FIFA saat ini, tidak ada lebih dari satu kota dapat menggunakan dua stadion, dan jumlah kota-kota tuan rumah terbatas dari antara delapan ke sepuluh kota. Konfederasi Sepak Bola Brasil (CBF) meminta izin untuk memakai 12 kota menyelenggarakan Piala Dunia. Pada tanggal 26 Desember 2008, FIFA memberikan izin kepada rencana CBF untuk menggunakan 12 kota. Bahkan sebelum 12 kota tuan rumah dipilih, ada sedikit keraguan bahwa tempat yang dipilih untuk pertandingan final akan menjadi Maracana di kota Rio de Janeiro, yang juga menjadi tuan rumah per-

bagasse

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

tandingan penentuan Piala Dunia FIFA 1950. Semulanya niat CBF adalah untuk menyelenggarakan pertandingan pembukaan di Estadio do Morumbi di Sao Paulo , kota terbesar di Brasil. Akan tetapi, pada tanggal 14 Juni 2010 stadion itu dikeluarkan dari salah satu stadion tuan rumah turnamen karena kegagalan untuk memberikan jaminan keuangan untuk perbaikan diperlukan untuk memiliki sebagai sebuah tempat yang memenuhi syarat. Pada akhir Agustus 2010, CBF mengumumkan bahwa pertandingan pembukaan akan diadakan di Arena Corinthians di kota São Paulo dan meskipun stadion ini awalnya dirancang untuk memiliki kapasitas 48.000 kursi, proyek telah diubah untuk meningkatkan ke setidaknya 65.000 untuk membuatnya memnuhi syarat untuk pertandingan pembukaan. 12 kota tuan rumah untuk Piala Dunia FIFA 2014 diumumkan pada tanggal 31 Mei 2009. Belém, Campo Grande, Florianópolis, Goiânia dan Rio Branco ditolak. Setengah dari kota-kota tuan rumah

yang dipilih akan memiliki permainan mereka di tempat-tempat baru yang dibangun khusus untuk Piala Dunia, sementara stadion lainnya direnovasi. Dilaporkan US$3.47 milyar telah dihabiskan untuk proyek stadion. Lima dari kota-kota tuan rumah yang dipilih memiliki tempat-tempat dengan merek baru yang dibangun khusus untuk Piala Dunia, sedangkan Stadion Nasional Mane Garrincha di ibukota Brasilia dihancurkan dan dibangun kembali, dan enam sisanya sedang banyak direnovasi. Stadion Maracana di Rio de Janeiro, sudah memegang rekor kehadiran (199,854) untuk pertandingan Final Piala Dunia FIFA, yang merupakan terbesar dari stadion dan akan menggelar final. CBF awalnya ditujukan untuk menjadi tuan rumah pertandingan pembukaan di São Paulo pada Satdion Morumbi tetapi dicoret pada tahun 2010 dan digantikan oleh Arena Corinthians setelah gagal untuk memberikan jaminan keuangan untuk perkan yang diperlukan.

Stadion baru pertama, Castelao, di Fortaleza, mulai beroperasi pada Januari 2013. Menurut Joe Leahy dari Financial Times, pekerjaan di Castelão, “bisa menjadi contoh bagi pekerjaan umum olah raga lainnya”, sejak proyek tersebut “datang dalam anggaran lebih murah per kursi” dibandingkan dengan stadion Maracanã di Rio. Enam dari tempat yang disediakan sedang digunakan selama Piala Konfederasi FIFA 2013. Penyelesaian Arena Corinthians telah terhalang oleh runtuhnya derek yang fatal pada bulan November 2013 yang menghancurkan bagian dari stadion dan menewaskan dua pekerja konstruksi. Pada 22 Januari 2014, sekretaris jendral FIFA Jerome Valcke mengunjungi situs Arena da Baixada di Curitiba dan menyatakan bahwa kota itu dapat dicoret sebagai kota tuan rumah Piala Dunia jika kemajuan yang memadai dalam renovasi arena itu tidak ditunjukkan pada tanggal 18 Februari.wikipedia

PT. INOSCO SURYA PRATAMA Dealer resmi pelumas dan gemuk Pertamina

Jl. Bibis No. 17 Surabaya, Tlp. 031 352 3775, 352 3776 | Fax. 031 352 3775

Selamat Memperingati HUT ke-18

PT Perkebunan Nusantara X (Persero) Spesialis pelumas dan gemuk industri:

Perkebunan & Pabrik Gula, Pabrik Karung, Pabrik Textile, Pabrik Semen, Pabrik Gelas, Pabrik Kertas, Perusahaan Otomotive, dll

83

dekblad PTPN X Magz

volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014 [ parade keindahan

alam dunia ]

Pahe ke

Tembok China 84

Berwisata ke luar negeri bersama keluarga menjadi impian banyak orang. Sayang, faktor biaya selalu menjadi kendala. Tetapi, kalau cermat dan cerdik mencari paket tur yang bagus, kita bisa ngelencer ke luar negeri bersama keluarga dengan “pahe” alias paket hemat.

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

„„laporan: Dhimam abror Djuraid

B

image:google

iasanya, kita, berwisata ke luar negeri pada saat-saat liburan. Bisa jadi itu liburan nasional seperti liburan sekolah atau libur Hari Raya Idul Fitri, atau liburan yang bersifat internasional seperti libur Natal dan Tahun Baru. Pada masa-masa liburan itu pariwisata memasuki masa padat atau “peak season”, dan pada masa-masa di luar itu disebut sebagai “low season” atau masa longgar. Peak season selalu diasosiasikan dengan harga yang serba mahal, baik harga akomodasi maupun biaya penerbangan. Sedangkan low season biasanya diasosiasikan dengan harga yang serba terjangkau. Umumnya kita berwisata pada li­ buran akhir tahun, dan ini adalah puncak peak season di seluruh dunia. Bisa dibayangkan bagaimana mahalnya har­ga tiket pesawat dan hotel. Belum lagi, tempat wisata favorit pasti penuh sesak dengan para pelancong. Saya bersama keluarga berkesempatan berwisata ke China tahun ini. Rencananya, kami berlima akan berwisata pada libur Natal dan tahun baru. Hitung punya hitung biaya cukup mahal dan bujet tidak terjangkau. Kami pun menunda untuk sementara keinginan berwisata pada akhir tahun sambil menyusun strategi untuk mencari paket yang lebih murah. Setelah lewat tahun baru secara kebetulan saya membaca sebuah iklan wisata di sebuah media terbitan Surabaya. Ada tawaran paket tur ke China dengan destinasi empat kota Beijing, Suchow, Hangchow, Shanghai. Total perjalanan waktu selama delapan hari dan biaya sebesar Rp 13 juta per-pack berangkat dari Jakarta! Saat pertama saya membaca iklan ini saya agak curiga karena harga ini betul-betul di luar dugaan. Rata-rata paket tur yang ditawarkan pada saat itu berkisar antara Rp 20 sampai Rp 25 juta. Yang membuat saya lebih kaget adalah penerbangan yang dipakai adalah Singapore Airline dari JakartaSingapore-Beijing (PP) dan hotel yang dipakai semua berbintang empat. Kita berangkat 6 Januari dan kembali 14 Januari. Memang, tanggal

yang tersedia agak kurang lazim karena umumnya orang sudah kembali ke tanah air pada tanggal-tanggal itu. Tetapi, barangkali, inilah seninya memilih tur luar negeri yang murah dan berkualitas. Saya bisa mendapatkan paket dengan standar tinggi dan harga sangat rendah. Sudah menjadi kebiasaan saya sebelum melakukan wisata untuk mencari biro perjalanan secara cermat dan memperbandingkan satu dengan lainnya secara detil. Tentu saja, faktor utama adalah biaya tur. Setelah itu saya akan bandingkan paket destinasi wisatanya, lalu penerbangan yang akan dipakai, dan fasilitas hotel serta TL (tour leader) yang disediakan. Apa yang saya dapatkan ini kualitasnya sangat baik dan harganya jauh lebih murah dari paket lainnya. Kami berangkat dari Jakarta menuju Singapura bersama rombongan yang total jumlahnya 19 orang plus seorang TL. Dua orang peserta tur, pasangan suami-istri dokter dari Semarang, memilih untuk bertemu di Bandara Changi, Singapura. Di Singapura kami transit sekitar tiga jam dan sempat berjalan-jalan untuk sekadar cuci mata. Pada sore hari kami terbang ke Beijing dan tiba di Bandara Internasional Beijing menjelang tengah malam. Beijing sedang musim dingin. Ketika kami mendarat, udara tengah malam Beijing sekitar 2 derajat selsius membuat kami menggigil kedinginan. Kami langsung disambut bus besar dan TL lokal di Beijing yang fasih berbahasa Indonesia dan sangat ramah melayani kami semua. Kami langsung masuk Hotel Holiday Inn, Chang An West. Di Beijing ada beberapa Hotel Holiday Inn, dan Chang An West salah satunya. Kami masuk ke kamar dan beristirahat menunggu pagi. Pagi-pagi sekali. Beijing masih berselimut kabut musim dingin. Pohonpohon meranggas dan sisa-sisa air yang membeku menjadi es terlihat di ujungujung ranting pepohonan. Jalanan terlihat licin oleh lapisan air yang beku. Tetapi, Beijing sudah sangat sibuk di pagi buta itu. Ibu kota China itu terkenal dengan kemacetannya yang luar biasa pada jam-jam sibuk. Mobil pribadi berebut jalan dengan bus angkutan umum dan harus rela antre

85

dekblad

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

berkilo-kilo meter untuk bisa mencapai kota. Beruntung, Beijing punya lintasan kereta api bawah tanah yang sangat baik. Lorong-lorong bawah tanah itu merupakan sisa-sisa Perang Dunia Kedua yang sekarang dimanfaatkan untuk jaringan cepat transportasi massal (Mass Rapid Transportation-MRT) yang cukup efisien mengurai kemacetan kota. Di tengah-tengah kepadatan lalu lintas itu terlihat satu dua pengendara sepeda. Mereka menjadi minoritas di tengah arus lalu lintas yang melewati jalan-jalan lebar yang mulus dan rata. Destinasi kami yang pertama adalah Lapangan Tiananmen. Sebuah lapangan yang mempunyai akar sejarah yang sangat kuat dalam sejarah China. Di situlah pada 1990 terjadi demons­ trasi besar-besaran mahasiswa China yang memprotes rezim komunis China. Jutaan mahasiswa menduduki Tiananmen berbulan-bulan. Komunisme nyaris ambruk di China. Tetapi, pemimpin China ketika itu, Deng Xiaoping, mengambil langkah yang sangat berani dan penuh risiko. Ia mengirim tentara bersenjata lengkap dan tank-tank besar untuk membubarkan kerumunan mahasiswa. Mereka tunggang langgang. Yang terlambat menyelamatkan diri mati digilas tank atau tertembak peluru tajam. Ratusan, mungkin ribuan yang tewas. Tidak ada konfirmasi. Tetapi, peristiwa itu menjadi tonggak penting dalam sejarah komunisme China. Pemerintahan komunis berlanjut dan China bisa meneruskan kebijakan pembangunan ekonomi secara bebas dalam naung­ an partai komunis, sehingga sekarang

86

China menjadi raksasa ekonomi dunia. Kami hanya berfoto ria di lapang­ an luas di depan gedung DPR dan di kejauhan terlihat foto Mao Zedong pendiri China modern. Polisi bersenjata lengkap dan intelintel berkeliaran mengawasi setiap orang. Di lapangan ini orang bebas berfoto tetapi tidak boleh membentangkan spanduk dalam bentuk apapun. Bahkan spanduk perusahaan wisata pun akan langsung dirampas jika ketahuan dibentangkan untuk latar depan foto grup. Sehari itu kami melanjutkan perjalanan ke Forbidden City di seberang Tiananmen. Kami berjalan kaki me­ nyu­suri kota terlarang yang total luas­ nya mencapai lima kilometer. Total kamar sang kaisar ada 9.999 buah. Semuanya diisi selir-selir untuk sang kaisar. Kalau Anda pernah menonton film “Rise the Red Lantern” Anda akan ingat bahwa lentera merah yang dikerek di depan kamar berarti sang kaisar sedang berada di kamar itu bersama salah satu selir. Yang unik, tidak ada toilet atau WC di kamar-kamar itu. Yang ada hanyalah pispot di sudut kamar. WC temuan yang relatif baru dalam sejarah modern China. Kami mengintip singgasana kaisar yang serba kuning. Warna kuning hanya untuk kaisar. Rakyat jelata tidak pernah boleh memakainya, kecuali dia ingin dipancung kepalanya. Begitupun Kota Terlarang ini. Tidak ada rakyat boleh memasukinya kecuali ia siap dipancung dan tujuh turunannya dilaknat sebagai penjahat. Saya membayangkan film “The Last Emperor”. Di sinilah kaisar terakhir

 Great Wall

 Lapangan Tiananmen

Pu Yi mengakhiri kekuasaannya yang getir dan menjadi rakyat jelata setelah revolusi komunis yang dipimpin Mao. Pu Yi dikira gila ketika bergumam sambil menunjuk singgasana kuning “Dulu saya duduk disitu”. Kami melanjutkan sisa tur ke “Temple of Heaven” tempat para kaisar memuja para leluhurnya yang sudah ada di surga. Orang China hanya memuja leluhur bukan Tuhan. Dalam sistem kepercayaan konfusianisme orang dituntut untuk berbuat baik kepada sesama dan menghormati orang tua bahkan ketika mereka sudah mati. Ti-

 Shanghai foto:dok.pribadi

foto:dok.pribadi

dekblad

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

foto:dok.pribadi

dak ada tempat khusus bagi Tuhan dalam sistem itu. Itulah sebabnya komunisme mudah tumbuh subur di China. Kami mengakhiri tur hari pertama dengan mampir ke pusat penjualan herbal China. Ini merupakan kunjung­ an wajib yang harus dilakukan oleh semua perusahaan pariwisata yang masuk ke China. Kalau tidak, izin akan dicabut. Hari kedua. Great Wall dan Summer Palace. Di puncak musim di­ngin yang menggigit tulang perjalanan ke Tembok China menjadi sebuah perjalanan yang cukup susah payah. Biasanya, wisatawan berusaha naik sampai ke Pos II ketika cuaca bagus. Tetapi, di musim dingin ini kami cukup naik sampai ke Pos I dan berfoto bersama. Itu sudah lebih dari cukup karena cuaca hari itu mendekati nol dan angin menusuk-nusuk tulang. Kami hanya bisa menatap dari kejauhan bangunan tembok yang meliuk-liuk melewati bukit-bukit yang berkelak-kelok sejauh tiga ribu kilometer, jarak antara Beijing sampai Jakarta. Kami hanya bisa membayangkan berapa ribu jiwa yang mati menjadi tumbal proyek raksasa itu. Konon, pekerja yang mati langsung dikubur di

bawah tembok itu. Di Istana Musim Panas tur kami terasa absurd kalau tidak ironis. Istana itu dibangun untuk para kaisar untuk tempat tinggal pada musim panas guna menghindari musim dingin. Tapi, kami mengunjunginya pada musim dingin. Danau buatan yang terkenal indah menjadi beku seperti lapangan es. Pohon-pohon meranggas dan dari seberang danau istana terlihat megah tapi kesepian. Di lapangan di depan kompleks is­ta­na, sekumpulan manula tengah ber­olahraga. Ada yang bermain pingpong dan ada yang bersenam gembira. “Orang China takut mati, makanya me­reka rajin olahraga,” kata pemandu tur kami. Hari Ketiga: Subuh yang membeku. Kami sudah harus check out dari hotel dan mengangkut kopor-kopor kami sendiri ke stasiun kereta api Beijing. Kami naik kereta api peluru (bullet train) menuju Suchou. Kereta api peluru ini kecepatannya bisa mencapai 500 kilometer per jam. Jarak menuju Suchou yang hampir 800 kilometer seperti Surabaya-Jakarta hanya ditempuh lima jam saja. Itupun kecepatannya sudah dikurangi menjadi 300

kilometer per jam. Seorang peserta tur dari Jakarta membuat pertanyaan mengapa kereta itu bisa lari secepat itu. Jawabannya karena “tidak melewati Bintaro”...... Kami tiba di Suchou sebuah kota budaya yang tenang dan jauh dari hiruk-pikuk megapolitan. Orangorang dari Suchou terkenal pandaipandai dan jago bisnis dan politik. Banyak pemimpin nasional China yang berasal dari Suchou yang dikenal juga sebagai kota “Seribu Jembatan” karena banyaknya sungai yang melintasi kota itu. Wanita-wanita Suchou juga terkenal kecantikannya. Mereka banyak menjadi selebritas dan bintang film serta memenangi kontes ratu kecantikan. Bintang film Michelle Yeoh yang terkenal setelah membintangi serial James Bond berasal dari Suchou. Di kota ini kami mengunjungi Liu Garden, rumah besar dan mewah milik orang kaya yang dihibahkan kepada negara. Kami juga mengunjungi Tiger Hill tempat Pagoda Miring berada. Bangunan ini mirip dengan Menara Pisa dengan tingkat kemiringan yang lebih besar. Hari Keempat, Hangchou: Kota yang indah dan romantis dengan pemandangan danau barat “West Lake” yang luas. Di kota inilah lahir legenda cinta “Sam Pek Eng Tay” yang terkenal di Indonesia. Konon di kota itu ada kuburan sepasang kekasih itu. Bagi Anda yang mencintai sejarah bisa mengunjungi makam Jenderal Jo Fei dan biara Sun Go Kong. Hari Kelima: Shanghai. Kota megapolitan yang meraksasa dengan bangunan pencakar langit yang menjulang. Perpaduan antara arsitektur China dan Eropa yang melebur. Apa lagi yang bisa dilakukan kecuali belanja di Nanjing Road yang menjadi surga bagi mereka yang suka shopping. Yang tidak berminat menggesek kartu kredit terlalu banyak cukup berfoto-foto di Shanghai Bun dengan latar belakang Shanghai Tower. Setelah semalam menginap, kami meninggalkan Shanghai kembali me­ nuju Singapura untuk kemudian berpisah menuju Surabaya. Sebuah perjalanan yang cukup melelahkan tetapi memuaskan. 

87

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

prof-it

[ teknologi ]

image:google

Satelit

Memantau Bumi dari Tepi Langit

88

Baru-baru ini kata ’satelit’ kembali banyak disinggung dalam pemberitaan di media massa. Pertama, berkenaan dengan kebakaran yang mengakibatkan kabut asap di bagian barat Indonesia. Dan kemudian yang gaungnya cukup besar adalah peran alat penginderaan jarak jauh ini dalam upaya pencarian pesawat Boeing milik maskapai penerbangan Malaysia, MH307 di perairan Samudera Hindia. Berdasarkan definisinya, satelit adalah benda yang mengorbit atau mengitari benda lain dengan periode revolusi dan rotasi tertentu. Ada dua jenis satelit yakni satelit alam dan satelit buatan. Satelit buatan manusia ini memiliki banyak sekali manfaat. Disamping untuk kebutuhan militer, satelit ter-

bukti mampu memetakan titik api di seluruh permukaan bumi, mengenali benda-benda asing di tengah samudera luas, memantau pergerakan kumpulan awan yang berpotensi badai dan lain sebagainya. Sebentuk kotak besi dengan perangkat lunak yang tersemat didalamnya bisa berkeliling tanpa henti memandangi planet biru tempat kita beraktifitas setiap hari. Dengan menggunakan satelit, kendala-kendala pengamatan data cuaca akibat kompleksitas data iklim, perlunya kontinuitas pengamatan, dan keluasan cakupan data akhirnya teratasi. Peramalan cuaca pun menjadi semakin akurat karena rentang waktu pencatat­ an data cuaca lebih panjang serta data lebih banyak dan lebih beragam. Terjadinya badai bisa diprediksi hingga

empat sampai lima hari sebelumnya sehingga jumlah korban dapat dikurangi secara signifikan karena tersedia waktu untuk menyelamatkan diri. Kamera merupakan alat utama untuk mengenali dan memahami berbagai kenampakan objek di berbagai permukaan bumi melalui penginderaan jauh. Berdasarkan misinya Satelit Penginderaan Jauh dikelompokkan men­jadi dua macam yaitu satelit cuaca dan satelit sumberdaya alam. Citra Satelit Cuaca misalnya TIROS-1, ATS-1, GOES, NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), AVHRR (Advanced Very High Resolution Radiometer), MODIS, DMSP. Citra satelit sumberdaya alam terdiri dari satelit beresolusi rendah misalnya, SPOT, LANDSAT, ASTER

prof-IT

dan satelit pencitra beresolusi tinggi seperti, IKONOS, QUICKBIRD. Pada kasus MH370 setidaknya ada beberapa teknologi yang digunakan untuk melacak pesawat berpenumpang 239 orang ini. Pertama yaitu peralatan bawah laut Bluefin 21. Alat seberat 750kg ini mampu beroperasi hingga kedalaman 4.500 meter dan bertahan hingga 25 jam. Kemudian Tower Pinger Locator 25 yang melakukan penjajakan dengan sinyal suara. Dilengkapi dengan hydrophone, alat ini mampu mendeteksi sinyal pada kedalaman hingga 6.000 meter. Kedua alat tersebut berpedoman pada satelit iridium, GPS dan frekuensi radio. Dengan berbagai kegunaannya, apa kita mengenal satelit yang berseliweran di tepi langit kita? Mari kita sedikit mengenal beberapa diantaranya. Landsat (land satelite) Landsat merupakan salah satu jenis satelit penginderaan jauh yang dihasilkan dari sistem penginderaan jauh pasif. Landsat memiliki tujuh saluran dimana tiap saluran menggunakan panjang gelombang tertentu. Satelit landsat merupakan satelit dengan jenis orbit sunshyncronus. Satelit ini mengorbit bumi dengan hampir melewati kutub, memotong arah rotasi bumi dengan sudut inklinasi 98,2 derajat dan ketinggian orbitnya 705 km dari permukaan bumi. Luas liputan per scene 185km x 185km. Satelit SPOT (systeme pour I’observation de la terre) Merupakan satelit milik perancis yang mengusung pengindera HRV (SPOT-1,2,3,4) dan HRG (SPOT-5). Satelit ini mengorbit pada ketinggian 830 km dengan sudut inklinasi 80 derajat.Satelit SPOT memiliki keunggulan pada sistem sensornya yang membawa dua sensor identik yang disebut HRVIR (haute resolution visibel infrared). Masing-masing sensor dapat diatur sumbu pengamatannya ke kiri dan ke kanan memotong arah lintasan satelit merekam sampai tujuh bidang liputan. Satelit ASTER (Advanced Spaceborne Emission and Reflecton Radiometer) Satelit yang dikembangkan negara Jepang dimana sensor yang dibawa

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

terdiri dari VNIR (Visible And Near Infrared), SWIR (short-wave infrared), dan TIR (Thermal Infrared). Satelit ini memiliki orbit sunshyncronus yaitu orbit satelit yang menyelaraskan pergerakan satelit dalam orbit presisi bidang orbit dan pergerakan bumi mengelilingi matahari, sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Ketinggian orbitnya 707 km dengan sudut inklinasi 98,2 derajat. Satelit QUICKBIRD Merupakan satelit resolusi tinggi dengan resolusi spasial 61 cm, mengorbit pada ketinggian 450km secara sinkron matahari, satelit ini memiliki dua sensor utama yaitu pankromatik dan multispektral. Quickbird diluncurkan pada bulan oktober 2001 di california AS. Quickbird memiliki empat saluran (band). SatelitIKONOS Ikonos adalah satelit resolusi spasial tinggi yang diluncurkan bulan september 1999. merekam data multispektral 4 kanal pada resolusi 4m. Ketinggian orbitnya 681km. Citra resolusi tinggi sangat cocok untuk analisis detil misalnya wilayah perkotaan tapi tidak efektif apabila digunakan untuk analisis yang bersifat regional. Satelit ALOS Jepang menjadi salah satu negara yang paling inovatif dalam pengembangan teknologi satelit penginderajaan jarak jauh setelah diluncurkannya satelit ALOS (Advaced Land Observing Satellite) pada tanggal 24 Januari 2006. ALOS adalah satelit pemantau lingkungan yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan kartografi, observasi wilayah, pemantauan bencana alam dan survey sumber daya alam. SatelitGeoEye GeoEye-1 merupakan Satelit pengamat Bumi yang pembuatannya disponsori oleh Google dan National Geospatial-Intelligence Agency (NGA) yang diluncurkan pada 6 September 2008 dari Vandenberg Air Force Base, California, AS. Satelit ini mampu memetakan gambar dengan resolusi

gambar yang sangat tinggi dan merupakan satelit komersial dengan pencitraan gambar tertinggi yang ada di orbit bumi saat ini. SatelitWorldView Satelit WorldView-2 adalah satelit generasi terbaru dari Digital globe yang diluncurkan pada tanggal 8 Oktober 2009. Citra Satelit yang dihasilkan selain memiliki resolusi spasial yang tinggi juga memiliki resolusi spectral yang lebih lengkapdibandingkan produk citra sebelumnya. Resolusi spasial yang dimiliki citra satelitWorld View-2 ini lebih tinggi, yaitu : 0.46 m - 0.5 m untuk citra pankromatik dan 1.84 m untuk citra multispektral. Citra multispektral dari WorldView-2 ini memiliki jumlah band sebanyak 8 band, sehingga sangat memadai bagi keperluan analisis-analisis spasialsumber daya alam dan lingkungan hidup. SatelitNOAA(National Oceanic and AtmosphericAdministration) Satelit NOAA merupakan satelit meterologi generasi ketiga milik ”National Oceanicand Atmospheric Administration” (NOAA) Amerika Serikat. Munculnya satelit ini untukmenggantikan generasi satelit sebelumnya, seperti seri TIROS (Television and Infra Red Observation Sattelite, tahun 19601965) dan seri IOS (Infra Red Observation Sattelite,tahun 1970-1976). Konfigurasi satelit NOAA adalah pada ketinggian orbit 833-870 km,inklinasi sekitar 98,7°- 98,9°, mempunyai kemampuan mengindera suatu daerah 2 xdalam 24 jam (sehari semalam). Satelit Milik Indonesia

Indonesia sampai sekarang belum mampu membuat dan meluncurkan satelit luar angkasa sendiri. Satelit berbendera Indonesia yang sekarang sedang beredar di luar angkasa bernama Lapan A1, dan masih dibuat di negara lain. Menanggapi permasalahan tersebut, Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) berusaha mandiri, de­ ngan berupaya membangun sinergi antara seluruh komponen pengguna dan penyedia teknologi sistem satelit penginderaan jarak jauh (inderaja) melalui konsorsium nasional tiga

89

prof-IT

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Lembaga Pemerintah Non Kementrian yakni Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Badan Informasi Geospasial (BIG). Sementara Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin ketika ditemui detik. com, menjelaskan dalam UU no 21 tahun 2013 diamanatkan untuk membuat rencana induk keantariksaan selama 25 tahun dan hal itu tengah disusun. Salah satu impiannya yaitu, secara mandiri memiliki satelit komunikasi dan penginderaan jauh di luar satelit yang ada saat ini. “Dengan memiliki satelit sendiri, kita bisa menjadi negara yang mandiri dan punya daya saing, banyak aspek kalau tetap bergantung dengan bangsa luar, seolah-olah kita ditelanjangi.” jelas Thomas. Thomas menekankan, pada

dasarnya Indonesia sudah bisa membuat satelit sendiri yaitu satelit mikro, contohnya satelit Lapan A1 yang telah beroperasi selama tujuh tahun. Satelit itu diluncurkan dari Pusat Stasiun Luar Angkasa Sriharikota, India tahun 2007 dan kini telah mengorbit di ketinggian 630 km dari permukaan Bumi. Posisi orbitnya di dekat kutub selatan. Karena masa ekonomis satelit Lapan A1 sudah habis, Lapan didukung Kemenristek akan meluncurkan dua satelit lagi tahun 2015. Tidak seperti Lapan A1 yang dirakit oleh putra bangsa di Negeri Jerman, dua satelit ini murni dibuat oleh tangan putra bangsa dan dirakit di negeri sendiri. Rencananya satelit itu dinamakan Lapan A2 dan Lapan A3. Lapan A2, diberi muatan transmitter radio amatir, kerjasama Lapan dengan Organisasi Radio Amatir Indonesia (Orari) dan dimaksudkan

untuk membantu penanganan daerah bencana. Sedangkan Lapan A3 adalah kerjasama Lapan dengan IPB, mempunyai misi untuk memantau potensipotensi pertanian dari Sabang sampai Merauke. Kedua satelit yang beratnya 54 kg itu, seperti ‘saudara tua’nya akan diluncurkan dari Pusat Stasiun Luar Angkasa Sriharikota, India, dan kali ini akan diorbitkan mendekati garis ekuator. Berbeda dengan Lapan A1 yang orbitnya mendekati orbit polar (kutub). “Lapan A2 sekarang sedang disimpan di Ranca Bungur Bogor, Pusat Teknologi Satelit, yang kita targetkan meluncur pertengahan tahun depan. Kita juga membuat Lapan A3, sekarang dalam tahap pengujian dan pengintegrasian. Lapan A3 diharapkan juga tahun depan diluncurkan,” kata Thomas.

Satelit-satelit Berbendera Indonesia No.

90

Nama

diluncurkan

berakhir

Orbit

Pengelola Wahana luncur

Pembuat

1.

PalapaA1

8 Juli1976

Juni1985

83° BT

Perumtel

Delta-2914

Hughes(HS-333)

2.

Palapa A2

10 Maret1977

Januari 1988 77° BT

Perumtel

Hughes (HS-333)

3.

Palapa B1

18 Juni1983

1990

108° BT

Perumtel

Hughes (HS-376)

Diluncurkan menggunakan pesawat ulang-alik.

4.

Palapa B2

3 Februari1984

Gagal

Perumtel

Delta-2914 Challenger F2 (STS-7) Challenger F4 (STS-41-B)

Keterangan Diluncurkan dariKennedy Space Center, Tanjung Canaveral, Amerika Serikat. Diluncurkan dari Kennedy Space Center.

Hughes (HS-376)

5.

Palapa B2P

21 Maret1987

Februari1996 113° BT

Delta 6925

Hughes (HS-376)

6. 7.

Palapa B2R Palapa B4

13 April1990 14 Mei1992

2000 2005

108° BT 118° BT

Perumtel Satelindo Perumtel Telkom

Delta 6925 Delta II-7925

Hughes (HS-376) Hughes (HS-376)

8.

Palapa C1

31 Januari1996

1999

113° BT

Satelindo

Atlas-2AS

Hughes (HS-601)

9.

Palapa C2

15 Mei1996

2011

113° BT

Satelindo Indosat

Ariane-44L H10-3

Hughes (HS-601)

dilepas dari wahana pada 16:00 EST, gagal dan dijemput oleh STS-51A pada November 1984 Beralih kepemilikan ke Satelindo pada1993,dan diganti Palapa C1. Merupakan Palapa B2 yang diperbaiki oleh Sattel Technologies, Diluncurkan dari Kennedy Space Center. Diluncurkan dari Tanjung Canaveral LC-36B. Gagal beroperasi sehingga pada Januari 1999 beralih kepemilikan ke Hughes dan berganti nama menjadi HGS3. Desember2000disewa Kalitel dari AS di 50º BT dan menjadi Anatolia 1, Agustus2002disewaPakistandi 38ºBT menjadi Paksat1. Diluncurkan dari Kourou,Guyana Perancis. Orbit akan dipindahkan ke 150,5° BT karena 113° BT akan ditempati Palapa D.

10. Indostar I(Cakrawarta I)

12 November1997 2011

107,7° BT Indovision

Ariane-44L H10-3

11. Telkom-1

12 Agustus1999

108° BT

Telkom

Ariane IV

CTA -> Orbital Sciences Corporation (OSC) Diluncurkan dari dari Kourou, Guyana Perancis. (Star-1) Lockheed Martin (A2100A)

123° BT

Asia Cellular Satellite (ACeS)

Proton K Blok-DM3

Lockheed Martin A2100AXX

ACeS adalah patungan PSN dan perusahaan asing. Diluncurkan dariBaikonurCosmodrome,Kazakhstan.

108° BT

Telkom

Ariane V

Diluncurkan dari dari Kourou, Guyana Perancis.

Orbital (Starbus 2) Boeing (BSS-601HP) Thales Alenia Space (Spacebus-4000B3) ISS Reshetnev (Ekspress-1000N) &Alcatel(Payload)

2016

12. Garuda-1

12 Februari2000

2015

13. Telkom-2

16 November2005 Beroperasi

14. INASAT-1 2006 15. LAPAN-TUBSAT 2007 16. Indostar II(Cakrawarta II) 16 Mei2009

2024

107,7° BT Indovision

Proton-M Briz-M

17. Palapa D

31 Agustus2009

2024

113° BT

Indosat

Long March 3B

18. Telkom-3

2011

2026

?

Telkom

Proton-M Briz-M

Satelit pertama buatan Indonesia. Satelit mikro pertama Indonesia. Diluncurkan dari Baikonur Cosmodrome (LC-200/39), Kazakhstan. Diluncurkan dari Xichang Satellite Launch Center (XSLC),Cina. Menggeser orbit Palapa C2 dari 113° BT ke 150,5° BT. Proses tender selesai pada Desember 2008.

prof-IT

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

Sputnik 1, Satelit Pioner

Satelit pertama buatan manusia adalah Sputnik 1 yang diluncurkan oleh Soviet pada tanggal 4 Oktober 1957, dan memulai Program Sputnik Rusia. Adalah Sergei Korolev sebagai kepala desain dan Kerim Kerimov sebagai asistennya. Peluncuran Sputnik 1 akhirnya memicu perlombaan menguasai ruang angkasa antara Soviet dan Amerika. Sputnik 1 membantu mengidentifikasi kepadatan lapisan atas atmosfer dengan jalan mengukur perubahan orbitnya dan memberikan data dari distribusi signal radio pada lapisan ionosphere. Karena badan satelit ini diisi dengan nitrogen bertekanan tinggi, Sputnik 1 juga memberi kesempatan pertama dalam pendeteksian meteorit, karena hilangnya tekanan dalam disebabkan oleh penetrasi meteroid bisa dilihat melalui data suhu yang dikirimkannya ke bumi. Berturut-turut kemudian diluncurkan Sputnik 2 pada tanggal 3 November 1957 dan membawa awak mahluk hidup pertama ke dalam orbit, seekor anjing bernama Laika. Sebenarnya, satu dasawarsa sebelumnya atau 1946, Amerika Serikat sudah memikirkan untuk meluncurkan satelit pengorbit yang dibuat oleh Kantor Aeronotis Angkatan Laut Amerika (Bureau of Aeronautics of the United States Navy). Namun Project RAND (ResearchANdDevelopment) milik Angkatan Udara Amerika yang akhirnya membuat laporan desain preliminari eksperimen wahana angkasa

untuk mengedari dunia, yang menyatakan bahwa, “sebuah kendaraan satelit yang berisi instrumentasi yang tepat bisa diharapkan menjadi alat ilmu yang canggih untuk abad ke duapuluh”. Namun dalam laporan tersebut tidak diutarakan bahwa satelit memiliki potensi sebagai senjata militer. Pada tanggal 29 Juli 1955, Gedung Putih mencanangkan bahwa Amerika Serikat akan meluncurkan satelit pada musim semi 1958. Hal ini kemudian diketahui sebagai Project Vanguard. Pada tanggal 31 Juli, Soviets mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan satelit pada musim gugur 1957. Mengikuti tekanan dari American Rocket Society (Masyarakat Roket America), the National Science Foundation (Yayasan Sains national), dan the International Geophysical Year, ketertarikan angkatan bersenjata meningkat dan pada awal 1955 Angkatan Udara Amerika dan Angkatan Laut mengerjakan Project Orbiter, yang menggunakan wahana Jupiter C untuk meluncurkan satelit. Proyek ini berlangsung sukses, dan Explorer 1 menjadi satelit Amerika pertama pada tanggal 31 januari 1958. Pada bulan Juni 1961, tiga setengah tahun setelah meluncurnya Sputnik 1, Angkatan Udara Amerika menggunakan berbagai fasilitas dari Jaringan Mata Angkasa Amerika (the United States Space Surveillance Network) untuk mengkatalogkan sejumlah 115 satelit yang mengorbit bumi.

image:google

CV. DWI PEMBANGUNAN Jl. Dukuh Kupang XIX/9, Surabaya | Ph. 031-5660332 | Fax. 031-5679719 | Hp. 0818339263/ 082131316998 | Email: [emailprotected]

Selamat Memperingati HUT ke-18

PT Perkebunan Nusantara X (Persero) General Supplier: Valve, Packing, Steel & Pipe, Rubber, Electrical, Coupling Falk, Governour, Carbon Ring, Cooling Tower spare

91

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

kristalisasi

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Si Botol [Catatan dari China]

P

92

ertengahan Januari. Cuaca kota Beijing benarbenar ekstrem, lima sampai sepuluh derajat di bawah nol. Hujan yang turun rintik-rintik dan angin musim dingin yang berhembus kencang menerpa kulit seperti jutaan jarum yang menusuk kulit menerobos daging dan menembus tulang. Lapangan Tiananmen, seperti bia­ sa, tidak pernah sepi. Tetapi, dibanding hari-hari lain, kali ini lapangan besar itu terasa lengang. Tentara berseragam tebal dengan mantel berat menjuntai hampir menutupi mata kaki terlihat bersiaga di setiap sudut. Sarung tangan tebal dan topi Siberia berbulu hangat melindungi kepala dan tangan mereka yang menggenggam senjata laras pendek. Di sudut-sudut yang lebih tersembunyi pasukan tak berseragam dan intel-intel mengawasi siapapun yang bergerak mencurigakan. Sebuah kecurigaan kecil--semisal berfoto dengan menggunakan banner-akan menarik perhatian mereka untuk segera bertindak, membubarkan atau bahkan merampas. Di seberang jalanan yang luas, di atas pintu gerbang ”Kota Terlarang”, The Forbidden City, terpampang foto besar Ketua Mao seolah-olah menga­ wasi setiap orang di lapangan dan menjaga pintu gerbang Kota Terlarang dari siapapun yang mencoba menyu­ sup masuk. Ya. Kota Terlarang dan Lapangan Tiananmen adalah dua ikon penting dalam lanskap sejarah China modern. Keduanya menjadi penanda bagi dua periode penting dalam sejarah China dari masa feodalisme ribuan tahun menuju masa pemerintahan rezim ko-

munisme dan kemudian menapaki babak baru sebagai negara yang melesat menjadi kekuatan ekonomi terpenting di dunia. Dan, dalam waktu yang tidak terlalu panjang lagi--kalau mereka mau--akan menjadi kekuatan nomor satu di dunia mengalahkan Amerika Serikat yang sakit-sakitan dan Uni Eropa yang terseok-seok kegemukan. Jalan-jalan yang luas dan sibuk, gedung-gedung besar yang rapi dan pe-

destrian yang bersih adalah indikator yang kasat mata bahwa China adalah negara maju dengan standar tinggi seperti Eropa dan Amerika. Mobil-mobil pribadi buatan lokal maupun merek terkenal buatan Amerika dan Eropa tiap pagi memadati jalanan dan berbaris macet puluhan kilometer mengantre menunggu kesempatan untuk bisa memasuki kota. Bus-bus besar berseliweran penuh dengan komuter

kristalisasi

yang terkantuk-kantuk dan berdesakan sambil bergelantungan. Di bawah jalan-jalan raya itu, terowongan-terowongan besar sisa peninggalan Perang Dunia Kedua menjadi penopang sarana angkutan subway, kereta api bawah tanah, yang sangat efektif mengatasi kemacetan. Beijing, dan kota-kota China yang lebih kecil, sekarang sudah mempunyai moda transportasi bawah tanah terbaik dan terbanyak jalurnya di seluruh dunia. Inilah sebuah eksperimen politik terbesar yang pernah dilakukan oleh sebuah bangsa di dunia sepanjang kurun sejarah manusia di muka bumi. China ingin membuktikan, mereka punya cara sendiri untuk memakmurkan rakyatnya melalui keterbukaan ekonomi yang bersemangat. Tetapi, di sisi lain, China tetap mengendalikan politik dengan sangat ketat melalui Partai Komunis China yang menjadi operator politik tunggal. China akan menjadi ujian besar bagi tesis Francis Fukuyama, sejarah dunia telah berakhir dengan ambruknya

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

komunisme di Eropa Timur sepanjang awal 1990. Sejarah dunia, kata Fukuyama, telah sampai pada ujungnya dan seluruh umat manusia (Ya, seluruh umat manusia) akan mencapai kemakmuran tertingginya melalui sistem ekonomi kapitalisme dan mencapai kebebasan politik ultimat melalui demokrasi liberal. Mengikuti logika politik Hegel yang menganggap sejarah berjalan linear dan pada akhirnya akan sampai pada terminal terakhir, Fukuyama dengan penuh keyakinan memproklamasikan berakhirnya sejarah umat manusia dengan kemenangan liberalisme dan kapitalisme atas semua ideologi dunia. Kalau saja Fukuyama konsisten dengan logika Hegel mengenai tesa, antitesa, dan sintesa, mungkin dia tidak akan secepat ini mengambil kesimpulan. Trilogi tesa, antitesa, sintesa lebih mirip sebuah lingkaran daripada sebuah garis linear. Artinya, trilogi itu akan terus terjadi sepanjang masa dan tidak akan pernah sampai

pada satu titik akhir yang sempurna. Tapi, Fukuyama telah mengambil kesimpulan itu, dan kasus China ini akan menjadi tes baginya. China maju pesat dengan memanfaatkan pasar global dunia melalui mekanisme perdagang­ an bebas yang super-agresif. Tetapi, sistem politik demokrasi liberal tidak akan dipakai di China. Koreksi terhadap pemikiran Fukuya­ ma dilakukan oleh gurunya, Samuel Huntington, yang melahirkan tesis benturan peradaban atau “The Clash of Civilization”. Menurutnya, kalau toh nantinya terjadi benturan dalam bentuk perang militer atau ekonomi, itu bukan perang antar-ideologi tetapi lebih sebagai perang antar-peradaban. Di antara peradaban-peradaban besar yang oleh Huntington dinilai akan potensial menimbulkan perang adalah peradaban Barat-Kristen, Eropa Timur, China, dan Islam. Sebagaimana tesis Fukuyama, Huntington juga menuai kontroversi luas. Waktu jualah yang akan membuktikan benar atau melesetnya tesis itu.

93 image:google

volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

94

**** Lapangan Tiananmen menjadi saksi bisu dalam perjalanan penting China modern. Di situlah pada 1989, jutaan mahasiswa dari seluruh antero negeri berkumpul dan menduduki wilayah itu beberapa bulan untuk menuntut reformasi politik. Kalau kita amati, area Tiananmen yang luas kita bisa menyimpulkan, dua juta orang bisa ditampung di situ, atau sangat mungkin empat juta orang bisa berkumpul di situ. Tidak ada yang tahu berapa juta mahasiswa yang menduduki Tiananmen ketika itu. Tidak ada yang punya bukti soal itu. Kalau toh ada bukti, tidak ada yang berani mengungkapkannya. Tidak ada orang yang tertarik untuk membicarakannya. Yang tercatat dalam sejarah, pada malam itu, Deng Xiaoping sebagai pemegang otoritas politik tertinggi China, mengambil keputusan yang mengerikan dengan mengirim tentara bersenjata lengkap dan tank-tank berpeluru tajam untuk membubarkan dan menghancurkan pemberontakan itu. Para mahasiswa yang melawan dibunuh dan dilindas oleh tank dengan sangat kejam. Tiananmen banjir darah dan pemberontakan politik pun dibe­ rangus tanpa ampun. Berapa ratus, berapa ribu, berapa juta yang mati terlindas dan tertembak? Tidak ada yang tahu. Deng melakukannya dengan beringas tak kenal kompromi. Tetapi, ia mendapatkan dukungan dari elite politik komunis China untuk mengambil tindakan menentukan itu. Mereka yakin, kalau pemberontakan mahasiswa itu ditole­ ransi dan sistem politik China dibuka dengan mengadopsi sistem demokrasi liberal, maka dunia tidak akan melihat China seperti yang terlihat sekarang. Dunia akan melihat China yang terpecah-pecah dan tercabik-cabik oleh politik liberal dan pembangunan ekonomi akan terbengkalai. Politik akan menjadi panglima dan ekonomi akan menjadi prioritas kedua. Pemimpin China menyadari sepenuhnya akan hal itu. Pemberontakan itu diyakini sarat dengan kepentingan asing yang ingin melihat China mengalami disintegrasi. Keputusan politik Deng itu terbukti sebagai keputusan

kristalisasi

politik yang tepat kalau tidak boleh disebut sebagai brilian. Ia berani menentang dunia. Ia menyadari dunia akan mengutuknya. Ia siap dunia akan mengucilkannya. Karena Deng tahu bahwa yang disebut “dunia” itu adalah Amerika. Dan Amerikalah yang berkepentingan supaya China lemah dan hancur. Deng menyadari sepenuhnya hal itu. Sebagamana Kota Terlarang yang tidak boleh dijamah oleh orang lain yang tidak berhak, Deng tik dan suka menyindir dengan pun menunjukkan bahwa China adaungkapan “Politik tidak bisa lah The Forbidden Country yang tidak bikin kenyang”. Menurut Sen, bisa seenaknya dimasuki orang luar. politik bisa “bikin kenyang” kareKita boleh saja berandai-andai bahna keterbukaan politik akan menjawa hal yang sama kita alami pada geramin sistem distribusi sumber-sumber kan reformasi 1998. Kita seolah mengekonomi secara lebih transparan. Dahadapi deja vu dengan apa yang dialami lam sebuah kasus di China, bencana China. Tetapi, kita mengambil cara pekelaparan hebat terjadi karena tidak nyelesaian yang benar-benar berbeda adanya kebebasan politik yang mejauh dari jalan yang ditempuh China. mungkinkan adanya kontrol dari pers Militer kita tidak membunuh materhadap kekuasaan. hasiswa (setidaknya dalam India mejumlah yang sangat mang menjadi besar) sebagaimana kekuatan ekoyang dilakukan Para mahasiswa nomi baru yang tentara China. yang melawan dibunuh sebanding dengan Kita tidak bera­ China. Jalur yang ni melawan dan dilindas oleh tank ditempuh kedua “du­nia” seper­ti dengan sangat kejam. negara berbeda. yang dilakukan India menempuh Deng Xiao­ Tiananmen banjir darah jalan demokrasi ping dan kita dan pemberontakan untuk mencamemilih untuk politik pun diberangus pai pertumbuhan mene­rima sis­ ekonomi sebagai­ tem politik li­be­ tanpa ampun. mana yang ditemral. Apapun, kita puh Indonesia. Tentu te­lah menempuh saja banyak onak dan duri ja­lan yang berbeda de­ di sepanjang perjalanannya. ngan China. Dan masingTetapi, India membuktikan bahwa masing harus siap dengan konsekuen­ mereka “on the right track”. Jalan yang sinya. Kita menikmati hingar-bingar mereka tempuh adalah jalan yang bedemokrasi liberal dan belum merasanar meskipun plus minus juga banyak. kan kenikmatan kemakmuran ekonoKesenjangan kekayaan yang sangat mi, sementara China menikmati ke­ menganga menjadi fenomena yang ma­juan ekonomi yang dahsyat tetapi memprihatinkan. China berusaha tanpa kemewahan demokrasi liberal. mengatasi hal itu dengan mengontrol Mana yang benar? sistem distribusi kemakmuran melaEkonom dan filosof India pemenang lui model sosialisme yang ketat. Toh Nobel, Amartya Sen, menyebut bahwa kesenjangan tak terhindarkan. Daerah jalan yang dilewati Indonesia, dan juga utara sudah makmur tetapi sebagian India, itulah yang benar. Kebebasan di selatan masih miskin. Sampai sepolitik akan membawa kepada kemakjauh ini China masih bisa mengontrol muran ekonomi meski jalan menuju kesenjangan itu supaya tidak menjadi kesana panjang dan terjal. Dalam amunisi pemberontakan politik. Tidak bukunya “Development as Freedom” ada yang tahu sampai kapan hal ini Sen dengan tegas menjawab keraguan bisa dipertahankan. orang-orang yang sinis terhadap poli-

image:google

PTPN X Magz

kristalisasi

China terlalu besar dan luas wilayahnya. Penduduknya yang 1,3 miliar jiwa adalah seperlima dari total penduduk dunia. Satu di antara manusia yang hidup di muka bumi ini adalah orang China. Itu belum ditambah dengan diaspora China di seluruh dunia. Karena itu, eksperimen besar di China ini ditunggu dengan harapharap cemas endingnya. Kalau gagal pasti akan terjadi krisis di seluruh dunia karena imbasnya pasti merambat kemana-mana. Singapura melalui Lee Kuan Yew dianggap sudah sukses melakukan eks­perimentasi seperti yang dilakukan China. Singapura menikmati kemakmuran ekonomi tanpa memberi kebebasan politik kepada warganya. Tapi, Lee hanya berhadapan dengan empat juta kepala warga Singapura saja, sedangkan Deng harus memberi makan 1,3 miliar mulut setiap hari. Jalan yang ditempuh Lee mirip dengan Deng, tetapi skalanya amat sangat berbeda. Deng adalah jenius dan visioner. Ia memahami sejarah bisa melihat masa depan. Ia tahu korban nyawa ribuan dan jutaan serta banjir darah besar adalah sesuatu yang biasa dalam tradisi sejarah China. Karya-karya be-

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

sar dan spektakuler dalam lanskap China selalu lahir dari pengorbanan tragis ratusan ribu jiwa sebagai tumbalnya. Lihatlah bagaimana seluruh bangunan Kota Terlarang dikerjakan. Seluruh luas kota yang mencapai lima hektar dengan kamar-kamar berjumlah 9.999 yang semuanya terbuat dari batu giok berkualitas tinggi, hanya bisa dibangun dengan pengorbanan ribuan atau ratusan ribu jiwa. The Great Wall, tembok besar China-sepanjang 9.000 kilometer, sama dengan jarak Jakarta-Beijing, dengan tinggi 20 meter dan lebar 10 meter-yang melindungi negara dari serbuan asing adalah kuburan masal bagi jutaan tenaga kerja paksa yang mendirikannya. Pengorbanan besar itu menghasilkan karya besar. Deng Xiaoping memahami sejarah China dan berkehendak untuk melakukannya. China akan menjadi kekuatan ekonomi dunia nomor satu. Dan itu butuh tumbal nyawa para mahasiswa pemberontak, dan Deng dengan sadar mengorbankan mereka untuk menjadi tumbal bangsa. Kalau Tembok China dan Kota Terlarang disebut sebagai keajaiban dunia, maka kemajuan ekonomi China sekarang ini adalah keajaib­an dunia yang luar biasa yang tidak kalah ajaibnya dari Tembok Cina dan Kota Terlarang. Dan semua keajaiban itu membutuhkan tumbal. Mao Tse Tung tetap menjadi tokoh sentral dalam sejarah China modern. Dialah yang mampu menggalang dukungan luas dari seluruh rakyat untuk menghancurkan feodalisme, yang sudah berumur ribuan tahun, dan kemudian menggantikannya dengan sistem komunisme yang dengan sangat cepat memikat seluruh rakyat. Di Kota Terlarang rakyat jelata hanya bisa memandang dari kejauhan. Siapa berani masuk ke dalamnya lehernya akan dipenggal dan anak turunnya sampai sembilan generasi akan terus

menjadi pesakitan. Mao menghancurkan keyakinan itu. Dan, pada 1949, di depan pintu gerbang Kota Terlarang di bawah patung naga yang menjadi lambang kekuasaan kaisar, ia mengumumkan bahwa mulai hari itu semua orang, tidak peduli siapapun, boleh masuk Kota Terlarang. Semua orang mempunyai derajat dan hak yang sama di depan sistem baru sosialisme dan komunisme. Komunisme dengan cepat diterima di China, antara lain karena “agama” yang paling banyak dianut oleh orang China, konfusianisme dan taoisme, sama-sama tidak mengenal tuhan. Keduanya adalah seperangkat ajaran moral dan etika yang mengatur “hablun min-annas” dan tidak menyentuh “hablun min-Allah”. Tetapi yang paling mudah memikat hati rakyat adalah sistem komunalisme tanpa adanya hak pribadi terhadap apapun. Tetapi, Deng Xiaoping-lah yang dianggap paling tepat dalam menginterpretasikan gagasan komunisme dalam alam global sekarang ini. Di barat Deng diejek sebagai “Si botol” karena tubuhnya yang kecil pendek. Tetapi otaknya jauh lebih besar dari bentuk tubuhnya. Ia seorang pragmatis. Ia tidak peduli kucing itu hitam atau putih yang penting bisa menangkap tikus. Maka dimulailah era keterbukaan ekonomi dengan membuka pintu bagi investasi besar-besaran. Di jalanan Beijing dan Shanghai mobil-mobil mewah berseliweran. Di toko-toko dijual produk-produk branded asing. Barang apa saja boleh dijual di China, tetapi pabriknya harus direlokasi di China dan bekerja sama dengan pemerintah. Kebangkit­ an China lahir sebagai rennaissance baru di abad ke-20. Waktu yang akan membuktikan apakah China akan bisa menjadi kekuatan nomor satu di dunia, atau malah ambruk berantakan diterjang pemberontakan politik. 

Tetapi, Deng Xiaoping-lah yang dianggap paling tepat dalam menginterpretasikan gagasan komunisme dalam alam global sekarang ini. Di barat Deng diejek sebagai ”Si botol” karena tubuhnya yang kecil pendek. Tetapi otaknya jauh lebih besar dari bentuk tubuhnya. Ia seorang pragmatis. Ia tidak peduli kucing itu hitam atau putih yang penting bisa menangkap tikus. Maka dimulailah era keterbukaan ekonomi dengan membuka pintu bagi investasi besar-besaran.

95

PTPN X Magz volume: 11 | Edisi Liputan: Januari - Maret 2014

lori

[ lorong aspirasi ]

Redaksi PTPN X-mag menerima opini serta saran dan kritik membangun dari seluruh karyawan. Tulis opini Anda pada kertas A4 spasi 1,5 maksimal 6 halaman dan sertakan pas foto. Kirim melalui email ke [emailprotected] dan [emailprotected]. Opini yang dimuat akan mendapatkan apresiasi

Imam Zaini Ketua Serikat Pekerja Unit Kerja (SPUK) PG Djombang Baru

Tuhu Bangun, SP Ketua Umum Serikat Pekerja Perkebunan (FSPBUN) I-XIV)

Siap Ulang Keberhasilan 2010

Siap Hadapi Perubahan

Kami semua bersemangat menyambut musim giling 2014 setelah di 2013 sempat merugi. Kami ingin kembali mengulang keberhasilan pada 2010. Dengan konsolidasi yang sudah dilakukan dan bekerja penuh semangat, kami optimistis keinginan itu bisa diraih. Karmaji Ketua SPUK PG Toelangan

“Berbagai kebijakan yang dicanangkan oleh PTPN X patut diacungi jempol. Seperti penerapan kebijakan BPJS dan rencana IPO yang akan segera dilaksanakan. Ini tentu menjadi contoh yang baik bagi PTPN lainnya.Untuk Serikat Kerja sendiri, saya berpesan agar terus meningkatkan performa kinerjanya, pasalnya berbagai kebijakan yang ditorehkan akan membuat kompetensi bagi para karyawan PTPN X semakin ketat lagi.Untuk menggapai visi dan misi dari perusahaan, karyawan juga harus siap menghadapi berbagai perubahan yang terjadi”

Jalankan Terobosan Baru Ada target tahun ini bisa laba dan kami mendukung rencana General Manager untuk mencapainya. Terobosan yang dilakukan diantaranya efisiensi biaya dan disiplin karyawan. Mulai 1 Januari 2014, dilakukan apel karyawan tiap pagi dan sore untuk melatih kedisiplinan. Taufan Pamungkas Sekjen SP PTPN X

Optimistis Target Tercapai Ia berharap tahun ini PTPN X bisa mencapai sasaran laba dan RKAP. Meskipun tahun ini berat, ia yakin tahun ini akan bangkit. Keyakinannya itu didukung oleh cuaca, potensi SDM, dan program retrukturisasi juga sudah berjalan untuk mengarah ke perusahaan yang sehat. Dengan kolaborasi dari manajemen dan serikat pekerja melalui program-program yang sudah disepakati, target perusahaan akan tercapai.

Nurpito Ketua Serikat Pekerja Unit Kerja (SPUK) PG Ngadiredjo

Optimistis Giling 2014 Sukses “Meski di tahun 2013 yang lalu, anomali cuaca sempat menjadi ganjalan, namun kami optimistis, giling 2014 dapat berlangsung dengan lancar dan sesuai dengan harapan. Untuk serikat pekerja sendiri, berharap akan semakin meningkatkan iklim yang sudah bagus antara pekerja dan juga manajemen. Penataan SDM yang berkualitas juga menjadi harapan kami di tahun yang baru ini, agar kesuksessan menjadi milik PTPN X di masa giling tahun 2014 ini” Anang Mardiono Ketua Serikat Pekerja Unit Kerja(SPUK)) PG Meritjan

Menyamakan Visi dan Misi “Kami dari serikat pekerja mendukung berbagai kebijakan PG Meritjan dan manejemen dalam memasuki musim giling 2014. Yang pasti kedepan kami ingin terus menyamakan visi, misi, dan sudut pandang agar nantinya perseroan tetap maju dan sukses” foto-foto:Dery Ardiansyah

”Innalilahi wa inailahi rojiun” Turut beduka cita atas meninggalnya

Faruq Khosidin 96

Putra pertama Siska Prestiwati Wibisono (Redaktur Pelaksana PTPN X Magz) Lahir: 13 Januari 2014 - Wafat: 13 Januari 2014

Semoga Tuhan memberi tempat terbaik di antara orangorang yang beriman, dan keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan.

Kantor Pusat: PT Perkebunan Nusantara X (Persero) Jl Jembatan Merah No 3-11, Surabaya 60175 Jawa Timur, Indonesia Telepon: (031) 3523143 (hunting) Fax: (031) 3523167 http://www.ptpn10.com | email: [emailprotected]

Kantor Perwakilan: Perumahan Taman Gandaria Valley Jl Taman Gandaria Blok F/12A, Telepon/Fax: 021-7396565 Kebayoran Lama - Jakarta Selatan

Unit Gula 1. PG Watoetoelis Ds. Temu, Kec. Prambon, Sidoarjo 61262 Telepon: 031-8971007, 8972383 | Fax: 031-8970079

10.PG Ngadiredjo Ds. Jambean, Kec. Kras, Kediri 64102. Tromolpos 5 Telepon: 0354-479700 | Fax: 0354-477178

2. PG Toelangan Ds. Tulangan, Kec. Tulangan, Sidoarjo 61273 Telepon: 031-8851002 | Fax: 031-8851001

11.PG Modjopanggoong Ds. Sidorejo, Kec. Kauman, Tulungagung 66261 Telepon: 0355-321633, 324638 | Fax: 0355-327126

3. PG Kremboong Ds. Krembung, Kec. Krembung, Sidoarjo 61275 Telepon: 031-8851609, 8851315 | Fax: 031-8151661

SBU Tembakau 1. Kantor SBU Tembakau Jl. Bondowoso Km.10 Jelbuk, Jember 68102 Telepon: 0331-540181, 540666, 540639, 541111 Fax: 0331-540639, 540700 email: [emailprotected]

4. PG Gempolkrep Ds. Gempolkerep, Kec. Gedeg, Mojokerto 61302 Telepon: 0321-362111, 362114 | Fax: 0321-362414 5. PG Djombang Baru Jl. Panglima Sudirman No.1 Jombang 61417 Telepon: 0321-861311 | Fax: 0321-866373 email: [emailprotected] 6. PG Tjoekir Ds. Cukir, Kec. Diwek, Jombang 61471 Telepon: 0321-861441 | Fax: 0321-868600 7. PG Lestari Ds. Ngrombot, Kec. Patianrowo, Nganjuk 64391 Telepon: 0358-552468, 551439 | Fax: 0358-552468 8. PG Meritjan Jl. Merbabu, Ds. Mrican, Kec. Mojoroto, Kediri 64102 Telepon: 0354-771619, 773649 | Fax: 0354-773651 9. PG Pesantren Baru Jl. Mauni No. 334, Kec. Pesantren, Kediri 64131 Kotak Pos 6 | Telepon: 0354-684610 | Fax: 0354-686538 homepage: http://www.pesantrenbaru.co.cc email: [emailprotected]

2. Kebun Kertosari Jl. A Yani No. 688 Pakusari, Jember 68181 Telepon: 0331-334177 | Fax: 0331-332854 email: [emailprotected] 3. Kebun Ajong Gayasan Jl. MH Thamrin No.143 Ajung, Jember 68175 Telepon: 0331-321501, 331058 | Fax: 0331-335145 email: [emailprotected] 4. Kebun Kebonarum/Gayamprit/Wedhibirit Jl. Pemuda Selatan No. 225, Klaten 57411 Telepon: 0272-321806, 320583, 321252 Fax: 0272-322203 Unit Usaha Lain: Unit Industri Bobbin Jl. Bondowoso Km.10 Jelbuk, Jember 68102 Telepon: 0331-540205 | Fax: 0331-540407

Anak Perusahaan: PT Dasaplast Nusantara Jl Raya Pecangaan No 03 Jepara | Jawa Tengah Telepon: 0291-755210 | Fax: 0291-755205 PT Nusantara Medika Utama Kantor Direksi Jl. Hayam Wuruk No. 88, Mojokerto 61321 Telepon: 0321-328557, 390988 | Fax: 0321-395117 1. Rumah Sakit Gatoel Jl. Raden Wijaya No. 56, Mojokerto 61321 Telepon: 0321-321681, 322329 | Fax: 0321-321684 UGD: 0321-399772 2. Rumah Sakit Toeloengredjo Jl. A Yani No.25 Pare - Kediri 64212 Telepon: 0354-391047, 391145 | Fax: 0354-3392883 3. Rumah Sakit Perkebunan (RSP) Jl. Bedadung No.2 - Jember 68118 Telepon: 0331-487104, 487226 | Fax: 0331-485912 homepage: www.jember-klinik.co.id email: [emailprotected] PT energi Agro Nusantara Desa Gempolkerep, Kec. Gedeg, Kab. Mojokerto Penyertaan: PT Mitratani Dua Tujuh Jl Brawijaya 83 Mangli, Jember 68136 Telepon: 0331-422222, 488881 Fax: 0331-489456, 489457

PT. Sinar anugrah putih / cv. anugrah g e n e ra l

c o n tr a c to r

your solution partner for

&

effectiveness

efficiency achievements

Jl. Pirngadi No. XI-A, Surabaya 60174 Jawa Timur - Indonesia Tlp: +6231 5344772, +6231 5345542 Fax: +6231 5345698 email: [emailprotected]

Specialized for industries equipments & needs:

 Boiler reparation & returbing

 Procure, instalation & Overhoule steam turbine for turbine alternator,

Idf, Fdf, Bfwp, pump, gearbox, etc

 Mechanical equipments job & engineering  Ellectrical equipments job & engineering

 Control / automation equipments job & engineering  Chemical supplies & maintenance (resin DOW by USA, cleaning evaporator,

boiler, water treatment plant, waste water treatment plant, etc)

 efficiency threads for boiler & evaporators

 Inspection for boiler equipment (inner side tube, etc)

Selamat memperingati HUT ke-18 Pt. Perkebunan Nusantara X (Persero)

Selalu Sukses & Terus Berkembang Dahlan Iskan lahir 17 Agustus 1951 di Magetan, Jawa Timur dibesarkan di lingkungan pedesaan dengan serba kekurangan, akan tetapi sangat kental akan suasana religiusnya. Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai reporter surat kabar kecil di Samarinda pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang. Dahlan Iskan menjadikan Jawa Pos yang hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru. Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya. Pada 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai Menteri BUMN.

”Masak taman bagus tapi pabriknya tidak bagus. Karena pabrik tempat cari uang dan taman tempat buang uang” Dahlan Iskan

ozone

metal techno.ltd

Di Bawah Bayangan Kelud - PDF Free Download (2025)
Top Articles
Latest Posts
Recommended Articles
Article information

Author: Maia Crooks Jr

Last Updated:

Views: 5910

Rating: 4.2 / 5 (63 voted)

Reviews: 94% of readers found this page helpful

Author information

Name: Maia Crooks Jr

Birthday: 1997-09-21

Address: 93119 Joseph Street, Peggyfurt, NC 11582

Phone: +2983088926881

Job: Principal Design Liaison

Hobby: Web surfing, Skiing, role-playing games, Sketching, Polo, Sewing, Genealogy

Introduction: My name is Maia Crooks Jr, I am a homely, joyous, shiny, successful, hilarious, thoughtful, joyous person who loves writing and wants to share my knowledge and understanding with you.